Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Enjoy Reading >.<
-*-
"itu yang dibelakang bisa diam tidak?!! gak dengar saya ngomong?"
kebisingan yang terjadi sebelumnya meredam menjadi hening mengharum takut akibat bentakan barusan. kegaduhan terjadi akibat wajah tampan salah satu kakak mentor yang sedang memimpin jalannya kegiatan orientasi perkenalan kampus hari terakhir. membuat mahasiswa perempuan heboh tidak karuan. kalau dengar-dengar sih inceran para kakak tingkat alias pangerannya sekolah.
"eh Alana, kita ke pinggir aja yuk. disini terlalu desak desakkan." ajak Yeji.
sejak dua puluh menit berlalu, kegiatan keliling perkenalan kampus ini belum berakhir. sebagian mahasiswa/i pasti kepalang capek. bahkan ada yang nekat keluar barisan sebelum waktu istirahat diperintahkan. ya begitulah, kadang hilang kesabaran duluan.
Alana melirik barisan belakang paling pinggir yang diunjuk Yeji. disana.. walaupun kelihatan-nya sepi dan agak leluasa dari mata kakak mentor tapi banyak anak laki-laki yang terlihat tidak peduli dengan apa yang terjadi disini. mereka sibuk bercanda seraya memakan sukro untuk dimakan satu bersama.
"jangan, banyak cowok." sahut Alana.
"iya juga sih. tapi.. ini gerah banget. gua mau bermigrasi ke kutub utara please." ,Yeji. berharap kegiatan hari ini cepat selesai dan dapat kesempatan untuk mengistirahatkan kakinya yang serasa sudah mau patah (serem) tapi mau gimana lagi, merencanakan niat untuk bubar barisan pun Alana dan Yeji tidak akan berani.
"gua baru liat kak Taeyong lagi." celetuk Yeji tiba-tiba.
"siapa?" sahut Alana, kurang mendengar jelas Yeji bicara apa barusan karena dibelakangnya masih sibuk jerat-jerit, kenceng amat kaya suara tim penyemangat bola.
"kak Taeyong, alumni SMA gue." jelas Yeji singkat. Alana paham.
kemudian hening lagi diantara keduanya, sama-sama memperhatikan kakak tingkat didepan barisan yang Yeji bilang Taeyong namanya. ya.. emang tampan sih, mirip salah satu idol korea tapi Alana lupa. ini kalau jadi cinta pada pandangan pertama sama sekali tidak lucu sih.
"heran, kenapa pada terpesona sama dia ya?"
Alana menoleh ke sampingnya, tempat suara berat itu berasal. membuat perempuan bermata sipit itu merotasikan bola matanya malas - Yeji kenal siapa laki-laki yang tiba-tiba mengeluarkan suaranya di lorong fakultas hukum yang sedang dibicarakan. sedangkan Alana diam-diam bingung sekaligus bertanya-tanya apa lelaki bertubuh tinggi tersebut bicara padanya? tapi siapa dia? Alana tidak kenal - jangankan kenal, pernah lihat saja tidak.