02

18 1 3
                                    

***

"Lan, kok diem? Berantem sama Jani?" tanya Zagi.

Kejanggalan-kejanggalan ini sebenarnya sudah dia rasakan sejak seminggu belakangan. Arlan dan Rinjani tidak sedekat dulu lagi. Adanya jarak bahkan terasa saat mereka kumpul bersama seperti ini. Bahkan Rinjani tidak lagi pergi bersama Arlan. tidak lagi di jemput, bahkan gadis itu lebih memilih naik ojol daripada pergi bersama Arlan.

Arlan juga terhitung tidak pernah menawarkan Rinjani untuk pergi bareng. Semuanya berubah total, mereka seperti orang asing yang terjebak dalam satu circle yang sama.

"Ngga, biasa aja kok."

Jawaban Arlan yang tampak bodoamat itu makin memperkuat spekulasi teman-teman yang lainnya terutama Zagi. Adit dan Rey serta Aruna yang tahu semuanya hanya diam tidak mau ikut campur. Aruna semakin merasa bersalah pada Rinjani, saat melihat mereka menjadi seperti ini pada akhirnya.

Aruna tahu sejauh mana Rinjani mencoba mempertahankan persahabatannya dengan Arlan. Bahkan sebesar apa perjuangan Rinjani hanya untuk menjadi yang terbaik bagi Arlan. Tetapi Aruna tidak menyangka sama sekali jika Arlan akan bertindak seperti ini. Dia yakin seminggu belakangan ini Arlan tanpa sadar sudah menyakiti sahabatnya.

"Liburan yok." ajak Luki tiba-tiba saja.

Memecah keheningan yang tercipta sejak hubungan Arlan dan Rinjani diungkit Zagi. Kedelapan orang yang ada disana langsung menoleh, melepaskan fokus mereka dari ponsel yang berada di tangan masing-masing.

"HAYOKK JUM'AT SABTU MINGGU GAS!" teriakan bersemangat Rey itu menyambut ajakan Luki.

"Kemana emang? Ga ada duit nih."

Arlan menyuarakan keluhannya. Membuat 6 orang lainnya disana yang tadinya bersemangat, menjadi mengangguk-angguk menyetujui.

Mahasiswa begini akhir bulan bisa apa. Apalagi yang tinggalnya ngekost. Jangankan untuk pergi liburan, makan saja cuma sanggup telor ceplok kecap.

Bibir Rey mengerucut. Padahal dia baru cair duit kerjaan foto-foto promosi kedai atau angkringan gitu. Jadi dia punya uang untuk liburan akhir Minggu ini.

Rey memang tampan dan cerdas. Dan sejak masuk kuliah dia hobi menebar link hingga punya banyak relasi di kampus dan luar kampus. Dia juga banyak ikut ajang kedutaan Provinsi. Jadi punya banyak kenalan. Followernya di Instagram juga banyak, hingga dia jadi sering dapat job untuk menambah uang jajannya disini.

Arlan dulu pernah bilang ke Rinjani, waktu mereka pergi travelling bareng teman-teman lainnya. Hari itu mereka sedang di atas motor dalam perjalanan, dan Arlan cerita kenapa dia tidak pernah mau mengiring Rey dari belakang kalau diperjalanan seperti ini.

"Manusia kayak Rey itu terlalu komplit. Good looking, good attitude, sama good brain begitu. Bikin insecure para laki-laki yang bukan apa-apa kayak aku. Makanya aku berusaha semaksimal mungkin untuk ga dibelakang dia kalo lagi diperjalanan kayak gini. Dalam hal apapun juga. Nanya ke Dosen aja, aku ga mau kalah start sama Rey."

SelindungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang