Bab 1: What's Going On Here?

661 70 22
                                    

Aku melihatmu tertunduk dibawah pohon, berpelita sinar bulan ditengah malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku melihatmu tertunduk dibawah pohon, berpelita sinar bulan ditengah malam. Entah kenapa aku ikut menunggu seseorang yang akan menghampirimu, padahal nihil. Kamu sendirian.

Tepat jam setengah 12 malam Jaemin baru pulang dari tempat kerjanya, kebetulan Jaemin adalah seorang koki disalah satu restaurant western. Ia mencoba untuk menahan kantuk yang sudah datang, hari ini pelanggan melebihi target harian.

Bisa saja dirinya memesan ojek online, tapi udara malam sangat memancing adrenalinnya, atau mungkin lebih tepat disebut sebagai bucin, karna selalu menggunakan hoodie pemberian pacarnya. Jeon Heejin.

Sebelum pulang menuju apartement, Jaemin memutuskan untuk membeli segelas coffe americano di coffeshop milik temannya. Lagi pula juga jaraknya tidak terlalu jauh dari apartement.

"Junnnnn....Renjun, coffe kek biasa ye," pekik Jaemin memasuki coffeshop.

"Lama amat lu, hampir aja gua tidur disini," sahutnya dari balik ruangan.

Jaemin hanya terkekeh menaruh tasnya diatas meja, lalu mengabari Heejin melalui chat. Ia hanya senang menggoda Heejin saat bekerja, gadis itu terlalu sibuk dengan dunianya sendiri sampai lupa memiliki pacar.

Entah pagi, siang, sore, bahkan subuh, Heejin tipe pekerja keras yang sering mengabaikan kesehatannya.

"Keknya lo emang lebih cocok buat jadi pemilik coffeshop deh, kerjaanya nyuruh doang bantu kaga," ucap Renjun membawa coffe pesanan Jaemin.

"Kan perhitungan kan, temen kok gitu.."

Ingin saja ia menabok manusia yang tidak tau diri didepannya, sudah dibuatkan malah tidak terimakasih.

"Jeno mana? Ga balik bareng?" Tanya Renjun menarik kursi.

Hanya dijawab gelengan oleh Jaemin, susah memang kalau sudah mengajak manusia bucin bicara.

Mau tidak mau Renjun menarik hp Jaemin dan menaruhnya diatas meja. "Kalo orang ngomong tuh didengerin, hp mulu kerjaan lo," omelnya.

"Ya mana gue tau Renjun jelekk. Dia itu bos besar, gue cuma kang masak. Biarpun satu resto tetep beda kasta lah."

Jaemin menyeduh coffe didepannya. Coffe buatan Renjun memang tidak ada bandingannya, sesuai dengan selera.

Melihat waktu yang semakin larut Jaemin dengan cepat menghabiskan minumnya dan beranjak pergi, tanpa salam.

Kebiasaan buruk Jaemin adalah hanya bersikap baik pada pacarnya, yang lain cukup mendapatkan ampas.

Harusnya tadi Jaemin memesan coffe lebih, satu saja ternyata tidak cukup untuk membuat matanya terjaga.

Samar-samar ia melihat ada seorang perempuan disebrang jalan, tepat didepan gedung apartement. Entah siapa yang ditunggunya, tapi orang itu terlalu mencolok melihat situasi yang sudah gelap.

Moonlight 🌒 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang