BAB 03 : Hate It⚡

3 1 0
                                    

Mengapa tuhan begitu kejam dengan takdirku?

Mengapa tuhan membuat kau pergi meninggalkan ku bersamaa dunia yang sunyi ini lagi?

Apa ia hanya ingin mengatakan jika nanti aku dan kau akan dipertemukan di surga? Kuharap itu benar-benar terjadi.

Karena berjalan di padang pasir yang membentang luas ini sendirian, begitu menyakitiku, fatamorgana yang sering kulihat itu selalu menyadarkanku dengan sisi lain dunia yang begitu kejam.

Apakah itu berarti, aku harus melupakan mu dengan terus menatap fatamorgana dari kejauhan?

.

.

.

Hari ini, Hana tidak bersiap kesekolah dan hanya berbaring di kasurnya. Menatap kosong langit-langit kamar dengan pikirannya yang masih menjalar pada ucapan Kenu semalam, ia hanya berpikir, apakah ia se-menyedihkan itu?

Apakah terlalu kentara jika ia memanfaatkan Kenu, dan melihatnya sebagai Edgar?

Terlalu banyak pikiran yang menghampiri otaknya sekarang, dan berangkat kesekolah hanya akan menambah rasa lelah di pikirannya, terlebih ia akan bertemu Kenu. Melihat wajahnya hanya akan mengingatkan pada ucapan samalam, jujur itu sedikit menyakitinya.

“non Hana, tidak sarapan? “

Seperti biasa bibi May membangunkannya untuk pergi kesekolah, tapi, hari ini ia hanya ingin sendiri dan enggan kemana-mana. Kecuali mengunjungi Edgar nanti

Bibi May menghampiri Hana, duduk disisi kasur dengan Hana yang ikut duduk, dari raut wajah bibi May, Hana begitu paham ada rasa khawatir disana. Ia dengan cepat memberi senyum hangat pada bibi yang selalu mengurusnya dan menemaninya dirumah ini, begitu berterima kasih karena sabar dengan semua sikapnya.

“Tidak sekolah? “ Hana lagi-lagi menggeleng “ ingin membolos saja” ucap Hana sambil terkikik, lagipula, ayah dan ibunya pasti tidak peduli ia sekolah atau tidak. Selama Hana tidak membuat masalah maka membolos hanya dianggap sepele bagi mereka

“Non Hana tidak sakit kan? “ tangan hangat itu menyentuh keningnya, merasakan apa ia demam atau tidak.

“Tidak ternyata, baiklah, jika ingin sesuatu datanglah kebawah, atau ingin sarapan dikamar saja? “

“tidak bi, Hana bisa kebawah jika lapar nanti”

“baiklah, bibi kebawah dulu ya”

Hana mengangguk, lalu kembali berbaring. Kembali terhanyut pada pikirannya tadi

***

Semilir angin ia rasakan, menerpa kasar wajah yang sedang menikmati sore di pemakaman.  Perlahan menutup mata, membayangkan keberadaan fiksi sosok yang begitu ia rindukan. Yang sedang terbaring tenang di bawah gundukan tanah di depannya,

Membayangkan Edgar William, sedang berdiri di depannya sembari tersenyum.

Hana merasa begitu tenang dan sedih saat yang sama, bahkan air mata itu mengalir deras di kedua matanya. Begitu terhanyut dalam imajinasi yang ia ciptakan setiap merindukan Edgar

‘Hana.... “

Suara yang agak asing membuyarkan semua dunia yang Hana buat, menoleh dan mendapati sosok yang begitu mengejutkannya.

Kenu, bagaimana bisa orang ini ada didepannya?  Bagaimana bisa orang yang paling ingin ia jauhi ada di sini, di depan makam Edgar-nya.

“A-ada apa kau kemari? Bagimana bisa? “

Kenu dengan sisi kanan di bawah matanya terlihat agak lebam dan wajah itu yang Hana sulit tebak apa maksudnya, menghampiri gadis di depannya berdiri tepat di depannya.

“Maafkan aku, tidak melihatmu di sekolah hari ini begitu membuatku tak tenang. Aku tau kau begitu terpuruk karena ucapanku semalam, jadi aku ingin menemuimu dan bertanya pada Vial”

Hana terdiam, masih menunggu penjelas Kenu tentang tujuannya kemari.

“Ia memberitahuku, namun dengan satu hadiah disini saat aku beri tahu tentang ucapan kasarku semalam”

Sedikit senyum Hana tak bisa ia tahan kala mengetahui mengapa ada lebam disana dan bagaimana bisa Kenu tahu tempat ini, dan Hana merasa lega melihat sisi lain dari Kenu. Perasaan bersalah dan kedatangan nya kemari hanya untuk memastikan jika ia baik-baik saja memberi rasa lain di sudut hati Hana,

“terima kasih kau sudah jauh-jauh datang kemari hanya untuk memastikan aku baik-baik saja atau tidak, itu sedikit mengubah pandangan sikapmu padaku”

Kenu terlihat memberikan senyum kecil “ ehm.. Hana.. Mulai sekarang kau bisa melakukan apapun padaku, maksudku, kau bisa melihatku sebagai Edgar. Aku sudah mendengar semuanya dari Vial, jadi sebagai permintaan maafku, kau bisa melakukannya”

Binar di mata Hana begitu jelas terlihat, ia tak bisa menyembunyikan itu dan otomatis memeluk Kenu yang dibuat terkejut oleh Hana, namun, ia juga ikut tersenyum dan membiarkan Hana memeluknya.

.

.
.
.
.

Abandoned ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang