CHAPTER 35

307K 38K 16.2K
                                    

APA KABAR? APAPUN KEADAANMU HARUS TETAP BERSYUKUR YA.

JANGAN INSECURE, KAMU CANTIK❤

SELAMAT MEMBACA, JANGAN LUPA COMMENT DISETIAP PARAGRAF💬

[CHAPTER 35 - RINTIHAN HATI INI]

"Ada satu hal yang lebih sulit selain memendam luka batin sendirian, yaitu menahan diri untuk tak menyapamu lagi."
Rhea Gilda Nagendra

Wajar bila saat ini, ku iri pada kalian
Yang hidup bahagia berkat suasana
Indah dalam rumah
Hal yang selalu aku bandingkan
Dengan hidupku yang kelam~

Rhea memejamkan mata menikmati alunan musik dari earphone yang terpasang ditelinganya, earphone yang ia dapatkan dari meminjam kepada salah satu perawat. Lagu milik last child berjudul diary depresiku seakan menjadi perwakilan hati Rhea.

Tanpa Rhea sadari setitik air mata jatuh dari sudut matanya karena terlalu mendalami isi lagu itu. Hatinya seperti diiris oleh pisau tak kasat mata, rasanya sangat perih dan menyakitkan.

Banyak pertanyaan diotak Rhea yang selalu berteriak meminta segera dijawab.

Kapan orang tuanya bisa menyayanginya?

Kapan ia bisa bahagia seperti kebanyakan remaja diluar sana?

Kapan Skala bisa kembali seperti dulu?

Kapan kenangan manisnya dengan Skala bisa terulang kembali?

Kapan dirinya bisa dicium dan dipeluk oleh Ayah dan Bunda?

Rhea butuh jawaban, tak masalah jika jawaban yang ia dapat akan membuat hatinya sakit. Setidaknya semua pertanyaan itu sudah terjawab dan tak terus memenuhi isi kepalanya.

Rhea selalu berharap kepada Tuhan agar sebelum ia menutup mata untuk selamanya, ia bisa merasakan semua yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Setidaknya sekejap saja saat diujung kematianpun bagi Rhea tak masalah, yang terpenting ia pernah merasakannya walau hanya beberapa detik.

Ceklek

"Eh saya kira anda sudah tertidur," kata perawat yang membuka pintu tadi.

Rhea tersenyum tipis, ia kemudian melepas earphonenya. "Suster mau ambil ini ya?" Tanyanya.

"Kalau masih dipakai tidak apa-apa kok," jawab perawat itu.

"Enggak kok sus, Rhea udah banyak denger lagu, udah puas. Ini Rhea balikin, makasih ya," ujar Rhea dengan menyodorkan earphone ditangannya kepada perawat tadi.

Perawat bernama Desma itu lalu mendekat, ia mengambil alih earphone dari tangan Rhea. "Saya ambil ya," ucapnya.

Rhea mengangguk kecil. "Makasih ya sus,"

"Iya sama-sama. Anda sebaiknya banyak-banyak beristirahat, pasien yang baru melakukan operasi itu membutuhkan banyak energi untuk memulihkan badan," jelas Desma memberitahu.

"Iya sus, nanti Rhea langsung istirahat."

Tak lama setelah interaksinya dengan Rhea, akhirnya Desma berpamitan untuk pergi. Dia harus mengecek pasien yang lain.

LEIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang