0.3 first meet

38 18 28
                                    

19:29

Hari yang Freya hindarin akhirnya tiba. Udah hampir sejam Freya nunggu, tapi si guru tutor belum datang juga.

Sesekali Freya melirik jam dinding yang ada di kamarnya, "Lama banget." keluhnya yang gak lama bangun dan berjalan keluar kamar.

Freya nyamperin mamanya yang ada di dapur, kemudian duduk di kursi meja makan. "Ma, belum dateng juga?" tanya Freya malas sambil menangkup kedua pipinya.

Mama Freya mengingat-ngingat sesuatu sebelum menjawab, "Oh iya! mama lupa sayang.. tadi Zafran bilang ada urusan, jadi privat kamu diundur besok."

"Seriously? kenapa gak bilang dari tadi sih ma, tau gitu aku ikut nugas bareng temen-temen."

"Mama baru inget sweetie, sorry.." jawab mama Freya sambil terkekeh, sementara Freya cuma menghela nafasnya pelan.

Kebiasaan banget deh.

Lain halnya dengan Freya, Zafran tengah sibuk berkutat dengan layar laptop yang ada di depannya sambil menyeruput secangkir Americano.

"Lek, lo aja yang presentasi ya." celoteh Juned asal.

Zafran melirik sekilas sebelum akhirnya kembali fokus pada layar laptopnya, "Boleh aja, tapi jangan harap lo kebagian nilai." jawabnya kemudian santai.

"Yah, jangan gitu lah bro. Tega bener.."

"Ah elo Ned, yang bener aja. lo pikir kita anak sd, yang kalo buat presentasi cukup salah satu orang aja yang maju. Pasti semua dapet bagian lah bego." ujar Gandi menimpali, sementara Juned cuma cengengesan.

Jeffrey yang lagi sibuk dengan power point hanya menyimak, kemudian beralih ke Zafran, "Btw Lek, bukannya hari ini jadwal lo ngajar?"

"Gue tunda besok demi kelarin ni proposal." jawab Zafran yang masih fokus dengan laptopnya.

"Ckck, ambis parah dah lo Lek." ujar Dika sambil tepuk tangan salut.

"Lo gak inget si Juplek lagi ngejar kuliah 3 tahun Dik?"

Juplek, panggilan khas buat Zafran dari teman-temannya. bukan hanya Zafran, Jeffrey pun juga punya panggilan khas, Jefri.

Alih-alih nama yang menurut ke-tiga teman seperjuangan dan sepermenderitaannya itu terlalu bagus dan gak cocok buat si pemunya. Halah, iri aja padahal.

"Oh iye! ah kagak asik lo Lek ngeduluin kita-kita, tapi semangat bro."

"Bang Jef,"

Ke-lima laki-laki yang sebelumnya sibuk bercengkrama itu kompak menengok ke sumber suara.

Jeffrey terkejut mendapati adiknya yang tiba-tiba berada tepat di depannya. "Lah dek, kamu ngapain di sini?" tanya Jeffrey.

"Lagi nugas tuh sama temen-temen." jawab sang adik sambil menunjuk teman-temannya yang lagi duduk berkumpul di pojok kafe.

Jeffrey mengangguk mengerti, "Bukannya sekarang jadwal privat pertama kamu?" tanyanya lagi.

"Di tunda besok kata mama, gurunya ada urusan." jawab Freya.

Iya, Jeffrey Nicholas Ardhana adalah Abang ke-dua dari Freya.

Jeffrey berfikir sejenak sebelum akhirnya menebak, "Jangan-jangan lo guru tutornya adek gue Lek?"

Zafran yang sebelumnya hanya melihat percakapan antara abang dan adik itu seketika menatap bingung. "Hah? Freya?" Tebak Zafran yang langsung di angguki Jeffrey.

My Private TutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang