Cerita ini hanyalah fiktif belaka, apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat, dan isi cerita. Mungkin itu hanyalah suatu kebetulan. Cerita ini murni imajinasi penulis. Mohon maaf jika masih ada kesalahan dalam penulisan. Kritik dan saran silahkan di komentar.
Setelah masuk ke dalam lingkaran cahaya tersebut, ia termenung sangat lama matanya terus berkeliling memperhatikan sekitar. Mulutnya ternganga melihat pemandangan sangat indah, pepohonan sangat hijau yang segar, burung-burung warna warni berterbangan, ikan paus biru yang seharusnya tinggal di air namun ia melayang bersama dengan para burung.
"Ini yang dinamakan surga?" gumamnya.
Nara berjalan sedikit demi sedikit lalu menampar keras wajahnya untuk memastikan apa yang dilihatnya nyata. Ia menyembunyikan diri dibalik batang pohon yang besar ketika melihat para kurcaci dan peri kecil sedang melintas melewati jalan.
"Makhluk macam apa itu? Kenapa aku bisa melihat hal yang tidak wajar," gumamnya.
Dengan tatapan kosong ia duduk dibalik pohon tersebut. Matanya tidak henti untuk melihat sekelilingnya.
Saat ini Nara sangat khawatir karena ia hanya sendirian disini. "Ini dimana sih? Kenapa tidak ada manusia seperti diriku?" batinnya.
Ia langsung berdiri dari duduknya dan membawa kopernya. "Yosh! Kita keliling saja, siapa tahu ada rumah yang dapat ditempati," ucapnya menyemangati diri sendiri.
"Tung-gu, ini sangat aneh. Oke tidak usah panik, Nara adalah wanita pemberani." Ia menenangkan diri namun Nara tetap merengek sambil menginjak-injak tanah berulang kali.
"Ini aneh! Sangat aneh! Lagi pula kenapa disini ada manusia kurcaci," ucapnya terlihat frustasi sambil mengacak-acak rambutnya.
Bguh!
Ketika mendengar suara hantaman yang keras Nara melirik kesebelah kanan untuk melihat dari sumber suara ia melotot melihat dua orang laki-laki kembar berparas sangat tampan yang jatuh dari langit.
"Mungkin ini malaikat pencabut nyawa, baiklah malaikat ambil sekarang nyawaku. Aku sudah sangat siap," gumamnya sambil memejamkan mata.Kedua laki-laki itu malah saling menatap karena heran. "Manusia biasa?" ucap salah satu laki-laki tersebut.
"Kenapa bisa masuk kesini?" balasnya.
"Tidak masalah, kita dapat mainan baru," pungkasnya menyeringai.
Nara langsung membuka matanya dan menatap dua laki-laki tersebut dan bertanya. "Kalian bukan malaikat pencabut nyawa?"
Kedua laki-laki itu tertawa terpingkal-pingkal. "Malaikat pencabut nyawa katamu? Haha," balasnya.
Nara merinding ngeri karena kedua laki-laki itu memiliki bulu yang sangat lebat disekitar tangannya tetapi dalam sekejap mata bulu-bulu tersebut menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE
Fantasy[HIATUS] Zaman modern tidak selamanya hebat karena teknologinya. Kehidupan ini seperti di pecah belah oleh sang pencipta. Para manusia biasa tidak pernah tahu bahwa ada kehidupan magis berdampingan di dekatnya. Bagaimana jadinya reinkarnasi seorang...