Jangan Ghibahin Setan!

138 9 0
                                    

Nara terjatuh ketika mendapati sosok itu muncul tepat di hadapannya. Kedua tangannya menyentuh kaki tepat di bagian belakangnya,

"Kamu sedang apa, Nara?"
Tanya Kang Ilyas

"Ka-kang?"
Tanya Nara

"Ada apa?"
Tanya Kang Ilyas

"Ada Kuntilanak, kang!"
Jelas Nara

Kang Ilyas mencoba untuk meyakinkan kepada Nara agar tidak terjerumus kepada seluruh sosok yang berada di ruang lingkup pesantrennya.

"Kamu tahu apa yang ada di dalam kamar mandi?"
Tanya Kang Ilyas

"Tahu, kang."

Kang Ilyas membangkitkan tubuh Nara yang masih tergeletak di depan kamar mandi. Lantunan bacaan Al-Qur'an dibisikkan tepat di telinga Nara.

"Coba kamu tutup mata sebentar,"
Ucap Kang Ilyas

Nara menutup matanya. Ada rasa takut dan hawa merinding yang tumbuh begitu saja semenjak Kang Ilyas membacakan salah satu surat dalam Al-Qur'an yang belum ia ketahui bacaannya.

"Sekarang bukalah!"
Ucap Kang Ilyas

Nara membuka kedua matanya secara perlahan. Perlahan dan perlahan .....

"Arghhh! Apa itu, Kang?"
Tanya Nara

"Itu adalah sosok yang menemanimu kemanapun kamu akan pergi. Sosok ini adalah bawaan dari orang tuamu dulu. Kamu percaya kan bahwa setiap orang memiliki teman ghaib? "
Tanya Kang Ilyas

Nara hanya mengangguk.

"Sosok ini memang agak mengganggu. Tapi tenang saja. Dia tidak akan menyakitimu kecuali jika kamu mau ... "
Ucap Kang Ilyas

"Jika aku mau? Maksudnya, Kang? "
Tanya Nara

"Kamu akan menemukannya sendiri."

Kang Ilyas membangunkan Nara. Sosok itu membawa lilin dengan kepalanya yang selalu menunduk ke bawah dan di tutupi oleh tudung. Seperti orang yang memberikan pesan kematian. Disebut juga dengan "Lelayu"

-
-
-

Subuh menggema. Saatnya para santri terbangun untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah. Kondisi tubuh Nara sedang tidak baik. Mungkin dia masih terkejut dengan dua sosok yang baru saja ia temui nya tadi malam.

"Nara, ayo bangun ...."
Ucap Kang Ilyas

"Kang, sosok itu mana?"
Tanya Nara

"Udah kamu jangan pikirin. Itu mungkin terakhir kalinya dia akan menampakkan diri. Sisanya lewat bisikan."
Jelas Kang Ilyas

Nara memaksakan diri untuk bangun dari tidurnya. Tubuhnya yang sedikit meriang harus ia tekan dan paksa demi sholat subuh berjamaah. Namanya juga santri. Harus bisa melawan hawa nafsu walaupun itu sangat sulit.

Selesai sholat, Nara bergabung dengan teman-temannya yang lain. Dia adalah Oci dan Iki. Keduanya merupakan berasal dari Jawa Tengah.

"Aku bengi ngimpi ora penak!"
(Aku semalam mimpi tidak enak!)
Jelas Iki

"Ngimpi opo kowe?"
(Mimpi apa kamu?)
Tanya Oci

"Aku ngimpi lagi adus nang kolah. Terus aku dipeluk sing buri maring Kuntilanak!"
(Aku bermimpi lagi mandi di kamar mandi. Terus aku dipeluk dari belakang sama Kuntilanak!)
Jelas Iki

"Hish, kok iso?"
(Hish, kok bisa?)
Tanya Oci

Nara hanya menyimak obrolan mereka berdua. Tak ada rasa takut sama sekali dalam diri Nara setelah mendengar cerita mimpi seram dari Iki.

"Nar, kowe weruh Kuntilanak?"
(Nar, kamu tahu Kuntilanak?)
Tanya Iki

Nara terkejut ketika dirinya ditarik dalam pembahasan mengenai Kuntilanak oleh Iki dan Oci

"Kenapa emang?"
Tanya Nara

"Ada yang bilang, kalau Kuntilanak suka sama seseorang, maka dia akan terus mengejarnya sampai kemanapun ia pergi. Mungkin salah satu dari kita ada yang disukai Kuntilanak itu!"
Ucap Iki

"Hah? Kowe waras? Masa aku didemeni maring Kuntilanak!"
(Hah? Kamu sehat? Masa aku disukai sama Kuntilanak!)"
Jelas Oci

"Sapa sing ngomongi kowe, bendul!"
(Siapa yang bicarakan kamu, bendul!)
Ucap Iki

"Lah mau sih opo?"
(Lah tadi sih apa?)
Tanya Oci

"Maksudku, bisa aja salah satu diantara kita. Entah aku atau Nara atau siapapun penghuni pondok ini ada yang disukai oleh Kuntilanak!"
Jelas Iki

Padahal masih waktu subuh, tapi kenapa Nara masih merasakan hawa merinding yang sama ketik ia mendapati Kuntilanak di kamar mandi.

Nara mempertajam penglihatannya ke arah Iki dan Oci. Keduanya sedang membicarakan Kuntilanak secara terang-terangan di tempat yang seharusnya tidak membicarakan hal-hal seperti itu.

"Jadi salah siapa? "
Tanya Iki

"Kamulah! Kan kamu yang mulai!"
Ucap Oci

Nara menutup matanya di hadapan Iki dan Oci. Tentu saja tingkah Nara ini membuat Iki dan Oci bertanya-tanya.

"Kowe nopo, nar? "
(Kamu kenapa, nar?)
Tanya Iki

"Ki, kok aku merinding yo?"
Tanya Oci

"Teman kamu boleh aku bawa pulang gak, Nara? Hik hik hik .... "

Suara itu terdengar jelas di telinga Nara dari arah depan. Nara memberanikan diri membuka matanya,

"Nar, kowe nopo?"
(Nar, kamu kenapa?)
Tanya Oci

Sosok itu sudah berada di belakang Oci dan Iki. Kedua tangannya siap mencakar telinga dan wajah Oci dan Iki,

"Boleh ya Aku cakar telinga dan wajahnya? Hik hik hik ...."

"JANGAAANNNNN! "
Teriak Nara

Bruk!

Iki dan Oci terseret oleh sesuatu dari belakang tubuhnya. Tiba-tiba, hidung Iki mimisan dan pingsan di tempat.

"Kiiii!"
Teriak Oci

"JANGAN! JANGAN! JANGAN CELANA SEMUA TEMAN-TEMANKU! "
Teriak Nara

"Nar, ada apa?"
Tanya Oci

"Teman-temanmu telah membicarakanku dari belakang! Dan ini akibatnya!"

Sosok itu memberikan peringatan kepada Nara untuk tidak membicarakan sosok itu dari belakang.

Nara pingsan seketika setelah sosok itu menghilang bersamaan dengan tawaan yang mengerikan!




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tamu KematianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang