1.prolog

18 9 11
                                    


#Thn 2005





"Hiks.. Hiks.. Gimana ini Ren? "

"Tenang jangan takut. Ada aku, aku pasti bakal tanggung jawab" Ucap Rendy berusaha menenagkan.

"Aku takut Ren.. Hiks. Mama pasti kecewa sama aku hiks..." Suara tangis Nina makin menjadi.

Randy yang melihat Nina menangis tanpa henti hanya bisa memeluk dan berusaha menenangknnya. Menghapus setiap titik air mata yang jatuh di pipi cabi milik Nina.

Rendy merasa kecewa pada dirinya sendiri karna telah menyakiti dan menghancurkan masa depan orang yang ia sayang. Ia malu karna telah berbuat kesalahan terhadap Nina.

Layaknya nasi yang telah menjadi bubur waktu tak dapat diputar mundur. Semuanya sedah terjadi, bagaimanapun ia harus bertanggung jawab atas apa yang telah ia perbuat.

Malam pukul 21:05 Nina mengajak Randy bertemu di taman yang ada didekat rumah Nina untuk mengatakan bahwa ia hamil.
Padahal mereka masih baru duduk di bangku SMP kelas 3 dan usia Nina baru 15 tahun sedangkan Randy satu tahun lebih tua darinya, tapi mereka sudah membuat kesalahan yang fatal.

Nina dan Randy memang sudah berpacaran sejak kelas 1 semester 2 meskipun begitu mereka tidak pernah melakukan hal - hal negatif. Namun takdir tidak ada yang tau bagaimana hal buruk bisa menimpa seseorang.

Malam itu Randy mabuk berat karna sedang banyak masalah, padahal Randy bukanlah tipekal cowok pemabuk apalagi perokok. Randy menceritakan masalahnya kepada Nina dirumahnya sambil mabuk, waktu itu rumah Randy memang sepi tidak ada siapa - siapa jadi ia bebas membawa teman atau pecar kerumah. Tidak disangka malah terjadi kecelakaan dan menimbulkan kehancuran untuk masa depan mereka.

Kenina Anastasya. gadis pintar, cantik dan baik. Harus menanggung akibat dari kesalahan yang terjadi tanpa sengaja. Bagaimana caranya mengatakan pada mamanya? Jangankan bicara menatapnya saja mungkin ia tidak akan sanggup.

Nina tidak bisa membayangkan bagaimana ia akan menghadapi semesta nantinya. Bagaimana ia akan melanjutkan pendidikan dan hidupnya nanti setelah hancur seperti ini. Ia merasa rendah dan hina, ia ingin melanjutkan hidupnya layaknya remaja lainnya namun ia juga tidak ingin membunuh bayinya.

"Aku akan bicara sama Papa, untuk menikahimu. Kamu bisa tetep sekolah  home schooling" Ucap Randy seraya mengelus pundak Nina.

***

"Sayang, kamu dari mana aja? Mama khawatir sama kamu nak" Suara Lisa membangunkan Nina dari lamunannya.

Nina berjalan gontai menghampiri mamanya. Ia langsung memeluk Lisa dan menangis sejadi - jadinya, ia ingin mengatakan segalanya pada mamanya namun ia takut akan menghancurkan hati mamanya.

Seolah waktu berhenti seketika. ingin memutar waktu, namun sekalipun waktu kembali apakah takdir akan berubah?

Lisa bingung melihat putri semata wayangnya menangis dalam pelukannya. Setahunya putrinya itu kuat dan tegar sebesar apapun masalah yang menimpanya, Nina tidak mudah terguncang apalagi menangis.

"Ada apa sayang? Apa ada masalah? Atau kamu terluka? Bicara sama mama!" Ucapnya seraya menghapus air mata putrinya.

"Hiks.. Ma... " Suara Nina bergetar ia ingin bilang tapi ia tidak bisa seolah lidahnya kaku tak dapat digerakkan.

"Ada apa sayang? "

Lisa menatap purinya dan menggengam tanganya untuk memberi kekuatan pada purinya. Melihat Nina menangis hati Lisa teriris ia tidak bisa melihat air mata putrinya yang berharga jatuh begitu saja dihadapannya.

"Hiks.. Aku... " Nina berusaha mengumpulkan keberanian untuk melanjutkan kalimatnya.

"Aku.. "

"Hamil... Hiks...."

Bagai tersambar petir di siang bolong, mata Lisa membulat sempurna menatap tidak percaya pada satu - satunya putri yang ia miliki. begitu mendengar perkataan putrinya Lisa langsung terduduk lemas di lantai dengan mata yang mulai berkaca - kaca.

Ia berusaha tidak mempercayai ucapan putrinya namun ia tau bahwa putrinya tidak suka bercanda apalagi tentang hal seperti ini.

Sekarang Lisa tau alasan kenapa akhir - akhir ini Nina sering melamun dan murung.

Air mata Lisa jatuh begitu saja. Ia tidak bisa menerima kenyataan bahwa putrinya yang masih berusia 15 tahun itu hamil diluar nikah. Ia tidak ingin kehidupan masa depan putrinya hancur sepertinya. Nina adalah satu - satunya harapan yang ia miliki. Ia tidak ingin putrinya merasakan penderitaan sepertinya.

Lisa dulu juga hamil disaat masih sekolah waktu itu ia masih SMA. Karna ditentang oleh keluarga pacarnya akhirnya Lisa melahirkan dan membesarkan putrinya seorang diri. Ia merasa beruntung karna ibunya mau memaafkan kesalahannya dan tetap mendukungnya agar tetap tegar.

Lisa berusaha menutupi masa lalunya dari putrinya. Dan berkata bahwa ayahnya telah meninggal saat Nina masih dalam kandungan.

Ia benar - benar tidak menyangka bahwa putrinya mengalami hal yang sama sepertinya. Iya takut masa depan putrinya akan hancur. Bagaimana Nina akan menjalani hidupnya sedangkan usianya masih terlalu dini untuk hamil.

Kini Lisa tau apa yang dirasakan ibunya dulu. Kini ia benar - benar mengerti bagaimana beratnya menjadi seorang ibu.

Lisa menghampiri Nina yang masih berdiri sambil menangis. Lisa memeluk putrinya dan mengelus lembut kepala putrinya tanpa berkata apa - apa. Kini mereka sama - sama menangis dalam pelukan masing - masing.

Lisa tau ia harus menguatkan putrinya layaknya ibunya menguatkannya dulu. Ia tidak bisa menyalahkan siapa - siapa atas apa yang terjadi ia tau pasti semua terjadi karna kecelakaan. Dan semua yang terjadi adalah rencana sang pencipta.


Ini ceritanya gimana sih??

Judulnya apa ceritanya apa?

Udah baca aja dulu ya.. Mungkin ceritanya bakal maju mundur cantik dan bikin pusing tujuh keliling buat memahami ceritanya..

Angep aja tantangan buat bacanya karna ceritanya penuh tantangan untuk memahami keruetan dalam cerita
Enjoying reading..

Jangan lupa follow dan vote karena hukumnya wajib dan komen hukumnya sunah.. Oke

Kharisma si Trouble Maker Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang