BAB 05 : EDGAR LIL PRINCESS 👑

3 1 0
                                    

“Let’s go lil rapunzel, run faster”

Anak lelaki dengan jas hujan biru juga sepatu boot senada berlari menarik gadis kecil yang juga memakai jas hujan berwarna merah dan sepatu boot sewarna di belakangnya, mencoba menerobos hujan ang semakin deras.

Namun, setelah ucapan tadi keluar, raut kesal tergambar jelas di wajah si gadis kecil. Ia menghempaskan keras genggaman mereka dan berhenti, menatap tak suka di balik rambut panjangnya yang sebagian menutupi wajah.

“stop call me lil rapunzel, i don’t like that princess, Edgar menyebalkan! “

Mendengar itu, anak lelaki yang dipanggil Edgar  tadi mendekat dengan raut yang ia buat seperti kesal pada gadis didepannya.

“so?  Hana don’t wanna be princess rapunzel for Edgar? It’s okay... Bagi Edgar Hana tetap akan jadi seorang princess  untuk Edgar selamanyaaaaaa

Di akhir kalimatnya Edgar tersenyum begitu cerah, ia memeluk gemas gadis kecil yang ia panggil Hana itu. Kini hanya terdiam dengan rasa panas di kedua pipinya,

“jadi ayo pulang sebelum bibi May mulai mengomel karena kita pulang terlambat” Edgar kembali menggandeng jemari Hana begitu erat dan berlari menuju rumah di tengah hujan yang masih deras.

.

.

.

Satu kepercayaan baru tumbuh di dalam benak Hana,  jika reinkarnasi itu benar-benar bisa terjadi. Bisakah ia berterima kasih pada pengatur takdir jika takdir barunya sekarang sedikit mengubah sudut pandangnya pada dunia,  meski ia masih berjalan di padang pasir yang membentang luas, namun, fatamorgana seakan selalu dekat dengannya, memberi tempat baru yang begitu nyaman di padang pasir itu.

“Hana? Kau baik-baik saja? “ lambaian jemari Lyra di sampingnya dan wajah khawatir Kenu membuat Hana tersadar, ia mengusap wajahnya, menahan emosi yang sudah tercampur saat ini.

Memaksa senyum guna menghilangkan khawatir dua orang itu sekarang “maaf, aku hanya kurang... “ kepala Hana mencari alasan yang sedikit masuk akal untuk mengalihkan masalah tadi “ ma-makan, yaa..  Sepertinya aku kurang asupan sandwich hari ini” tawa canggung Hana menggiringnya pada toko paman Han di kantin itu, mengabaikan bagaimana raut yang dikeluarkan Lyra dan Kenu.

Menghampiri paman Han dengan senyum yang masih canggung “aku ambil tiga sandwich paman Han”

“kau benar-benar baik, kan Hana? “

Tubuh Hana sedikit tersentak karena suara Kenu mengejutkannya, mendengar itu Hana lagi-lagi mengangguk dan tersenyum sebagai respon.

“ehm.. Tentu saja, haha.... Ah bagaimana tentang mencari buku pelajaran? “

Gadis itu benar-benar baru teringat jika tadi Kenu diminta ibu Evelyn untuk mencari buku pelajaran di toko khusus  milik SMA Seater. 

“Ya.. Nanti setelah sekolah usai kita bertemu di gerbang Seater, sampai jumpa nanti Hana”

“ehm... Sampai jumpa”

***

Lima belas menit setelah kelas usai, Hana baru saja sampai di depan gerbang, karena guru bahasa yang tiba-tiba saja memanggilnya untuk ikut dengan beberapa siswa lain menjalani test lomba akhir tahun nanti. Matanya mengedar mencari sosok yang ia takutkan sudah menunggu lama, Hana benar-benar merasa bersalah jika matanya menangkap Kenu sekarang.

“Hana! Maaf aku baru tiba, tadi aku dan Valerie harus menyusun buku di perpustakaan” tatapan Hana jatuh pada gadis dengan rambut sebahu, yang tanpa diduga menatapnya dengan malas. Hana hanya memberikan senyum canggung pada Valerie. Gadis itu baru ia lihat hari ini, wajah yang putih dengan bibir pink , dengan mata yang tak bisa lepas menatap Kenu. Begitu lekat.

“hai, Valerie, aku Hana” gadis itu mengulurkan tangannya mencoba mengajak berjabat tangan, dan dibalas dengan begitu hangat oleh Valerie, dengan wajah yang sangat berbeda dengan wajah malasnya tadi.

“salam kenal, Hana, kenapa kau begitu manis? Kau menggemaskan, ah... Ya, tidak apa kan jika aku ikut kalian, aku juga ada buku yang harus dibeli”

“ehm...ya...tentu saja tidak apa-apa" Hana menjawab dengan hati yang sedikit berat, entah kenapa keberadaan Valeri membawa aura lain diantara mereka.

Mereka akhirnya mulai menuju toko buku Seater, Yang ada di ujung jalan,  harus melewati paling tidak Lima atau tujuh bangunan.

Konsep SMA Seater mengambil berhektar-hektar tanah agar dapat membuat semua fasilitas milik sekolah sendiri. Jadi banyak bangunan yang mengelilingi sekolah guna memanjakan para siswa

Hari yang mulai senja membuat perjalanan mereka di temani langit yang mulai menguning, melewati bangunan khas kota Halingtan yang dominan masih berupa bangunan lama kebanyakan menyerupai kastil mewah dan begitu juga sekolah nya.

Toko buku Seater di desain dengan bangunan sederhana namun, begitu mewah didalamnya, semua jenis buku dengan berbagai bahasa tersedia. Dan hanya toko buku ini yang masih buka hingga tengah malam, mereka bahkan menaruh satu rak buku di luar toko agar orang lain bisa membaca secara gratis.

“Hana... Dimana letak buku khusus anatomi tubuh, beberapa buku di perpustakaan sedang dipinjam dan aku harus menunggu”

“biasanya itu ada di seb-“

“ayo Kenu, aku akan menunjukkannya sepertinya minggu depan ujian anatomi tubuh di kelasku”

Suara Valerie begitu saja memotong ucapan Hana dan menarik Kenu, meninggalkan Hana yang berdiri menatap mereka dengan bingung.

Gadis itu lalu mulai memutari toko yang begitu luas ini, membuang bosan dengan mendatangi bagian buku khusus dongeng.  Ia dan Edgar dulu hingga akhir begitu menyukai dongeng,  hingga pernah lelaki itu datang kerumahnya membawa banyak buku dongeng untuknya.

Mengingat hal itu membuat satu sudut bibir Hana mengembang, dan kembali mendatangkan rasa rindu di dadanya.

“permisi, apa kau Hana? Maaf jika aku tidak sopan”

Hana membalas senyum yang di berikan seorang perempuan yang bekerja  di sini, 

“tidak, memang ada apa? “

Perempuan berkuncir satu dengan kacamata bulat itu memberikan satu buku yang cukup tebal padanya.

“ sekitar tiga tahun lalu, aku tidak begitu ingat, ada seorang anak lelaki yang tiba-tiba datang dengan basah kuyup. Ia begitu terlihat bahagia dengan membawa buku ini, dan ia berpesan padaku agar menyimpannya hingga ia bisa datang kemari dengan sahabatnya namun, “

Hana bisa melihat wajah khawatir di sana dan ia begitu paham dengan hal itu.

“Ia tidak pernah kembali” ucap Hana mendahului,  ia tersenyum miris mendengar ucapannya sendiri. Hana begitu tau siapa anak lelaki itu, melihat dari buku berjudul “promise” buku idamannya yang begitu sulit didapat hingga sekarang.

“Iya... Kukira terjadi sesuatu dan akan menyimpannya di ruangan khusus milik kami, namun, aku tak sengaja menjatuhkannya bersama buku lain dan menemukan fotomu dengan nya disana juga kartu ucapan ulang tahun yang begitu manis”

Hana dengan cepat mencari kartu dan foto itu, hingga tepat di tengah buku sebuah kartu berwarna merah muda dan sebuah foto waktu ia dan Edgar baru saling kenal. Begitu canggung kala paman Jo meminta mereka berfoto di bawah pohon maple.

“kenapa kau semakin membuatku merindukanmu... Edgar”

.
.
.
.
.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Abandoned ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang