PROLOG

1.3K 121 10
                                    

• 

•  

•  

Hari itu langit begitu cerah, tak ada rintik hujan ataupun awan mendung. Cuaca yang bagus di hari yang buruk untuk seorang gadis kecil dengan air mata yang membuat pipi gembul nya basah, tidak ada rengekan dan teriakan seperti anak kecil biasanya, hanya ada sedikit suara isakan lirih dan nafas yang seperti tersendat.

Mungkin ia sudah cukup kelelahan karena terus menangis sejak satu jam yang lalu, gundukan kecil di depan nya menjadi alasan tangisan penuh kesedihan itu.

"Sampai kapan kau akan menangis?" Terdengar suara dari belakang tubuh gadis kecil itu.

"Apa kau tidak lelah?" Lanjut suara itu di ikuti dengan pandangan gadis kecil itu yang berputar mengarah pada sang pemilik suara.

Gadis kecil itu menatap dengan pandangan polos kepada anak laki-laki yang bertanya pada nya sedari tadi. "Rindu Gora" bisik nya lirih masih di selingi oleh isak tangisnya.

Anak laki-laki yang mendengar jawaban itu hanya bisa menghela nafas "Dia baru dikuburkan tadi pagi".

"Tapi sekarang sudah rindu ingin bermain bersama lagi" air mata gadis kecil itu kembali keluar di temani isakan yang semakin terdengar jelas

"Berhenti menangis... Nanti bola mata mu ikut keluar" memang bukan kata penenang yang tepat sebenarnya, hanya saja terkadang menakuti lebih efektif daripada membujuk. Lagipula ia tidak cukup baik dalam hal bujuk rayu.

Meskipun mencetuskan kalimat mengerikan seperti itu tetap saja bocah laki-laki itu tak menunjukan ekspresi menakutkan, hanya ada wajah datar yang ia tampilkan.

Dengan perlahan ia mengusap pipi basah sih gadis kecil, memberikan ketenangan pada sang empu.

Gadis kecil itu bernama Zeline, ia baru saja kehilangan kucing peliharaan yang sudah menemaninya selama ini. Sudah hampir 7 tahun sejak hari kelahirannya, sang ibu yang menghadiahkannya untuk menjadi teman bermain Zeline, karena ia anak tunggal dan tidak memiliki saudara kerabat yang seumuran membuat sang ibu selalu merasa khawatir buah hati tercintanya akan merasa kesepian.

Namun hal itu tidak benar-benar terjadi, saat Zeline genap berusia 1 tahun teman dekat kedua orang tuanya sering berkunjung dengan anak-anak mereka yang memang seumuran dengan Zeline, salah satunya orang tua Abifan yang sempat tinggal di kediaman keluarganya untuk waktu yang cukup lama.

Dan saat Zeline berusia 5 tahun sang ibu yang memang sudah lama menderita karena penyakitnya sudah tidak bisa berjuang lebih lama dan menutup mata untuk selamanya meninggalkan putri kecilnya dengan sang suami tercinta.

"Abifan.. apa surga itu sangat jauh?" Tanya Zeline setelah tangisnya mulai reda.

"Ya.. sangat jauh"

"Apa boleh kesana? Zeline mau ikut Gora bertemu mama.." nampak kesedihan yang tercetak jelas di netra cantik bocah perempuan itu.

Bocah yang di panggil Abifan itu hanya bisa terdiam kaku, tak tau harus menjawab apa. Ia pun tak tau letak surga itu dimana? Setau nya mahluk hidup yang mati akan di kuburkan di dalam tanah kecuali tumbuhan tentunya. lalu apa Surga itu berbentuk ruang bawah tanah? Tidak! Ia pernah membaca buku tentang surga dan neraka, di sana di gambarkan surga itu di atas langit.

Double MatchmakingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang