Goddess Sowon

16 3 0
                                    

Angin dingin bulan desember menerpa  wajah putihnya di jalanan soul yang licin karna salju. ia berjalan terburu ke sebuah toserba dengan jaket tebal, syal dan kupluk yang menutup hampir keseluruhan badannya. hanya sedikit bagian wajah yang tidak tertutup.

"Hey! Sowon kau pikir sudah jam berapa ini huh ? aku tidak dibayar untuk menunggu mu terlambat tau" Teriak seorang pria muda dengan rompi hijau biru di meja kasir kepada sowon yang baru saja melangkahkan kaki kedalam toserba yang sepi pengunjung itu, hanya ada dua orang yang menikmati ramen mereka di pojokan toko dekat jendela.

"Duhhh maaaafff kak heechull!!" Sowon setengah berlari menghampirinya.
"Nihhh aku bawain topokki kesukaan kakak  he-he-he"  sambil mengeluarkan sebuah plastik hitam dari tas nya "aku janji deh gak akan telat lagii, maaaff yahhh, jangan aduin ke boss yahh" Ia memohon

"Heuhh.. nyogok teruss, lain kali kau harus traktir aku lebih banyak lagi kalo telat terus" Heechul mengambil bungkusan hitam itu dari tangan Sowon

"Hehehe makasihh kak hee-chul" Sowon bergegas ke loker dan berganti pakaian yang sama dengan heechul serta mengikat rambut panjangnya ke belakang, setelahnya bergegas ke konter kasir

"Dosen Komunikasi itu pasti memperpanjang jam kelasnya lagi ya ?" tanya heechul sambil memasukan sebuah topokki panas ke mulutnya

"Iya sih, tapi gak cuma itu. di jalan tadi ada diskon kebutuhan harian, jadi aku mampir sebentar. he-he-he" 

"Hahhh, dasar cewek! yaudah lah aku pulang dulu yaa, mau ada kencan nihh. Makasih topokkinya ya!" Heechul berlalu meninggalkan sowon sendirian

"Ohh mau kencan sama mbak jepang itu yah. Ciee" Sowon membalasnya, heechul hanya tertawa dan menghilang ke ruang ganti

Itu 25 desember saat natal, dan dia harus bekerja paruh waktu untuk menghidupi kehidupannya. Shift malam kali ini toserba sangat sepi. semua orang nampak berkumpul bersama keluarga mereka di depan perapian yang nyaman. tapi ini natal ketiga yang harus dihabiskan di tempat kerja, jadi sowon telah terbiasa.

Dari kantongnya ia mengeluarkan sebuah kartu hitam dengan sebuah barcode yang diberikan terburu - buru oleh orang asing saat ia berbelanja di toko diskon tadi. orang asing itu kemudian berjalan cepat meninggalkan sowon, dan hilang diantara kerumunan orang. Tadinya sowon tak mau ambil pusing, barang - barang diskon itu mengalihkan perhatiannya. lagipula, paling itu hanya sales toko makanan yang biasa menjajakan kartu namanya di depan stasiun subway. Semakin lama sowon perhatikan ia malah semakin penasaran. kartu itu sangat glossy dan sepertinya terbuat dari bahan yang mahal, tidak mungkin sales toko kecil membuatnya. ini pasti sesuatu yang lain.

"mmm.. mbakk. haloo mbakk" belum sempat sowon berpikir lebih jauh, ia disadarkan dari lamunannya dan didepannya kini sudah ada 3 orang pelanggan yang mengantri.

ah... ini akan jadi malam yang panjang pikirnya.

toko tutup jam 2 malam, dan memang benar ini jadi malam natal yang panjang. pelanggan tak pernah berhenti datang. Sowon benar benar kewalahan. ia menyeret kakinya malas ke sebuah apartemen kecil  dekat toserba. ia membuka kunci apartemennya, merebahkan dirinya yang masih memakai jaket musim dingin dan melemparkan tasnya yang penuh dengan barang barang kebutuhan harian. lalu ia terlelap begitu saja. sepatunya bahkan belum di buka. badannya yang tinggi membuat kakinya sedikit menggantung di ujung kasur. dengan sedikit polesan make up, harusnya ia jadi model saja.

jam 4 pagi, ponselnya berbunyi, menggangu tidur berharganya. dengan enggan sowon melihat siapa yang menelpon. tidak ada nomornya. orang iseng mana lagi yang mau menerornya. ia mengangkat panggilan itu dengan kesal

"Ya!! kau pikir jam berapa sekarang ini hah!" Sowon memakinya

"T..tolong a--kuu" suara parau putus asa dari ujung telpon

"Minta tolong lah ke orang lain!" makinya dan menutup telponnya, lega karna dia tak harus berurusan dengan masalah orang lain dan dapat melanjutkan tidurnya yang terganggu. sebelum tidur ia mematikan ponselnya.

Pagi menyinsing, sedikit cahaya matahari menerobos ke dalam kamar sowon dan membuatnya terbangun, ia melihat jam, hari ini semua orang cuti, begitu juga perkuliahan, ia hanya perlu bekerja nanti sore. Pekerjaannya tak mengenal cuti. tetapi telpon dari orang asing semalam mengganggu pikirannya. Ia duduk di ujung kasur, mencoba mengumpulkan nyawa, dan memaksa dirinya kekamar mandi, membersihkan dirinya dan membuat tubuhnya merasa segar. Dengan handuk terlilit di kepala, ia menyalakan ponselnya kembali, tidak ada panggilan lain, jadi yang semalam itu memang salah sambung pikirnya. tapi apa yang terjadi padanya sehingga ia minta tolong. Itu suara laki laki paruh baya. apa benar ingin minta tolong, atau hanya seorang pria tua mesum yang menelpon random ke nomor wanita di seoul. pikiran pikiran itu mengganggu sowon, ia mencoba tidak overthink pada masalah ini, mendudukan badannya di meja makan dan membuka kotak susu yang hampir kadaluarsa.

Ah... susu dingin di pagi hari yang melengkapi dinginnya kehidupan.

Di meja makan tergeletak kartu yang hampir dilupakan sowon

"Sejak kapan ini ada disini. hmm" sowon kembali tertarik ke kartu hitam glossy tersebut, tergoda untuk memindai barcode nya.

Ia mengambil ponselnya di atas kasur dan memindai barcode tersebut. lalu dari ponselnya keluar sebuah tautan menuju file game. Dengan penasaran sowon mengunduh game tersebut, dan terinstall. Ia membuka gamenya, dan terbuka. hanya sebuah layar putih dan panel yang tampak sangat smooth. tentu ini bukan game kacangan, tapi mengapa tidak ada di playstore, pikir sowon.

"Apakah kamu siap untuk sebuah petualangan yang menakjubkan ?" pop up itu muncul bersama pilihan Ya atau Tidak

"Tentu saja Ya!" sambil merebahkan dirinya ketempat tidur lagi

"Siapa nama mu" muncul kembali sebuah pop up kali ini bersama bar yang diperuntukan untuk nama selama bermain game

"Hmmm.. Goddess Sowon" ketiknya

"Hai! goddess sowon. Siap untuk berpetualang mengalahkan unsur jahat misterius ?" muncul kembali pop up masih dengan musik yang sama namun backgroundnya berbeda, kali ini hitam glossy seperti kartu barcode tadi.

"Tentu saja" Tanpa curiga ia menekan pilihan Ya yang tombolnya berwarna merah

Seketika itu juga lampu di kamar sowon mati dan ponselnya hanya menunjukan layar putih

"Ah apartemen butut ini kenapa lagi sih!"

Tak lama, tiba - tiba sowon sekarang berada terduduk di sebuah trotoar kota yang mirip Seoul tapi sepi tak ada orang. Sowon hanya tecengang dan berkeringat dingin tidak memercayai penglihatannya. terlebih lagi ini tidak bersalju. dan di lengannya tertulis sebuah tulisan hitam

"Goddess Sowon"

378 CARNIVALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang