Sore harinya, Jimmy sedang berbaring lagi. "Ah, aku bosan sekali. Padahal sudah 2 kali aku menjahili kakak-kakak ku, tapi masih kurang." Kata Jimmy. Febri pun masuk. "Sayang, kamu kenapa?" Kata Febri. "Kak, bosan." Kata Jimmy dengan nada manja. "Ahahaha, sayang. Kamu kalau bosan, cari kakak saja. Kakak tahu caranya supaya kamu gak bosan lagi." Kata Febri. "Hah? Bagaimana, kak?" Kata Jimmy sambil cepat-cepat mendekati Febri. Tanpa ragu, Febri menarik kepala Jimmy. "K... Kak?" Kata Febri. "Ssstt, ini demi menghilangkan rasa bosan sekaligus rasa mengantuk mu, sayang." Kata Febri sambil mengelus kepala Jimmy. "Kak, tapi bukannya aku sudah tidur di pangkuan kakak tiap hari?" Kata Jimmy. "Tidak peduli mau berapa kali pun, kamu bebas tidur di pangkuan kakak semau kamu." Kata Febri. Jimmy pun meneteskan air matanya. "Kak..." Kata Jimmy. "Lho? Sayang, kenapa? Kok nangis?" Kata Febri. "Aku sangat terharu karena memiliki kakak yang baik dan pengertian seperti kak Febri, terimakasih banyak, kak." Kata Jimmy sambil menangis. "Ya, sayang. Apapun untukmu, apapun." Kata Febri. Jimmy pun bangun, dan memeluk Febri. "Kak Febri." Kata Jimmy. "Oh, sayang. Sudah ya, jangan nangis lagi." Kata Febri sambil mencium pipi Jimmy. Setelah itu, Jimmy melepaskan pelukannya. "Sekali lagi, terimakasih ya, kak. Aku sayang sama kak Febri." Kata Jimmy. "Ya, kakak juga sayang kamu. Sudah ya, sekarang kamu mandi, terus kita main bareng, ok?" Kata Febri. "Ok, kak." Kata Jimmy. Kemudian Jimmy pergi ke kamar mandi. "Ah, Jimmy sayang. Kakak gak nyangka, kamu yang dulunya suka merengek sekarang jadi pemuda yang baik dan penurut. Kakak bangga sama kamu." Kata Febri. "Cie!!!" Teriak Melia, Tina, dan Yanti dari balik pintu. "K... Kalian?" Kata Febri. "Kamu kira kami gak akan menyaksikan momen romantis kalian berdua?" Kata Melia. "Sudah, kak Febri. Kalian sudah ketahuan melakukan hal romantis di sini dan di kamar kakak setiap hari." Kata Yanti. "Tunggu, darimana kamu tahu?" Kata Febri. "Yanti!" Bisik Melia dan Tina. "Eh... Itu... Anu..." Kata Yanti. "Ayo, pasti kalian mengintip setiap hari." Kata Febri. "Aduh, ketahuan deh!" Kata Melia dalam hati. Jimmy pun mengintip dari balik pintu. "Muehehehe, waktunya beraksi." Kata Jimmy. "Jangan bohong deh, pasti kalian mengintip kami berdua setiap hari." Kata Febri. "Dor!!!" Teriak Jimmy sambil memukul pintu. Mereka pun kaget. "Jimmy!" Kata mereka. "Hahaha, ini yang ketiga kalinya aku menjahili kakak-kakak ku sendiri! Aduh, sakit perut ku gara-gara ketawa!" Kata Jimmy. "Semuanya, mumpung Jimmy hanya memakai handuk, bagaimana kalau kita lepaskan handuknya?" Kata Melia. "Ayo!" Kata mereka, kecuali Febri. "J... Jangan!" Kata Jimmy sambil lari ke kamar Febri. "Buka pintunya!" Kata Tina sambil menggedor-gedor pintu kamar Febri. "Ahahaha, dasar Jimmy nakal." Kata Febri. "Aduh, harusnya aku masuk kamar mandi, karena bajuku ada di sana! Bodohnya aku!" Kata Jimmy. "Kak, pura-pura marahi dia." Kata Tina. "Baiklah. Jimmy, kamu harus keluar dari kamar ini, atau kami akan mencoret-coret bajumu dengan spidol permanen ini!" Kata Melia. "Jangan, kak! Please, jangan coret-coret bajuku!" Kata Jimmy. "Terlambat, kami sudah mencoret salah satu bajumu!" Kata Yanti. "Ya, benar! Tina, ambil lagi yang ada di lemari!" Kata Melia. "Baik, kak!" Kata Tina. "Jangan!!!" Teriak Jimmy sambil membuka pintu. "Tapi bohong, hahaha!" Kata mereka.