"Kita mempunyai pendapat yang berbeda. Jadi! Jangan seakan-akan, kehendakmu harus kehendakku juga, kita punya jalan masing-masing, dan tentunya dengan sudut pandang yang berbeda pula."
' Sandra Liliana'Typo bertebaran!
Selamat membaca
_____________________________Awan siang ini, mulai menampakan akan turun-Nya hujan. Angin kencang membuat daun-daun kering berterbangan.
Seorang gadis, tengah duduk di halte bus, sambil menggosok-gosokan kedua telapak tangannya, matanya melihat jalanan, yang kini hampir sepi, dia melirik arloji di pergelangan tangan-Nya. Sudah hampir 15 menit, ia menunggu kekasihnya yang tak kunjung juga menampakan batang hidungnya.
"Mana, Sih, Gio?" Ya gadis itu adalah Sandra yang menunggu Gio kekasihnya di halte bus.
Sandra mulai gusar, karna udara kini semakin dingin, ditambah lagi mendungnya awan siang itu. Ia mengecek handpone yang sedari tadi ia letakan di pangkuannya, pesannya belum juga dibalas, jangan, kan dibalas, dilihat saja belum. Niat-Nya mau nelvon, tapi sayangnya pulsanya tidak ada.
"Mungkin, lagi diperjalanan, biasa hari ini macet." Pikirnya waktu itu.
Sandra mengecek handpone-Nya lagi tapi belum ada tanda-tanda, Gio akan membalas.
Sandra mendengus, "Huh, apa aku duluan aja, ya? Tapi kalau, Gio jemput gimana?"
Sandra yang bosan kini menganyun-ayunkan kedua kakinya, sambil melihat arah jalanan, badan Sandra mulai mengigil.
"Sudah jam 16:35 lagi, Gio dimana, sih!Sesibuk itukah kamu?"
Sandra beranjak dari halte bus dan melangkah menuju jalanan hitam, jarak rumahnya sekitar 10 Kilometer dari sekolah, lumayan jauh. Sandra menggemgam tali tasnya erat, entahlah nasib dia buruk hari ini.
Rintik-rintik hujan kini mulai turun, mengharuskan Sandra untuk berlari. Rintik-rintik hujan kini semakin deras, membuat Sandra harus berlari lebih cepat.
DBUAK.
Sandra tersungkur karena tak fokus di depan ya ada batu bata yang tergeletak asal di jalan.
"Auh...." Sandra meringis saat lutut kanan dan telapak-Nya terluka.
Sandra memaksakan berdiri, walau perih yang ia rasa saat terkena air hujan, kini baju seragamnya ikut basah, ia menepi sejenak di warung yang siang itu sedang tutup.
"Kamu, dimana, sih, Gio? Kamu lupa? Katanya kamu mau jemput aku," lirihnya.
Sandra menyeka air mata nya, entah mengapa, dadanya sesak, bisa-bisanya, Gio buat janji untuk jemput diri-Nya, tapi sudah 1 jam 30 menit, Sandra tak nampak juga batang hidungnya.
Mata Sandra yang sayu kini berbinar saat taksi kebetulan lewat. Segera Sandra melambaikan tangannya, dan tap taksi tersebut berhenti didepan Sandra.
"Jalan Mawar, rumah No 5, Pak," ucap Sandra.
"Oke, Non," sahut sopir taksi tersebut.
Setelah kepergian taksi itu, seorang laki-laki yang masih bertengker di motor-Nya tersenyum lebar.
"Gue lihatin dari sini, aja, semoga lo selamat sampai tujuan," ucapnya, lalu menyalakan motor merah-Nya dan pergi dari jalanan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANDRA
Teen Fiction[Follow dulu sebelum baca ceritaku! Supaya berkah :)] Typo bertebaran!! _Tidak ada yang mustahil untuk seseorang yang aku cintai, bahkan ia menyakitiku sedikitpun, aku tidak akan menyerah. Sandra_ _ Saya tidak pernah memaksa kamu, untuk mencintai...