[ ⛅ ]

336 44 31
                                        

"It is really hard to decide when you're too tired to hold on. Yet, you are too in love to let go."

~•~•~•~

Ruangan yang dahulu dipenuhi gelak tawa berubah menjadi suram hanya dalam beberapa waktu, tepatnya saat salah satu memutuskan untuk menyerah.

Pria itu menenggelamkan wajahnya diantara kedua kakinya yang terlipat, menyesali semua yang Ia lakukan hingga membuat sosok berharga dalam hidupnya pergi.

Bukan pergi untuk pulang,

tapi pergi yang tak pernah kembali.

Flashback on

"Bukankah kau sudah mendapat rumah baru mu, Jae?" bisik Winwin. "Artinya aku sudah bisa pergi, bukan?"

Jaehyun mendorong tubuh Winwin untuk menjauh, menarik lengan itu sedikit kasar. Ia tak sadar, Jaehyun sedang kalut, Ia takut Winwin meninggalkannya. Meremas kedua bahu Winwin hingga si manis sedikit meringis.

"Kau sudah berjanji padaku, Win! Kau berjanji untuk selalu bersama ku! Tapi sekarang kau ingin meninggalkan ku?!" teriaknya tak mengenal tempat.

Persetan dengan orang-orang yang menatap mereka, Jaehyun hanya ingin mempertahankan sang kekasih.

Winwin menggeleng kecil, "Tidak, aku tidak meninggalkanmu. Tapi aku sadar bahwa aku bukan rumah mu lagi"

"Tidak! Kau satu-satunya rumah ku! Satu-satunya yang aku cinta! Tidak ada yang lain hiks" ujar Jaehyun semakin melemah. Winwin membawanya kedalam dekapan, tak kuat melihat cintanya dalam keadaan rapuh seperti ini.

Langit berubah kelabu seakan mendukung suasana sedih sepasang kekasih itu yang tak beranjak dari tempatnya disaat semua orang mencari tempat berteduh jika seandainya air langit membasahi bumi.

"Kita berdua akan baik-baik saja. Kau akan baik-baik saja, Jae" ucap Winwin dengan tangan yang mengelus lembut punggung pria tampannya.

Jaehyun ingin berteriak, mengatakan bahwa Ia tak akan pernah baik-baik saja jika Winwin pergi meninggalkannya. Ingin membawa Winwin pulang sekarang juga, memulai semua yang Ia hancurkan sendiri dari awal.

Akhirnya yang lebih muda memutuskan untuk menjauhkan diri dari Jaehyun yang semakin menatap memohon kepadanya.

"Satu jam lagi" Winwin berkata setelah melihat benda dipergelangan tangannya.

"Kau ingin kemana? Janji dengan siapa?"

Jantung Jaehyun serasa ingin melompat keluar saking cepatnya bekerja saat Winwin melepaskan kalung pemberiannya saat satu tahun hubungan mereka, meletakkannya diatas telapak tangan Jaehyun.

"Janji dengan penerbangan menuju Amerika, Jaehyun."

Ia terkejut, Winwin hanya bercanda bukan? Tak mungkin Ia meninggalkan Jaehyun sendiri. Winwin tak mungkin tega dengan dirinya, benar bukan?

"Jangan bercanda, Win! Segala barangmu bahkan masih di apartment kita"

"Yakin? Kau bahkan tak memperhatikan bahwa dari 2 hari yang lalu, pakaianku sudah tidak ada di lemari" jelas Winwin.

Benar. Jika diingat memang tak ada lagi pakaian Winwin di lemari mereka, tapi Jaehyun tak berpikir jauh. Ia kira, Winwin memindahkannya ke lemari satunya.

"Kenapa?"

"Aku mendapat tawaran kerja di sana dengan jabatan dan gaji yang tentunya lebih baik, jadi aku memutuskan untuk menerimanya."

Tak ada yang bergeming maupun membuka suara, hanya ada suara guntur yang saling bersautan memekakan telinga. Winwin sendiri menikmati moment keterdiaman keduanya untuk Ia simpan rapat-rapat sebagai kenangan, mungkin ini terakhir kali bagi mereka berdua.

"Langit sudah mulai menggelap, lebih baik kau pulang Jaehyun!" seru Winwin mengejutkan Jaehyun.

Ia melihat sang terkasih mengadah lalu diikuti oleh dirinya, Jaehyun tersenyum sendu saat melihat langit gelap yang sangat persis saat keduanya memutuskan untuk melangkah bersama.

Tanpa sadar kedua pipinya kembali dibasahi oleh air mata yang keluar dengan kurang ajar, berusaha menutupi dari Winwin tapi terlambat.

Wajahnya ditangkup oleh kedua tangan halus lalu menyeka lembut pipi serta air matanya.

"Good bye"

"or see you?" lalu Ia tertawa kecil meskipun yang ditanya membenci leluconnya.

"Bisakah tak kau ucapkan salah satu dari kedua nya?" Jaehyun masih berusaha mempertahankan Winwin di sisi nya.

"Untuk saat ini aku ingin mengucapkan selamat tinggal kepada mu, tapi jika Tuhan mengizinkan kita untuk bertemu di masa mendatang maka sampai jumpa." Winwin mulai melangkah mundur. "Aku mencintamu"

"JIKA KAU MENCINTAI KU, MENGAPA HARUS MENINGGALKAN KU?!" teriak Jaehyun frustasi bahkan pria tampan itu sudah bersimpuh di atas rerumputan sekitar danau.

"Aku sangat mencintaimu hingga aku bisa melepasmu, Jaehyun."

"Jaga diri mu baik-baik"

Untuk pertama kali,

Jaehyun membenci senyuman Winwin.

Senyuman manis,

yang diberikan untuk sebuah perpisahan.

Dibawah langit kelabu lah mereka memutuskan menjadi rumah bagi satu sama lain,

Dan dibawah langit kelabu pula lah salah satu insan menyerah menjadi rumah yang dahulu selalu diinginkan.

Flashback off

Pria dengan mantel yang membalut tubuhnya mendarat dengan selamat di bandara internasional New York, Amerika. Menghirup udara baru yang akan Ia nikmati untuk beberapa waktu kedepan.

Netranya memandang langit biru cerah yang membuat nya mengingat waktu dimana Ia meninggalkan rumah nya.

Winwin khawatir dengan Jaehyun bahkan saat Ia di bandara negara asalnya, dia sempat ingin membatalkan niatnya tapi Winwin percaya bahwa Jaehyun akan baik-baik saja.

Mungkin kemarin adalah reaksi keterkejutan Jaehyun atas kepindahannya, keesokannya pasti dia akan baik-baik saja. Itu pikir Winwin.

Hari ini,

Ia akan memulai lembaran baru.

Dimulai dengan langit biru cerah,

Semoga ditutup dengan langit yang sama cerah nya.

Winwin menyadari satu hal,

Rumah yang Ia kira tempat untuk menetap ternyata hanya tempat untuknya bersinggah.




- END

Mau sok-sokan bikin cerita sedih tapi gagal 💃

My Home [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang