Dengan nafas yang memburu Karamel kembali masuk ke dalam ruangan yang sempat ia tinggal 6 menit lalu, tangan Karamel meremas kuat kotak p3k yang ia bawa diam-diam dari UKS tadi.
"Dia dimana?" gumam Karamel setengah panik, mata nya mulai mengelilingi ke segala penjuru kelas kosong di hadapan nya.
"Sargas..." panggil Karamel bergetar, namun sunyi sama sekali tidak ada jawaban hingga Karamel merasakan seseorang memegang pundak nya. Karamel menelan selivar nya susah payah, ia memberanikan diri berbalik dan bertemu manik mata coklat Deka Antoni yang tajam dan penuh tanda tanya.
"De..ka. " gugup Karamel, ia melirik tangan Deka yang masih mendarat di bahu nya kemudian cowok itu lepas.
"Ngapain ke sini?" tanya nya terkesan terpaksa, Karamel hendak menjawab namun mulut nya ia tutup lagi.
"Gak bisa jawab hm? Itu kotak obat untuk siapa? Mau ngobatin hantu di sini?" mata Karamel membulat kemudian mengeleng, ia melirik tempat dimana Sargas tadi terduduk kesakitan. Aneh nya setetes jejak sama sekali tidak ada di sana, apa mungkin ia tadi salah lihat? Tapi.. Dasi yang ia pakai jelas-jelas tidak ada.
"Husss..." Karamel terpenjam saat Deka menoel kening nya, ia melotot tak terima atas tindakan sahabat nya itu.
"Jangan ngelunjak"
"Gak ngelunjak. Tua'an gue, ayo balik" ajak Deka sambil menarik lengan Karamel yang masih terdiam.
"T-tapi tadi ada..."
"Ada apa?" Potong Deka dengan tatapan menyelidik.
"Eee... Eng..a.. ayo balik" ajak Karamel tergesa-gesa namun dalam perjalanan nya ia kembali menengok ke belakang dengan ragu.
Dia pergi kemana?
Lamuan Karamel terhenyak saat Deka kembali menempelkan pungung tangan nya di kening nya.
"Lo sakit?" Tanya Deka khawatir, Karamel melotot sangking terkejut atas perlakuan manis Deka.
"Iy---eh enggak... Aku... Aku sehat kok" balas nya dengan nada meyakinkan bercampur salting. Bagaimana pun Deka adalah salah satu cowok populer di sekolah nya.
"Bagus kalo gitu" gumam cowok itu kemudian melanjutkan langkah nya lebih dulu, meyisahkan Karamel dengan raut wajah bengong nya.
Udah? Gitu doang? Anying!
Memang pada dasar nya jangan terlalu berharap kepada cowok itu lebih baik.
****
Disisi lain seorang cowok tengah berbaring di brankar rumah sakit, ia melirik sinis luka tusukan yang telah di perban di perut nya. Tatapan nya menerawang ke arah jendela rumah sakit yang tengah menampilkan pemandangan awan mendung, Yapp seperti nya sebentar lagi akan turun hujan.
"Sargas.." sebuah panggilan membuat nya menoleh ke sumber suara, disana Arya dan Bodi berdiri di ambang pintu dengan tatapan khawatir. Namun, yang paling menarik atensi Satgas adalah sebuah dasi di tangan Arya.
Seakan mengerti tatapan sahabat nya, Arya pun maju dan menyerahkan dasi itu kepada Sargas. "Sesuai permintaan lu, bersih tanpa noda" ucap nya kemudian dua orang cowok itu memilih mendudukkan dirinya di sofa yang tersedia di kamar itu.
"Gue udah buat peritungan sama anak buah nya Dion Gas, Cemen kali mereka... Berani keroyokan" dumel Bodi sambil memejamkan mata.
"Lo gimana Gas? Udah baekan?" Sahut Arya, Sargas mengangguk pelan kemudian Arya pun mengerti jika Sargas memang tidak ingin di ganggu dulu saat ini. Ia pun mengkode Bodi agar segera meninggalkan Sargas agar beristirahat.
Tak lama kedua teman nya itu pergi, Sargas mengangkat tangan nya yang berisi dasi yang bukan milik nya tersebut. "Kara" desis Sargas sembari menyeringai.
Tepat saat Sargas membalikan dasi itu tertulis sebuah nama lengkap cewek itu.
Karamel Adelia Renata
Sargas segera mengambil handphone milik nya di nakas lalu mulai mengotak-atik benda bersegi panjang itu untuk mengubungi seseorang, tak lama kemudian panggilan itu tersambung.
" Cari tahu tentang Karamel Adelia Renata" ucap Sargas, tanpa menunggu sahutan dari sebrang telpon ia langsung mematikan sambungan telpon tersebut.
"welcome to hell kara"
TBC
Ngefeel ga sii?
Segini dulu, Author ngerasa ni cerita kek ada yang kurang gitu...
Kritik dan saran bole di komentar ya..
Atau yang mau DM itu bole banget ke akun @oksvrt_Ini part pertama belum ada apa-apa nya ges ya...
Konflik di mulai next part....
Awal cerita emang ngebosenin tapi kalo kalian ngikutin alur nya bakal ngenak kok:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Boyfriend
Ficção AdolescenteMenjadi pacar seorang Sargas Adelard adalah hal yang paling Karamel benci. Ia harus hidup dalam ketakutan dan kegelisahan di setiap hari nya belum lagi sikap posesif Sargas yang melebihi batas. Karamel selalu mencari celah untuk putus dari Sargas n...