-pulang-

15 1 0
                                    

"aku hanya ingin pulang dengan perasaan yang masih sama. kamu yang dulu menjadi rumahku ku mohon sambut hangat saat aku pulang nanti."

Setelah menikmati pantai ngeliyep dan  merasa hati ini sudah membaik. aku dan Ica memutuskan untuk pulang. Untuk pulang Ica yang mengonceng.

"ncip kalau gue capek gantian ya nyetirnya." dengan wajah sedikit dimelaskan
"lah enak aja tadi pas berangkat gue yang gonceng tanpa minta gantian. enak aja nggak nggak gue capek."
"yaelah ncip, yaudah deh tapi nanti aku capek berhenti ya."
"iya iya. udah ayoo."

Pada saat menuju tempat parkir ica mengkagetkan ku dengan bertanya.
“ncip karcis tiket parkir di lo kan?”
“ha? Nggak tu tadi kan gue kasih ke lo ca”
“loh kok gue, nggak di gue ncip”
“ha? Demi apa si, serius lo ca karcis nya juga nggak ada digue”
“iyaa ncip serius lo gimana si, kalau ga ada karcis itu kita ga bisa pulang . Ya kali kita disini terus mana jauh lagi dari rumah.”
“yauda yauda kita cari ke dalem lagi aja deh sapa tau jatuh di dalam”

Mereka berdua pun Kembali kedalam dan mencari karcis. Matahari pun sudah mulai bersembunyi dibalik awan gelap yang tandannya sebentar lagi mau menuju malam. Dan mereka masih belum menemukan karcis. Mereka mencari  dari ujung utara sampai selatan pantai sekalipun tidak ketemu. Alhasil mereka pasrah dan duduk di sebuah teras musholla yang ada disekitar pantai tersebut.

“ncipp gimana inii kita bakalan gabisa pulang dong. Udah mau adzan maghrib masak kita disini sampai besok, takut ncip” Dengan wajah merengek seperti anak umur lima tahun yang tidak dibelikan jajan oleh mamanya. Kira kira seperti itu wajah ica sekarang.

Dan benar saja adzan mulai berkumandang dan orang orang yang berkunjung pun sudah mulai berbondong bondong untuk pulang.

“sabar caa, pasti ketemuu  kita sholat dulu aja siapa tau diberi kemudahan sama allah.”
“yauda deh ayoo tapi kalau ga ketemu gimana ncip.”
“ya yauda kita bilang ke pak parkir nya kalau karcis nya emang beneran hilang. Gitu kan udah beres ca”
“yaudah deh”

saat ingin melaksanakan sholat maghrib ada yang menggangu pikiran ncip. Ada segerombol laki laki yang dari tadi melihat kearah ncip dan icha, segerombolan laki laki itu seperti dari anak geng motor dilihat dari pakaian anak anak itu. Tapi tidak semua yang melihat ke arah ncip dan ica, hanya ada beberapa anak. Tapi ncip dan ica tidak boleh ke gr an dulu dan itu mungkin hanya perasaan mereka berdua.

Selesai melaksanakan sholat ncip dan ica melanjutkan mencari karcis meskipun hari sudah gelap. Tempat yang mereka tuju adalah warung makan yang mereka datangi tadi. Dan kebetulan warung makan itu masih buka. Dan disana ternyata ada segerombolan laki laki yang ncip dan ica temui di musholla.

“Permisi bu, saya mau tanya. ibu lihat karcis parkir yang jatuh tidak ya soalnya karcis saya hilang dari tadi sudah mencari kemana mana tetapi belum juga menemukan. Barang kali jatuh disini bu.”
“eh neng cantik datang lagi, haduh neng ibu tadi tidak melihat karcis yang jatuh. Neng cari aja disekitar sini siapa tau ketemu.”
“iya ibu makasih saya cari disini ya.”

Ica dan ncip pun mencari di warung tersebut tetapi agak sedikit terganggu dengan lirikan mata mata orang yang tertuju ke mereka berdua terutama segerombolan laki laki itu tadi.

“mau dibantu mbak buat nyari karcis nya.? Tanya salah  satu orang dari mereka
“ndak usah mas kami bisa nyari sendiri, makasih atas penawarannya.” Jawab ncip menolak dengan sopan.

Sekitar 30 menit mereka mencari dan hasilnya masih nihil mereka tidak menemukan apa apa.

“udah ncip kita ga nemu karcis nya disini, kita ngmg ke pas karcisnya aja ya. Udah jam set 7 malam ini, nanti pulang kita kemaleman apa ndak takut lo.”
“yauda deh ayo ca mau gimana lagi. Bunda dari tadi sudah menelpon tapi tidak ku angkat takut bunda makin khawatir.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

someoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang