"Promise is made just to make someone expect and get hurt in the end."
~•~•~•~
Setelah menaiki beberapa wahana, mereka berakhir di sebuah tempat duduk yang berhadapan dengan danau buatan didepannya.
Jaehyun berkali-kali mencuri pandang ke arah Winwin yang setia menatap danau didepan mereka, entah apa yang menarik.
"Kau tahu, jika aku ingin mempunyai kemampuan untuk membaca pikiran seseorang. Memang tidak sopan dan melanggar privacy oranglain, tapi aku hanya ingin menguak hal yang di sembunyikan"
Ia merasa tenggorokannya kering seketika, keringat mulai membasahi dahinya. Winwin menatap nya yang berusaha senormal mungkin, tapi pertanyaan yang dilemparkan setelah ini semakin membuat jantungnya bekerja sangat cepat.
"Jika aku mempunyai kemampuan itu, apa kau akan takut Jae?"
Jangan,
Ku mohon
Berulangkali Jaehyun merapalkan kata tersebut seperti doa baginya, ingin membawa tangan tersebut untuk digenggamnya. Tapi Ia bahkan terlalu takut untuk sekedar membalas tatapan Winwin.
"Hahaha, aku bercanda. Untuk apa kau takut, ya kan?" Winwin tertawa renyah. "Kecuali kau menyembunyikan sesuatu"
Winwin kembali menatap kedepan, tak ingin membuat Jaehyun bertambah gugup dan membuat hatinya sakit dengan reaksi Jaehyun.
"Oh iya, aku juga ingin menjadi rusa. Kau tahu kenapa?" tanya Winwin lagi, menatap tepat di manik Jaehyun yang sedari tadi bergerak gelisah.
Ia menggelengkan kepalanya, pertanda tak tahu. Winwin masih tetap menatapnya intens, seraya berkata, "Aku ingin berlari bebas ke tempat manapun yang aku mau, tanpa memikirkan apapun dibelakangku."
"Tanpa harus mempedulikan banyak hal, aku hanya ingin bebas. Bebas dari semua rasa lelah dan sakit, aku yakin kau mengerti Jaehyun"
Ingin rasanya Ia menangis, Winwinnya sudah tahu. Tidak! Ia tak ingin Winwin berlari meninggalkannya, seperti yang dikatakannya tadi.
"Win" Jaehyun ingin mengambil tangan itu untuk digenggamnya tapi di tepis oleh si empunya.
"Tunggu. Aku belum selesai berbicara karena aku ingin bercerita seperti yang kita lakukan sebelum tidur"
Jaehyun menggeleng berulang kali, mati-matian menahan air matanya.
"Tidak sekarang. Seperti yang kau katakan tadi, harusnya kau bercerita sebelum kita tidur nanti malam dan di ranjang kita. Sebaiknya kita pulang" ajak Jaehyun yang sudah berdiri didepan sang kekasih tapi yang Ia dapatkan tatapan dingin Winwin.
"Duduk Jaehyun! Aku ingin bercerita!" bentak Winwin. Bukannya kembali duduk, Jaehyun malah berlutut didepan Winwin sambil mengelus jari-jari lentik itu.
"Nanti malam saja ya, Win. Sekarang kita pulang"
"Tidak ada malam-malam selanjutnya lagi, Jaehyun"
"Apa mak-"
"Cukup! Dengarkan saja!"
Jaehyun mengangguk, menuruti sang kekasih, tak ingin membuat semuanya semakin runyam.
"Malam itu, aku sedang berjalan-jalan sendiri karena kau bilang kalau dirimu diminta untuk lembur. Aku cukup bahagia hanya sekedar berjalan walaupun sendiri sambil membayangkan wajahmu jika menemaniku. Ketika aku melewati sebuah restaurant dan melihat kedalamnya, aku seperti melihat dirimu."
Ia menatap kosong ke arah Jaehyun sedangkan Jaehyun sudah tak kuat menahan tangisnya hingga sedikit demi sedikit bulir air mata membasahi pipinya.
"Aku pikir itu hanya ilusi ku karena terlalu memikirkanmu. Tapi saat ku perhatikan lebih baik, itu benar-benar dirimu. Bersama seseorang yang tak ku kenal, tertawa bersama, hingga saling menggenggam tangan.—
Harus ku akui, kalian sangat romantis. "
"Win. Berhenti, maafkan aku"
Pria manis itu tersenyum tipis, "Maaf untuk apa? Apa kau membuat kejahatan, Jaehyun?"
"Win, maaf"
Jaehyun semakin erat menggenggam tangannya, sedikit membuat rasa sakit. Tapi Ia abaikan, karena belum sesakit dengan apa yang dipendamnya selama ini.
"Baik, akan ku lanjutkan" Jaehyun mendongak, menggelengkan kepalanya. "Aku melihat kekasihku bersama orang lain, tapi bodohnya aku berpikir bahwa itu hanya kebetulan. Kebetulan karena aku melihat kau sedang memegang tangan rekan kerjamu."
"Tapi saat aku melihat kau selalu tersenyum saat mendapat sebuah pesan pada hari-hari berikutnya, membuat kepercayaanku semakin terkikis. Pada akhirnya, kau selalu 'lembur' atau 'menginap di rumah teman' disitu aku sudah benar-benar lelah."
"Berharap kau akan pulang suatu saat nanti, menyadari jika rumah mu selalu menunggu. Berharap jika kau mengingat aku ingin sekali memeluk mu saat masih berkeringat, aku suka wangi keringatmu. Aneh bukan? Hahaha"
Jaehyun akhirnya memberanikan diri merengkuh tubuh yang selalu pas didekapannya, membawa kembali rumah yang sempat Ia lupakan. Terisak dibahu Winwin, tak mempedulikan tatapan aneh pengunjung lain padanya.
"Bukankah kau sudah mendapat rumah baru mu, Jae?"
- TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
My Home [✔]
Fanfiction"Kemanapun aku pergi, kau akan tetap menjadi rumahku" ❗ Warning ❗ bxb / yaoi Short story [Jaehyun x Winwin] Start : 05.03.21 Finish : 15.03.21