BAB 1

865 99 27
                                    


Suara decitan ban mobil sebagai pemantik sorak sorai para penonton. Pemandangan yang begitu ricuh saat sang pengendara keluar dari pintu besi berwarna silver itu. Senyum menawan terpatri tak kala nama nya di teriaki mereka yang menjadi pendukung setianya.

Langkah kaki jenjang dengan balutan jeans hitam itu tampak begitu gagah dan percaya diri. Bukan tanpa alasan ia berlagak seperti itu, malam ini kemenangan besar kembali ia raih di arena, membuktikan betapa kuat posisi nya saat ini.

Sejujurnya pembalap bukan profesi-nya hanya menjadi sebuah hobi tetapi tak bisa di anggap remeh karena ia begitu ahli di bidang ini.

"Daddy Za!!!" Teriak seseorang menginterupsi momen berbangga diri-nya saat ini.

"Hey jagoan" balasnya saat tubuh kecil itu melompat ke gendongan pemuda yang lebih besar.

"Daddy sangat keren" puji bocah lelaki itu antusias.

"Benarkah?"

Bocah lelaki itu mengangguk semangat, "Besok mau cerita pada teman-teman di sekolah jika daddy sangat keren"

"Wah itu akan sangat luar biasa"

"Dia benar-benar membanggakan mu di sekolah-nya." Kali ini suara wanita yang ikut bergabung dengan obrolan keduanya.

"Aku sangat bersyukur untuk itu" satu kecupan pemuda itu layangkan pada pipi si kecil.

"Daddy nanti bisa pergi bersama Kenny dan Mommy tidak?" Tanya bocah bernama Kenny itu hati-hati. Sejujurnya ia tak pernah takut pada sosok yang ia panggil Daddy itu. pria dewasa itu tak pernah memarahinya, bahkan sangat memanjakannya. Tetapi sang ibu sudah mewanti-wanti akan kemungkinan Daddy nya tak bisa turut hadir kali ini.

"Akan ada acara pentas seni di sekolah Kenny, dia ingin kau ikut menonton pertunjukan yang ia siapkan untuk mu." Jelas satu-satunya wanita di sana, ia menyadari raut kebingungan dari lawan bicara sang anak.

"Kapan acaranya?!" Sorot antusiasme begitu ketara di tatapan pemuda itu.

"Minggu depan" sahut wanita itu lagi.

"Daddy akan datang?" Tanya bocah itu memastikan

"Tentu saja! Aku harus datang untuk menonton jagoan kecil ku ini"

"Promise..?"

"Pinky Promise..." Tautan kelingking itu benar-benar meyakinkan sang anak.

Satu kecupan hinggap di pipi sang pemuda membuat hatinya begitu menghangat saat ini. Ia akan selalu berusaha untuk memberikan kebahagian pada sepasang ibu dan anak ini.

"Ayo aku antar kalian pulang, ini sudah terlalu larut untuk kalian berada di luar" ia sudah sering melarang keduanya untuk datang menonton aksi-nya tapi tak pernah di dengarkan dengan berbagai alasan.

"Kharenza!!!" Panggil suara dari belakangnya saat ia baru saja kembali dari mengantarkan dua orang tadi.

"Ada apa?" Tanya-nya dengan raut wajah bingung saat sang pemanggil sudah tak lagi berjarak dengannya.

"Kita harus segera pulang, mom dan dad tengah berkunjung sekarang" jelas orang itu sembari mengatur nafas.

"Tiba-tiba?" Kharenza cukup terkejut dengan kabar itu, biasanya kedua orang tua mereka akan mengabarkan setidaknya satu minggu sebelum mereka melakukan kunjungan rutin, itupun di hari yang memang sudah terjadwal sebelumnya dan Kharenza masih sangat ingat jika hari itu bukanlah hari ini. Cukup aneh mendapati mereka datang secara mendadak seperti ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Double MatchmakingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang