Ryu Jihyun sudah menyiapkan serba-serbi untuknya belajar malam ini. Tidak bisa dipungkiri, kalau perkataan bengis pria yang dibencinya tadi siang nyaris membakar semua semangatnya untuk lebih giat dan berhasil mencapai titik kepuasannya. Yaitu, menggeser Kim Taehyung sebagai murid paling terbaik di sekolah.
Ya, hanya itu yang ia inginkan.
Bisa dibilang, dirinya sempat kewalahan menghadapi Taehyung yang memang sangat-sangat pintar. Tak ada yang mampu menandingi pria itu di sekolah, bahkan Taehyung menjadi murid idaman para guru dan murid. Mereka menyebutnya Prince idaman sekolah.
Namun saat dirinya--Ryu Jihyun datang saat kelas 11, peringkat Taehyung mulai tergeser dan terjadi perkecohan di antara mereka berdua.
Taehyung tidak suka, sangat tidak suka jika ada yang berani menandinginya. Ia akan berusaha sebisa mungkin untuk merebut kembali kekuasannya, walau harus dengan cara kekerasan sedikitpun.
Hari-demi hari Jihyun lewati dengan semua tatapan tidak suka yang mengarah padanya. Setiap hari harus menerima bullyan dari Taehyung, maupun teman-teman lainnya yang merupakan penggemar pria itu.
Namun nyatanya Jihyun tak selemah itu. Biarpun dirinya selalu dirundung dan nyaris tak pernah mempunyai teman setelah pindah sekolah, ia selalu tegar menjalani kehidupan dan terus meraih kesuksesannya.
Saat di sekolah, Jihyun bisa dibilang hampir tidak punya teman. Paling hanya satu-dua, itu juga hanya bersifat sementara. Miris memang.
“Jihyun-ah, makan malam dulu! Nanti dilanjutkan lagi belajarnya!” suara keibuan yang terdengar nyaring menyapa indra pendengaran Jihyun. Gadis itu sontak terperanjat kaget dan melepas kacamatanya kemudian meletakkan benda itu diatas meja.
Setelah merenggangkan otot karena terlalu lama duduk, akhirnya ia menjalankan kedua kaki jenjang miliknya kearah ruang makan untuk menyantap makan malam.
“Malam ini jangan begadang, lihat matamu itu. Kalau belajar boleh, tapi jangan lupakan kesehatanmu.” ujar ibunya tegas sambil mengambilkan lauk dan nasi untuk putrinya.
“Arraseo. Lagipula aku sudah mengantuk, habis makan aku akan langsung tidur.” jawabnya sambil menguap dan setelah itu menyuapkan makanan ke mulutnya.
•••••
Ujian sudah dimulai sejak 20 menit lalu. Ryu Jihyun sudah terbakar api semangat sejak ujian kelulusan dimulai. Suasana hatinya teramat baik lantaran ia bertemu dengan soal-soal yang mudah dan cukup dikuasai.
Sedangkan di seberang sana, sekitar ada 2 bangku yang memisahkan, Kim Taehyung tak begitu jauh berdeda dengan Jihyun. Ia kelewat pintar, tidak perlu diragukan lagi.
Sesekali mata setajam elang miliknya melirik seorang gadis yang sedikit berjarak darinya dengan tatapan dingin. Gadis dengan penampilan biasa dihiasi kacamata bulat yang bertengger apik di hidungnya yang mancung. Ryu Jihyun.
Perasaannya mendadak resah manakala melihat gadis itu tak terlihat kesusahan sama sekali. Tidak seperti murid lainnya yang kebanyakan terlihat frustasi juga sesekali mengacak rambut mereka sendiri.
“Yang sudah selesai kumpulkan kedepan, lalu kalian boleh menunggu di luar.”
Tiba-tiba guru pembimbing pria didepan sana bersuara tegas dan penuh wibawa. Taehyung melirik soal miliknya, tinggal tiga soal lagi yang belum terisi.
Semua perhatian seisi kelas langsung terpusatkan pada Jihyun yang berdiri sembari memegangi kertas ujian miliknya. Dengan senyuman merekah gadis itu berjalan kearah bangku guru, hendak menyerahkan soal ujian karena sudah ia isi semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wild Sajangnim [KTH]
FanfictionSeharusnya Jihyun tidak merasa beruntung kala restoran tempatnya bekerja akan di datangi konglomerat kaya Korea Selatan kala itu. Karena, yang datang justru adalah kesialannya. Bertemu dengan Kim Taehyung, dipecat, dan diterima bekerja bersama pria...