0.1 bad day

71 32 68
                                    

17:27

"UDAH GILAK! WOILAH GAK ADA YANG MINAT TUKERAN EMAK SAMA GUE APA HAh?!" teriak Freya tiba-tiba yang sukses membuat para pengunjung di kafe kaget sekaligus tertawa, sementara Dara reflek membekap mulutnya sambil menahan malu karna ulah salah satu temannya ini. "Freya-njing bisa diem gak loe?!"

"Rukiyah bego Dar, capek bener gue punya temen macem Freya." sela Alby yang sukses mendapat toyoran dari Freya. "Cih, gue juga ogah temenan sama lo ye By!" balasnya gak mau kalah.

"Udahan goblok! kalo sampe kita-kita ditedang dari ni kafe, gue tabok lo berdua ye asli. kebiasaan bener gak dimana-mana heran," tegas Dirga sebagai penengah dari keributan yang dibuat oleh teman-temannya. "Lagian lo juga Frey, gak ada angin gak ada ujan tau-tau teriak kayak orang kesambet. kenapa lagi dah?" lanjutnya bertanya ke Freya.

"Mama gue Dir astagfirullah, dendam banget sama gue kali ya? Masa cuma gara-gara nilai ujian turun, kursus gue ditambahin aPAA-APAAN?!"

"Kursus apaan lagi buset?" tanya Aray yang dari tadi sibuk sendiri sama hapenya ikut nimbrung.

"Gak tau privat-privat apa lah tuh gak ngerti, yaAllah makin rumit aja hidup gue mau meninggal."

Iya. Lagi-lagi Freya harus menuruti permintaan- ralat, perintah mama buat ikut privat.

Alasannya? Seperti diatas. Karna nilai ujian Freya yang menurun dan membuat peringkatnya juga ikut menurun.

"Lah asik dong, mana tau guru privat lo masih muda Frey. Bisa lah digebet? Biar lo gak ngenes lagi yekan?" ledek Aray.

"Agak tai ray. Tapi bukan masalah gurunya bego, capek weh." rengek Freya.

"Hai, capek ya? Sama kok aku juga." sela Alby bernada.

"DIEM LO SUKALBY!"
"Rasanya makin sempit aja waktu gue sial, kepake buat belajar doang. Dipikir gue hidup cuma buat belajar kali ya? Ledakin aja otak ini yaAllah-"

"KOBULLLL!!!!" sambung ke-empat teman Freya mengaminkan yang sekali lagi membuat seluruh pengunjung kafe tertawa.

Bukannya apa-apa, masalahnya cuma Freya and the gang yang dari tadi terdengar paling ribut diselipi lawak. berasa kafe milik sendiri, yang lain mah angin lewat.

"Anak ngen-" belum selesai mengumpat lagi-lagi mulut Freya dibekap Dara "Mulut lo bekap-able Frey, sorry."

18:55

Fredella Myesha Ardhana, atau yang akrab dipanggil Freya. Anak bungsu dari tiga bersaudara, terlebih satu-satunya putri dari keluarga Ardhana.

Sejak ke-dua abangnya lulus dan sukses meniti karir, tiba giliran Freya menjadi sasaran mama.

Berbeda dengan Alm.papa yang selalu mendukung setiap keinginan anak-anaknya, mama justru sangat berambisi dalam mendidik anak-anaknya.

Tipikal yang berpikir bahwa nilai anak adalah image orang tua. Meresahkan.

Jangan tanya gimana keseharian para abang sebelumnya, kalau bukan karna Alm.papa, udah pasti bakalan sama seperti Freya saat ini.

Selalu ditutut buat jadi juara kelas, jadi anak kebanggaan sekolah, serta jadi anak kebanggaan orang tuanya, terkhusus mama. Sampai-sampai Freya sendiri muak dan pengen cepet-cepet lulus aja.

Sayangnya Alm.papa meninggal saat Freya masih duduk di bangku SMP. Dan yang bikin Freya gak bisa nolak apapun yang mamanya minta karna pesan Alm.papa yang mau Freya buat nurut dan dengerin semua perkataan mama.

Yaudah nasib..

Bicara soal impian, Freya cuma punya satu. B E B A S.

Bebas ngelakuin semua hal yang dia mau, bebas memilih apa yang dia suka, bebas membagi setiap waktu yang dia punya, bebas mengekspresikan perasaannya. Pokoknya B E B A S.

My Private TutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang