"Keysha" panggil seseorang dengan terengah-engah. Seperti sedang dikejar sesuatu. "Ada apa?" jawab ku dengan tampak bingung. "Ada masalah, maskara. Maskara yang kita kirimkan inggridientsnya salah tulis" jawabnya agak ketakutan karena maskara itu akan dipasarkan esok hari. "Apa? Lalu bagaimana ini?"
Yah beginilah, pekerjaan ku. Bekerja disalah satu tempat kosmetik ternama di kota ini. "Maydelin" toko ini merupakan toko kosmetik terbesar dalam kota ini. Kami membuat berbagai macam kosmetik, seperti; maskara, lipstik, foundation, bedak padat, bedak tabur, eyeliner, dan banyak lagi kami produksi. Aku berada di tim pembuat maskara. Maskara yang kami buat biasanya dua kali selama satu tahun atau bisa saja tidak ada sama sekali.
Tahun ini, setelah aku berada di tahun kedua ku kerja di bagian tim ini. Aku sudah memberikan resep untuk membuat maskara yang tahan air selama 24 jam sekaligus penghapus maskara tersebut. Yah ketika membuat maskara anti air harusnya disertai dengan pembuatan penghapus maskara agar lebih cepat dan tidak belepotan ataupun membuat terasa berat jika sudah dipakai.
Ini sudah ku persiapkan selama hampir satu tahun penuh untuk pembuatannya. Tapi di hari ini, maskara yang ingin kuciptakan salah tulis dalam inggridients yang ada disampul. Ini masalah besar, apalagi besok akan kita pasarkan di Maal-maal. tidak akan ada waktu untuk cetak ulang.
"Ada apa ini, kenapa ribut-ribut pagi-pagi" Pak Semi datang mendekati kami. Yah, dia ketua tim kami. Dan dia lebih tua dua tahun dariku. Aku memilih masuk di tim ini karena dia. Yah, aku menyukainya sejak dulu hingga saat ini. Kami sangat akrab jika ada kesalahan dia akan selalu membantuku. Seperti pagi ini. "Anu pak, maskara yang kita buat dan akan dipasarkan besok. Inggridientsnya salah tulis, bagaimana ini pak. kita juga tidak bisa mengundur pemasaran yang akan kita lakukan" Kata mba Dita seniorku satu tahun di tim ini.
"Hmm. Mungkin kalian bisa menempelkan stiker pada produk-produk tersebut." Kata Pak Semi dengan lembut. "Wah Pak, kita punya jenis produk sebanyak seribu pcs. Mana bisa kita memasangnya dalam waktu semalaman" Kata mba Dita lagi dengan nada pasrah.
Salah satu junior kami yang ternyata dari tadi mendengar percakapan kami juga ikut menyahut. "Aku bisa melakukannya mba!" Katanya dengan percaya diri, dan entah sejak kapan dia berdiri disana. Namanya Rasya dia tahun pertama disini, meskipun masih baru dia cukup cepat untuk belajar. Dia juga selalu membantu urusanku jika ada kesalahan. Lebih tepatnya, seperti saat ini.
"Oh baiklah Rasya, karena kamu mengatakan bisa melakukannya. Kamu bisa ke gudang sekarang. Mereka sudah membawa semuanya di gudang." Kata mba Dita lagi. "Saya akan memanggilkan pekerja paruh waktu, siapa tau ada yang bisa membantu mu" Kata Pak Semi kemudian. "Aku akan pergi ke gudang membantumu selepas pekerjaan ku selesai." Tambahku karena merasa bersalah tidak bisa membantunya dari awal. Padahal ini produk pertama yang akan aku keluarkan. "Baik mba, saya ambil beberapa perlengkapan dulu di loker" Tambahnya dan langsung pergi meninggalkan kami untuk bersiap-siap. Kamipun juga langsung kearah tempat duduk masing-masing dan berusaha menyelesaikan pekerjaan kami secepat mungkin.
Aku melihat Rasya ke mejanya sebentar untuk mengambil sesuatu. Mungkin ada pekerjaan lain yang harus juga dia selesaikan. Lalu Pak Semi berbicara padanya "Rasya, akan ada tiga orang pekerja paruh waktu yang akan membantu mu menempelkan stiker-stiker itu. Tapi dia hanya bisa sampai jam 5 sore. Selain mereka bertiga tidak ada yang bisa. Aku harap pekerjaan itu bisa selesai di jam 5 sore" Ah aku tidak yakin kalau mereka bisa menyelesaikan seribu pcs itu. Paling tidak mereka akan menyelesaikan setengahnya, jika cekatan mungkin bisa menyelesaikan sekitar 700an pcs. "Baik Pak, terima kasih atas bantuan mencarikan pekerja paruh waktunya." Kata Rasya lalu tersenyum dengan tulus. Lalu ia berbicara padaku "Mba tidak usah khawatir, saya akan menyelesaikanny di jam 5 sore bersama para pekerja paruh waktu. Mba kerjakan pekerjaan mba saja tidak usah pikirkan kerjaan yang ini." Tambahnya, mungkin karena dia melihat wajahmu yang sedari tadi gelisah. "Baiklah. Aku percayakan padamu, tapi kalau pekerjaan sudah selesai aku segera kesana melihatmu." Kataku dalam nada menyesal. "Iya mba. Kalau begitu saya pergi dulu, mba, Pak Semi, teman-teman." Pamitnya dan langsung keluar dari ruangan. Sedangkan teman-teman yang lain hanya berusaha menyemangatinya "Semangat Rasya kamu pasti bisa" Kata mereka. Setelah itu kita beralih kepekerjaan masing-masing.
***Jam 5 Sore***
"Huft untung pekerjaan ku selesai tepat pada waktunya" Kataku dalam hati lalu bergegas membereskan mejaku. Setelah ku bereskan akupun berpamit kepada yang lainnya untuk menyusl Rasya. "Teman-teman aku duluan yah, aku harus segera melihat Rasya apa pekerjaannya sudah selesai atau belum. Pak saya duluan." "Iyya. Kau hati-hati yah." Kata teman-teman dan seniorku. Tapi kata Pak Semi "Saya juga sudah mau pulang, kita bisa barengan agar cepat sampai disana. Soalnya saya ada urusan di rumah." Aku akan satu mobil dengan Pak Semi. Ah betapa senangnya aku. "Baik Pak". Pak Semi pun juga berpamitan dengan yang lainnya.~Di dalam Mobil.
"Pak Semi ada urusan apa nih Pak" kataku untuk memecahkan keheningan yang dari tadi menggangguku. "Aduh Keysha panggil Semi ajalah kalau diluar kantor. Adikku datang dari Korea hari ini, makanya harus cepat-cepat pulang untuk menyambutnya. Kau tahu kan bagaimana dia kalau lagi marah." Yah sejak dulu aku cukup dekat dengan Pak Semi, aku juga pernah melihat adiknya mendatangi tempat makan saat baru datang dari Korea dan marah-marah karena Pak Semi lupa menjemputnya padahal katanya sudah berjanji. "Hahaha. Lain-lain sjaa begitu kalau aku memanggil mu Semi. Terasa canggung. Oh hari ini adikmu balik lagi yah. Pasti senang banget yah kamu." Kataku sambil tersenyum dan dengan nada tulus. "Hmm. Pastinya aku bahagia, rumah akan berisik kalau dia datang." Katanya lagi menambahkan.
Tidak terasa, kami sudah sampai di gudang tempat Rasya menempelkan stiker-stiker itu pada produk baru kami. Akupun langsung berterimakasih dan keluar dari mobil. Pak Semi hanya menanggapi dengan anggukan kecil dan senyumnya yang yang khas.
Setelah mobil berlalu akupun masuk di gudang. Melihat Rasya sendirian dan seperti sangat kelelahan saat menempelkan stiker-stiker itu membuatku merasa bersalah. "Rasya, apakah pekerja paruh waktu itu sudah pulang?" kataku lalu melihat produk-produk kami inu ternyata masih banyak. "Iyya mba. tapi ini tinggal sedikit ko mba. Mba harusnya tidak usah datang." katanya lalu tersenyum padaku. "Sedikit apanya, ini masih banyak. mungkin akan menghabiskan waktu dua jam lagi atau bahkan lebih. biarkan saja aku membantumu." sambil menarik salah satu kursi yang ada disana.
~Beberapa jam kemudian
"Aku merasa sangat lelah, ini sudah berapa jam. Pekerjaan ini belum selesai-selesai juga." Kataku dalam hati karena sudah terlalu capek. Ternyata Rasya melihatku. Diapun menyuruhku untuk istirahat sebentar "Mba, mba istirahat aja ini aku yang teruskan. Mba kayanya capek banget." "Tidak. Kita harus segera menyelesaikan ini. Aku akan membantumu." Setelah kata itu aku menguap dan beberapa menit kemudian aku ternyata tertidur dan tidak sengaja menjatuhkan kepalaku di pundak Rasya.
~Rasya POV
Mba Keysha dari tadi aku lihat mengantuk sudah kusuruh istirahat malah tidak mau. Eh, tiba-tiba kepalanya jatuh padaku. Bagaimana ini apa yang harus aku lakukan. Ah, hatiku. Hatiku tiba-tiba berdetak kencang. Mba Keysha memang cantik, sejak pertama melihatnya aku jatuh hati padanya. Dan sekarang dia tertidur di pundakku. Apa yang harus aku lakukan.....
KAMU SEDANG MEMBACA
MAYDELIN
RomanceKisah cinta yang rumit di kantor Maydelin. Rasya yang merupakan junior Keysha jatuh cinta pada Keysha sejak pertama kali ia masuk di kantor Maydelin, ia sudah lama menyukai Keysha, hingga ia selalu membantu pekerjaan Keysha. Meski perasaannya selal...