Mahasiswa Pecinta Alam, Berbesar Hati

2 0 0
                                    

Cowok_Playboy_Yang_Romantis⚔️

#2

"Baiklah sebelum kita memulai kegiatan kita, terlebih dahulu kita berdoa menurut kepercayaan masing-masing. Berdoa dimulai. " sepenggal pembukaan oleh Deni ketua Mapala.

Kami menundukkan kepala seraya berdoa memohon keselamatan dari awal sampai selesainya acara Pecinta Alam ini, 'membersihkan kawasan Cibodas dari sampah dan pergantian ketua Mapala' kampus kami, karena kami akan segera menyusun skripsi.

Acara dimulai dari menyusuri lingkungan sekitaran perkemahan kami, dan bergerak naik ke atas beberapa kilo dan selesai di Pos yang telah ditentukan.

"Lyra, lebih baik, Luh gak usah ikut naik, deh, Luh kan punya Hipo!" nasehatku pada Lyra sahabatku.

"Ah, ga apa-apa Ran, saya kan pake baju tebal ditambah jaket pula. "

"Owh, ya sudah, tapi nanti sekiranya, Luh ga kuat bilang aja, ya."

"Iya"

Kegiatanpun dimulai.
Sungguh dingin cuaca hari ini dan aku lihat bibir Lyra sudah mulai bergetar karena udara yang sangat dingin ditambah matahari pagi ini seolah enggan menampakkan dirinya karena kabut menyelimuti begitu pekatnya.

"Lyra, Luh baik-baik aja, 'kan? mendingan, Luh balik aja ke tenda.  "

"Iya, Lyra, daripada nanti kamu sakit." tambah Reyhan. Dan Gue lihat Reyhan sangat hawatir sama Lyra.

"Ga apa-apa, kok? " tegas Lyra.

Lyra adalah temanku, dulu Reyhan sangat menyukai Lyra sebelum sikap playboy-nya menjadi-jadi seperti sekarang.

Lyra gadis berjilbab yang sangat baik. Dia tak boleh pacaran dengan siapapun kecuali Ta'aruf dan langsung menikah aturan dalam keluarganya yang sangat agamis.

Mungkin itu salah satu alasan Reyhan menjadi Playboy setelah ditolak Lyra, hanya melampiaskan kekecewaannya terhadap wanita. Karena sebelumnya, Reyhan yang gue kenal gak playboy kek sekarang.

Terus kok gue mau jalan sama Reyhan, sebenernya Gue iseng aja dan pengen lebih dekat kenal sama Reyhan.
Gue juga gak baper-baper banget sih, dan Lyra gak masalah gue jalan sama Reyhan meskipun Gue tahu Lyra menyimpan rasa suka padanya dan gue cuma iseng-iseng aja, sih, sama Reyhan.

Hufff...
capek juga menyisir kawasan Cibodas meskipun hanya beberapa kilo, gue dan Reyhan beristirahat sejenak sambil duduk membuka bekal minum yang kami bawa.
Sedangkan Lyra bersama mahasiswa lainnya beristirahat di seberang agak lumayan beberapa meter dari gue dan Reyhan.

"Rey, Luh masih suka sama Lyra?" sambil Gue lihat ada curi-curi pandang antara Lyra dan Reyhan.

"Apa, sih, kamu? Pertanyaan yang tak berbobot." Sanggah Reyhan.

"Rey, gue tahu, Luh masih suka sama Lyra, dan perasaan Luh, belum berubah sama Lyra sampai sekarang. Dan cewek-cewek yang Luh pacarin si Lina, Anita, Evelin dan siapa lagi? Termasuk gue cuma pelampiasan kekecewaan Luh doang, 'kan?" tanya gue panjang lebar.

"Apaan, sih, udahlah gak usah bahas itu lagi."
Reyhan seperti enggan membicarakan Lyra karena Gue tau Dia masih sangat Mencintai Lyra jauh dari lubuk hatinya yang sangat dalam.

"Rey, kita udah jalan dua minggu, tapi gue gak lihat tatapan mata Luh sama gue, atau sama cewek-cewek Elu yang lainnya saat Luh menatap Lyra itu beda Rey. Gue juga gak masalah kalo, Luh emang masih suka sama Lyra karena dari pertama gue mau jalanin hubungan sama luh, gue cuma pengen tahu, Luh yang sebenarnya, dan ternyata memang benar, 'kan Luh belum bisa lupain Lyra."

Reyhan hanya tersenyum mendengar semua  ocehan gue sambil terus memandangi gadis berjilbab di seberang sana yang sedang duduk dan sesekali menoleh ke arah kami dengan diam-diam.

"Terus kamu gak marah kalau aku memang belum bisa lupain Lyra?"

"Ngapain gue marah, Lyra aja gak marah pas tahu gue sama luh jalan, sedangkan gue tahu, Lyra masih menyimpan rasa buat, Luh. Udahlah kita temenan aja, dan Luh gak usah, deh, koleksi cewek-cewek cengeng itu lagi, mending Luh cari cara gimana supaya Luh sama Lyra bisa bersatu." nasehat gue kek orang bijak padahal enggak.

Sore pun tiba. Gue lihat jam menunjuk ke angka 4 dan cuaca dingin berkabut tebal serta gerimis rintik-rintik kembali membasahi area perkemahan kami.
Gue dan Lyra bersiap hendak ke toilet umum buat bersih-bersih. Tetiba berpapasan dengan Reyhan.
Kamipun berjalan bertiga tanpa satu patah katapun keluar dari mulut kami yang seolah terkunci.

"Woyy! Diem-diem wae. Ngobrol, lah." celetuk gue memecah kebisuan kami bertiga. Reyhan dan Lyra kaget sambil tersenyum.
"Gue duluan, ya, ga enak gatel pengen cepet-cepet bebersih." Gue lari duluan ninggalin Reyhan sama Lyra. Gue sempat menengok ke belakang sepertinya Reyhan membuka kata terlihat mereka sedang berbincang namun seperti biasa Lyra dengan wajah polos dan malu-malu mencoba menjaga jarak dengan Reyhan.

~~~

Bergabung... Eh bersambung

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Playboy Yang RomantisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang