Tamu Kematian

Teror Kamar Mandi bag-1

Nara langsung menyudahi kencingnya. Dia tidak peduli dengan najis yang mengenai sarungnya. Pikirnya hanya satu, bagaimana caranya agar dia berhasil selamat dari teror Kuntilanak yang baru saja ditemuinya.

"Mau kemana anak ganteng? Hik hik ..."

Nara berusaha untuk membuka pintu kamar mandi dengan sekuat tenaga,

Sialan! Kuntilanak itu memang benar-benar menyukaiku. Tak ada cara lain selain terus menghindarinya. Kata bapak, jika menemukan Kuntilanak, cara terbaik adalah menghindarinya. Karena, jika sudah terkenal wajah dan baunya, maka akan terus menerus mendapatkan teror yang kurang menyenangkan dari sosok wanita jelek itu!

Nara menutup rapat-rapat kamar mandi itu. Dia menghela nafas sebentar. Di dalam hati Nara, dia sempatkan membaca surat An-Nas, Al-Falaq dan Al-Ikhlas lalu dilanjut dengan membaca Ayat Kursi dan beberapa ayat suci Al-Qur'an lainnya.

Namun Nara penasaran, apakah Kuntilanak itu masih ada? Apakah dia memang menempati di kamar mandi? Apakah masih ada? Apakah dia masih menunggunya dari dalam kamar mandi?
Pikiran Nara kacau ...
Semakin penasaran, Nara semakin takut ...
Dia ingin sekali mengusirnya tapi ...
Nyalinya belum siap,
Nara hanya bisa menutup matanya. Dia tak mau kejadian ini berulang-ulang dan terus menghantuinya selama masuk pesantren.

Aku yakin! Jika aku berhasil mengusirnya, mungkin semua sosok di sini tidak akan mengganggu. Tapi bagaimana caranya? Apakah Kuntilanak itu masih ada di kamar mandi?

Nara pun mengintip dari atas lubang kamar mandi yang kebetulan ada rongga yang memuat satu tangan seukurannya. Keringat dingin dan pikiran kacaunya membaca situasi yang sedang dia hadapi sekarang.

"Alhamdulillah udah gak-!"
"Nyari apa ganteng, hik hik hik ... "

Nara terkejut dengan kemunculan Kuntilanak berwajah hancur. Kedua matanya berlubang, mulutnya mirip seperti kemaluan wanita, rambutnya berantakan dan baunya lebih busuk dari mayat manapun.

Kuntilanak itu, memang menyukai Nara!