Part 4

3 2 0
                                    

"Jangan coret bajuku!" Kata Jimmy sambil menangis. "Sudah, gak ada yang mau mencoret bajumu, adikku sayang." Kata Melia. "Cup cup cup, jangan nangis dong." Kata Tina sambil memeluk Jimmy. "Aku gak nangis, aku cuma takut kalau bajuku beneran..." Kata Jimmy. "Gak ada, sayang." Kata mereka. "Ini buktinya, semua bajumu masih bersih kok." Kata Yanti. "Sudah, jangan nangis ya. Nanti malam, kita ke pasar malam, bagaimana?" Kata Melia. "Setuju!!!" Teriak Jimmy. "Lah, giliran diajak keluar langsung berhenti menangis." Kata Yanti. "Ya sudah, ayo mandi semuanya! Gak ada yang mandi, kita gak jadi ke pasar malam!" Kata Melia. "Baik, komandan!" Kata mereka, kecuali Jimmy. Setelah itu, mereka pergi ke kamar mandi. "Kakak gak mandi?" Kata Jimmy. "Kakak sudah mandi kok, adikku sayang." Kata Melia sambil mendekati Jimmy. "K... Kak Melia, ada apa? Kenapa kakak menatapku seperti itu?" Kata Jimmy. "Gak kok, kakak cuma mau melakukan sesuatu dengan Jimmy tersayang ini." Kata Melia. "K... Kak, kakak mau ngapain? Jangan membuatku takut!" Kata Jimmy. Melia pun memegang pundak Jimmy. "Kak, jangan..." Kata Jimmy sambil ketakutan. Ternyata maksud Melia tadi hanya ingin mencium Jimmy saja. "Sudah, kakak cuma mau cium kamu saja, adikku sayang." Kata Melia sambil tersenyum. "Ah, kukira kakak mau menyiksa aku." Kata Jimmy. "Ahahaha, pikiranmu ya." Kata Melia sambil memegang pipi Jimmy. Febri pun datang. "K... Kak Melia? Jimmy? Kalian ngapain?" Kata Febri. "Kak Febri?" Kata Jimmy. "Hai, Febri. Sudah selesai mandi?" Kata Melia. "B... Belum, kak. Tina dan Yanti masih di kamar mandi. Kalian sedang ngapain?" Kata Febri. "Tidak, cuma main-main seperti yang kamu lakukan dengannya." Kata Melia. "Kak, jangan marah ya. Aku minta maaf kalau aku salah." Kata Jimmy sambil ketakutan. "Siapa yang marah, sayang? Kakak cuma kaget saja melihat kalian berdua sedang duduk berhadapan di kasur, apalagi kakak jarang melihat kak Melia main denganmu." Kata Febri sambil duduk di samping Jimmy. "Nah, dengar kan? Gak masalah kok, adikku sayang. Karena kamu adalah adik kami berdua." Kata Melia sambil memeluk Jimmy. "Ya, kak Melia benar, Jimmy sayang." Kata Febri sambil memeluknya juga. "Ah, aku merasa lebih baik." Kata Jimmy dalam hati. "Oh iya, kakak makan dulu ya, sudah lapar nih." Kata Melia. "Baik, kak." Kata mereka berdua. Kemudian Melia pergi ke ruang makan. "Sayang, kamu tadi ngapain aja sama kak Melia? Ceritain ke kakak dong, sayang." Kata Febri. "Oh, aku dan kak Melia cuma mengobrol biasa, kak. Tapi dia sempat mencium pipi ku tadi, kakak jangan marah ya." Kata Jimmy. "Gak marah kok, sayang. Kak Melia kan kakakmu juga selain kakak? Jadi kak Melia bebas mau melakukan apapun sama kamu, yang penting jangan sampai melewati batas ya, sayang." Kata Febri sambil mengelus kepala Jimmy. "Baik, kak. Aku akan mengingat nasehat kakak." Kata Jimmy. "Adik pintar." Kata Febri. Mereka pun mengobrol sampai beberapa menit. "Sekarang jam berapa, kak?" Kata Jimmy. "Jam 6 sore, ada apa, sayang?" Kata Febri. "Oh, gak ada apa-apa, kak." Kata Jimmy. "Ya sudah, temani kakak di kamar yuk sambil menunggu kak Tina dan Yanti mandi." Kata Febri. "Ayo, kak." Kata Jimmy. Setelah itu, mereka pergi ke kamar Febri.

Gray 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang