Part 2

4 2 0
                                    

Beberapa jam kemudian, mereka berbaring setelah bermain game. "Kak, terimakasih ya karena sudah membantuku, dan melakukan apapun untukku. Aku beruntung sekali memiliki kakak yang baik seperti kak Febri." Kata Jimmy. "Ah, sayang. Pokoknya kalau kamu mau sesuatu, katakan pada kakak ya. Kakak pasti akan menurutimu, karena kamu adalah adiknya kakak yang manis." Kata Febri sambil memegang pipi Jimmy. "Kakak..." Kata Jimmy sambil meneteskan air matanya. "Sayang, kenapa?" Kata Febri. Jimmy pun memeluk Febri. "Sekali lagi, terimakasih ya, kak." Kata Jimmy. "Ya, sayang. Sama-sama, apapun akan kakak lakukan demi kamu." Kata Febri. Sementara itu, di kamar Jimmy. "Itu anak kemana ya? Dari jam 7 sampai sekarang gak muncul-muncul juga, padahal kita cuma bercanda tadi." Kata Melia. "Ya, kak. Padahal kita benar-benar gak bermaksud untuk melakukannya." Kata Yanti. "Tapi siapa yang menumpahkan air di lantai, sehingga membuatku terpeleset?" Kata Tina. Mereka berdua pun saling tertawa. "Kalian kenapa?" Kata Tina. "Sebenarnya kami berdua yang menumpahkan air itu, hehehehe." Kata mereka berdua. "Aduh, kalian ini! Kenapa gak bilang dari tadi, supaya aku gak curiga sama Jimmy?" Kata Tina. Febri dan Jimmy pun datang. "Nanti main lagi yuk, kak." Kata Jimmy. "Ok, sayang." Kata Febri. "Hah? Kak, aku takut!" Kata Jimmy sambil bersembunyi di belakang Febri. Mereka pun mendekatinya. "K... Kak Melia, kak Tina, Yanti, jangan marah sama dia lagi ya." Kata Febri. "Sudah, kami gak marah kok. Maaf ya, Jimmy. Kami cuma bercanda saja tadi." Kata Melia. "Ya, jangan takut lagi ya, adikku sayang." Kata Tina. "B... Benarkah? Kalian gak marah sama aku?" Kata Jimmy. "Nggak, Jimmy ganteng." Kata mereka sambil memeluknya. "Siapa juga yang mau marah sama adik seganteng kamu?" Kata Yanti. "Ah, syukurlah kalian gak marah." Kata Jimmy. Siang harinya, Jimmy sedang berbaring di kamarnya. Tiba-tiba dia berteriak. "Kakak!!!" Teriak Jimmy yang membuat kakak-kakaknya datang ke kamarnya. "Ada apa, Jimmy?" Kata Melia. "Kok kamu teriak?" Kata Tina. "Kamu kenapa?" Kata Yanti. "Ayo beritahu kami, sayang!" Kata Febri dengan khawatir. "Aku... Aku baru saja bermimpi kalau kita liburan ke sebuah tempat." Kata Jimmy. "Tapi kenapa kamu takut sampai teriak begitu? Bukannya itu mimpi yang bagus?" Kata Yanti. "Masih ada lanjutannya, kak Yanti. Saat kita liburan, tiba-tiba kita tersesat dan tidak bisa pulang. Kemudian kita masuk ke sebuah rumah tua, dan disinilah bagian dimana aku berteriak tadi. Saat kita masuk, tiba-tiba..." Kata Jimmy. "Tiba-tiba kenapa?" Kata mereka. "Tiba-tiba... Dor!!!" Teriak Jimmy. Mereka pun kaget. "Hahaha, kalian kena tipu! Aku teriak bukan karena mimpi buruk, tapi aku cuma mau menjahili kalian!" Kata Jimmy. "Jimmy!" Kata mereka dengan kesal. "Hehehe, maaf ya. Aku cuma lagi bosan sekarang ini, makanya aku ingin menjahili kalian." Kata Jimmy. "Jangan begitu dong, kamu bikin jantung kami hampir copot tahu!" Kata Tina. "Ya nih, masa kamu bosan setiap hari? Kan kak Febri sudah mengajakmu main di kamarnya, benar kan?" Kata Yanti. "E... Eh? Apa?" Kata Febri dengan gugup. "Ayo, kalian ngapain setiap hari di kamar?" Kata Melia. "Ih, dasar kalian ini!" Kata Jimmy. "Gak, kita cuma bercanda kok." Kata Melia sambil memeluk Jimmy.

Gray 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang