Di pagi yang cerah, Jimmy bangun dan mencuci mukanya. "Ah, baru jam 7 ternyata, kukira sudah jam 9. Oh iya, kakak-kakakku sudah bangun atau belum ya?" Kata Jimmy. Kemudian dia mengecek ke kamar kakak-kakaknya, dan ternyata masih tidur. "Kebiasaan, bangun telat terus semenjak ada film bagus yang tayang tiap tengah malam. Aku bangunin saja mereka, seperti cara kak Melia bangunin aku, hehehehe." Kata Jimmy. Setelah itu, dia pergi ke dapur, mengambil panci dan spatula, dan kembali ke kamar kakak-kakaknya. Jimmy pun menghirup nafas dalam-dalam. "Bangun!!!" Teriak Jimmy sambil memukul panci dengan spatula. Mereka pun kaget, dan Melia melompat dari kasur. "Jimmy, kamu ini!" Kata mereka. "Awas kamu ya! Sampai kamu ketangkap, kakak cubit pipi mu!" Kata Melia. "Ayo kejar aku!" Kata Jimmy sambil berlari ke luar kamar. "Kejar dia!" Kata Yanti. Saat ingin mengejar Jimmy, tiba-tiba Tina terpeleset dan jatuh. "Aduh, punggungku!" Kata Tina. "Tina, kamu gak apa-apa?" Kata Melia. "Tidak apa-apa bagaimana, kak? Punggungku seperti patah saja, gara-gara terpeleset tadi! Oh iya, kak." Kata Tina. "Ada apa, Tina?" Kata Melia. "Gendong aku dong." Kata Tina dengan nada manja. "Kamu ini sudah besar, jangan manja!" Kata Melia sambil memukul punggung Tina. "Aduh, jangan punggungku juga yang dipukul, kak!" Kata Tina sambil menahan sakit. "Hei, kejar aku kalau bisa! Kalau tidak, maka aku akan menahan pintu kamar ini agar kalian tidak bisa kemana-mana!" Kata Jimmy. "Yanti, kejar dia! Biar kakak yang mengobati Tina." Kata Melia. "Baik, kak. Awas kamu, Jimmy! Kakak cubit ginjal mu nanti!" Kata Yanti. Jimmy pun masuk ke kamar Febri. "Kak, tolong sembunyikan aku!" Kata Jimmy. "Sayang, ada apa?" Kata Febri. "Nanti aku jelasin, kak. Pokoknya sekarang aku harus sembunyi, sebelum aku disiksa!" Kata Jimmy. "Ya sudah, cepat sembunyi di lemari kakak. Nanti kalau mereka datang, kakak bilang kalau kamu gak ada di sini." Kata Febri. "Baik, kak." Kata Jimmy. Dengan cepat, Jimmy sembunyi di lemari Febri, dan Yanti datang. "Kak Febri!" Kata Yanti. "Yanti, ada apa?" Kata Febri. "Kakak ada lihat Jimmy? Dia sudah membuat kami bertiga kaget, jadi dia harus diberi pelajaran." Kata Yanti. "Kamu sudah periksa kamarnya? Soalnya tidak ada siapapun yang datang kemari." Kata Febri. "Baiklah. Oh iya, kenapa ada bau parfumnya Jimmy ya?" Kata Yanti. "Oh, itu? Ya, tadi kakak ambil di kamarnya, soalnya kakak senang mencium baunya yang harum itu. Apalagi kalau Jimmy yang memakainya, rasanya kakak mau meleleh, ah!" Kata Febri sambil memeluk bantal guling. "Aaa... Baiklah, aku kembali ke kamar dulu ya, kak." Kata Yanti. "Ok, Yanti." Kata Febri. Lalu Yanti keluar dari kamar Febri. "Atau benar yang dikatakan kak Febri? Jangan-jangan, Jimmy ada di kamarnya, dan dia sedang bersembunyi di bawah kasur atau di lemari." Kata Yanti. "Demi melindungi adikku yang tercinta, aku akan mengunci pintu ini, sehingga mereka tidak bisa masuk. Hihihi, jahat juga ya aku?" Kata Febri sambil mengunci pintu. "Kak, sudah aman belum?" Kata Jimmy. "Sudah, sayang. Ayo keluar dari lemari." Kata Febri. Jimmy pun keluar dari lemari Febri. "Kakak kunci pintunya?" Kata Jimmy. "Ya, supaya mereka tidak bisa masuk. Ya sudah, ayo kita main bareng, sayang." Kata Febri. "Baik, kak." Kata Jimmy.