❥ Chapter IV

1K 78 3
                                    

Kini Yeonjun tengah beristirahat di mansion barunya. Mansion yang baru Ia tempati sungguh nyaman. Luas, elegan, bersih. Untung saja manajernya mau membantunya membereskan barang-barang miliknya kemarin. Jadi Ia tidak perlu cape-cape membereskan mansion luas ini sendirian.

Hari ini mungkin jadi hari terberat bagi Yeonjun. Setelah konser, Ia harus melewati serbuan penggemar miliknya, setelahnya, Ia memiliki jadwal olah raga di gym. Belum lagi sebelum konser ia harus berlatih mati-matian agar saat tampil dirinya tidak mengecewakan penggemarnya. Semua itu sungguh membuat tubuhnya lelah. Ia bahkan belum mandi sama sekali saat ini. Meski jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

Ia tidak ingin mandi atau lainnya, Ia hanya ingin beristirahat saat ini. Meski mungkin mandi akan membuatnya menghilangkan rasa letihnya dan juga membersihkan tubuhnya. Namun Ia sangat lelah sekarang. Bahkan Ia tidak sedang istirahat di kasurnya, melainkan pada sofa di ruang tamu miliknya.

Dengan hanya menggunakan celana pendek hitamnya, serta kaos singlet putih yang Ia simpan di bahu sebelah kanannya. Badan kekarnya Ia biarkan terpampang jelas begitu pula dengan peluh yang sedari tadi mengucur deras. Matanya Ia pejamkan dan membiarkan tubuhnya lemas begitu saja. Ia membiarkan hawa dingin dari AC yang ia setel dengan suhu 19 derajat itu mengenai tubuhnya yang masih kelelahan ini.

Di saat tengah asyik-asyiknya memejamkan matanya, ia merasakan sesak di celananya. Mungkin karena efek kelelahan, jadi kejantanan miliknya pun mengeras. Ia menghela napasnya kasar dan membiarkan ini terjadi. Dirinya terlalu lelah untuk melakukan apa pun saat ini.

Tapi, tak berselang lama, karena tubuhnya yang memanas dan napasnya yang terburu karena terangsang, ia pun menurunkan celananya selutut dan membiarkan kejantanan besar nan sudah tegang keras itu keluar dari kandangnya.

Ia menghela napas lega di sela napasnya yang terburu itu. Berniat untuk bermasturbasi, namun seketika ia urungkan. Membiarkan kejantanannya yang ingin di sentuh itu mengacung tegak begitu saja. Ia mengistirahatkan tubuhnya dan tangannya ia hempaskan di samping tubuhnya.

Tak lama, ia merasa kejantanannya menghangat, seperti di apit oleh sesuatu yang hangat. Secara perlahan namun pasti, Yeonjun merasakan kejantanannya seperti sedang di lilit oleh sesuatu yang semakin lama semakin meremas kejantanannya.

Ia pun menggeram pelan sembari merasakan nikmatnya sensasi tersebut. Entah apa dan siapa atau dari mana sensasi tersebut, namun Yeonjun memilih untuk membiarkan sensasi ini menyelimuti dirinya. Ini benar-benar nikmat dan membuatnya tak ingin memberhentikan ini.

Terbesit di pikirannya, mungkin inilah yang dirasakan di saat tengah melakukan berhubungan intim dengan pasangan. Di mana penisnya akan di masukan di dalam lubang vagina, ataupun lubang anal seseorang.

Terpikirkan hal seperti itu, membuat tubuhnya bergemetar seketika, tak lupa kejantanannya yang masih merasakan sensasi hangat, sempit dan sesak itu. Jari-jari tangannya pun meremas sofa ataupun menggaruknya.

Rasa sempit dan hangat pada penisnya kini mulai bergerak naik turun, dan membuat dirinya menggigit bibir bawahnya. Mata yang sedari tadi sengaja ia tutup, kini lebih menutup sampai berkerut. Jari-jarinya pun meringkuk, entah itu jari pada tangan ataupun jari pada kakinya.

Gerakannya yang konstan, mulai dari lambat hingga semakin lama semakin cepat membuat Yeonjun membuka mulutnya sembari mendesah. Tak kuat menahan suaranya yang sedari tadi ia tahan. Tangannya pun terus meremat pinggiran sofa.

Dan dalam tiga hentakan terakhir yang ia rasakan, Yeonjun mengeluarkan cairan putih kentalnya. Punggungnya membusung ke depan dengan mendongakkan kepalanya dan mengeluarkan erangan keras. Kakinya bergemetar dan lututnya melemas, seluruh ototnya menegang seketika. Tak lama setelahnya, tubuhnya melemas semua dan ia membuka matanya secara perlahan dengan mulut menganga, serta dadanya yang naik turun dengan cukup cepat. Tak lupa keringat yang menuruni dan membasahi tubuhnya.

Idol and His Beloved GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang