Sudah dua lantai Sowon periksa setiap kamarnya tetapi hasilnya nihil. mengingat ada monster bergelantungan di langit langit setiap kamar membuatnya merinding. lampu - lampu kamar apartemen itu hanya seterang lampu lima watt, sangat remang untuk mencari sebuah kunci. Sowon mencari dengan asal. membuka laci - laci dan lemari. Kakinya pegal harus berlari menaiki anak tangga, terlebih gaunnya membuat ia tak bisa bergerak bebas. Ia merobek sebagian roknya, tapi gaun itu kembali seperti semula. Jadi ia hanya harus menerimanya. lantai 3 pun nihil, Ia beranjak ke lantai 4 menaiki anak tangga dengan diterangi lampu remang.
Sementara itu Yerin telah memeriksa satu apartemen dan hasilnya nihil, yang berarti kuncinya ada di apartemen yang satunya lagi. Ia terburu buru setelah melihat jam yang ia bawa, hanya tinggal 30 menit tersisa dan itu adalah lantai terakhir pada apartemen kedua. Iya melihat sebuah kotak kayu aneh di ujung lorong dan benar saja, itu adalah kunci yang ia cari, warnanya merah delima dan berkilauan. Ia yakin itu pasti kuncinya.
Sowon akhirnya menemukan kunci yang dicari, di lantai 6. Kunci itu berada di dalam laci tempat tidur dan disimpan dalam sebuah kotak kayu dengan ukiran - ukiran aneh. Warna kunci yang ia temukan berbeda dengan yang Yerin temukan, warnanya hijau lumut tetapi sama berkilauannya dengan yang di temukan oleh Yerin. Ia bergegas menuruni tangga, sampai diambang pintu apartemen sirine yang sebelumnya berbunyi, Sowon paham betul yang akan terjadi dan berlari mempertaruhkan hidupnya. Dibelakangnya monster - monster keluar dengan kasar lewat pintu - pintu apartemen. Mengejar Sowon yang berlari ketakutan. Sial bagi Sowon, rok gaunnya membuatnya tersandung, ia tersungkur di aspal yang basah, derap cakar monster kian mendekat dan sekarang berada di depannya. Mulut lebar bergigi tajam dan penuh lendir itu siap menerkam Sowon. Tak ada lagi yang bisa menolongnya.
"Aaaaa!!!!!" Sowon berteriak, seketika sebuah cahaya menyilaukan memenuhi kota.
Sowon menutup matanya, tapi mendengar jerit monster yang Ia tahu berada di dekatnya. Badannya menggigil dan berkeringat. Sebuah sentuhan tangan mengaggetkannya.
"Hey! Kau tidak apa - apa ?" Itu Yerin, berlari ke arah Sowon
"Monster itu akan menerkamku!!" Sowon memeluk Yerin dan menangis.
"Tenanglah, sudah tidak apa - apa. Monster - monster itu entah kenapa berubah menjadi debu saat cahaya menyilaukan tadi datang" Yerin menenangkan Sowon
"Sekarang bangunlah, kita tidak punya banyak waktu lagi" Lanjutnya menunjuk hologram waktu diatas langit menunjukan sisa waktu 15 menit lagi.
Mereka kini bergegas mencoba setiap pintu yang mengelilingi kota itu. Sampai akhirnya bertemu kembali di persimpangan jalan dengan nafas terengah
"Semua kunci itu dapat masuk dan cocok, tapi tidak ada yang terbuka" Sowon
"Sial!!! waktu kita tinggal 5 menit lagi. ayolahhh berpikir lah yerin berpikir" Yerin panik melihat hologram waktu yang terus berjalan
"Pasti ada yang terlewat oleh kita" Sowon
"Ya! tapi apa" Yerin tak bisa berpikir rasional lagi
"Ingat petunjuk yang kau dapat itu ? coba baca lagi intruksinya, kau membawanya kan ?" Sowon
Yerin memeriksa kantung baju dan celananya dengan tergesa. Akhirnya sebuah kartu hitam glossy itu muncul.
Cari dua kunci, dan buka bersamaan
"Nah!! itu dia, kita harus buka bersamaan, saat aku tergesa memasukan kunci tadi, aku tak sengaja mengelupas lumut yang menutup pinggiran lubang kunci, dan tiap lubang kunci itu punya warna yang berbeda" Sowon
"Jadi maksudmu, kita harus menyesuaikan warnanya dan membuka kuncinya bersamaan. Iya kan ?" Yerin
"Tepat sekali!" Sowon
"Yes! kalo gitu tunggu apa lagi" Yerin
"Eh sebentar, kita harus bawa tenda ajaibnya, kita pasti akan membutuhkannya" Sowon
"APA KAU GILAA!! Waktu kita tinggal 3 menit lagi" Yerin menunjuk hologram waktu
"Tenang saja, aku pasti sempat pintu hijau tepat di belakang apartemen tempat kita bermalam" Sowon menyakinkan Yerin
"Yasudah, tapi kau harus paksa kakimu itu berlari secepat mungkin. Angkat gaun bodoh mu itu dan lari lah!" Yerin langsung berlari bergegas, ia harus melihat lima pintu yang tadi ia coba buka, warna merah ada diantaranya karna tidak ada di bagian Sowon.
Sowon juga berlari cepat, mengangkat gaunnya seperti intruksi Yerin. Betis dan pahanya nyeri karna harus berlarian sedari 2 jam yang lalu. Ia bisa merasakan berat badannya turun. Coklat dan roti yang ia makan di tenda tadi sudah di cerna sepenuhnya. Akhirnya dengan susah payah ia sampai di atas apartemen. Mengemas tenda ajaib itu dengan asal. Ia melirik ke hologram waktu, tinggal 50 detik lagi, Ia memaksa kalinya untuk berlari lagi menuruni tangga, tak lama terdengar gema teriakan Yerin.
"KETEMUU!!! CEPATLAHH"
"AKU SEBENTAR LAGI SAMPAI!!" Sahut Sowon yang kini hanya tinggal 50 meter dari gerbang.
"BAIKLAHH, AKU SUDAH MEMASUKAN KUNCINYA" Lanjut sowon
"3" Yerin mulai menghitung mundur
"2" Sowon menyahut
"1" Mereka bersamaan memutar lubang kuncinya
Terdengar suara musik komidi putar yang menyenangkan, waktu hologram berhenti di angka 10 detik. terlihat cahaya menembus celah apartemen di perempatan tempat Yerin dan Sowon terjatuh. Mereka berdua melihatnya.
"APA ITU ?!!" Teriak Sowon
"ENTAHLAH, TAPI TERLIHAT SEPERTI JALAN KELUAR, CEPATTT LARI!! Yerin berteriak menginstruksikan Sowon untuk menghampiri sumber cahaya.
Sekali lagi Sowon berlari memaksa kakinya. Itu adalah marathon paling melelahkan dalam hidupnya. Ia akhirnya bertemu Yerin yang terpaku di perempatan jalan. Matanya menatap ujung cahaya. Seperti terhipnotis. Sebuah pintu akhirnya terbuka, di sana tampak seperti sebuah taman dan hutan pinus dengan cahaya matahari cerah. Satu - satunya yang janggal adalah ada seseorang menunggu mereka disana, seorang gadis berambut hitam dengan poni dan senyum yang lebar memamerkan gigi putihnya yang rapih, berdiri mematung menggendong sebuah telur pink pastel besar. Ia melambai, dan mengatakan sesuatu yang tak terdengar oleh Sowon dan Yerin.
" Hey! Yerin, apa kau akan terus mematung disana" Sowon meneriaki Yerin. Ia menarik tangan Yerin dan menyuruhnya bergegas
Raut wajah gadis di ujung jalan itu berubah panik, lambaiannya kini makin cepat disertai hentakan kaki, ia melihat ke arah lain. Ia masi meneriakan sesuat tapi masih terdengar samar, hingga Sowon dan Yerin hanya tinggal 50 meter lagi dari pintu yang terbuka itu.
"CEPATLAHH! PINTUNYA DITUTUP 5 DETIK LAGI!!!" ternyata sedari tadi gadis itu melihat ke arah timer di samping pintu. Jarinya menunjuk ke arah itu.
Mendengar itu, Sowon dan yerin berlari sekuat tenaga dan menghempaskan tubuh mereka ketika berada di ambang pintu. Mereka terjatuh di atas rumput yang nyaman dan tak lama pintu di belakang mereka menutup dengan kasar.
"Fiuhh, kalian berhasil melakukannya. Selamat!! dan perkenalkan Aku Yuju!"
KAMU SEDANG MEMBACA
378 CARNIVAL
Fanfictionenam gadis dari seluruh penjuru korea dipilih untuk menerima undangan tantangan memainkan sebuah game misterius. mereka tersedot kesebuah realitas alternatif yang kacau. tersedot ke dunia yang aneh membuat mereka juga memiliki berbagai kekuatan yang...