Heeseung berangkat pagi ini, dengan tiga temanya, lain tak lain adalah Jay, Sunghoon, dan Jake. Mereka tengah menunggu Heeseung di halaman rumahnya. Ehmㅡ menunggu Heeseung berpamitan dengan Jiya.
Masih pagi mereka harus mengigit bibir karena menyaksikan tingkah pasangan itu.
"Hati-hati ya" Ucap Jiya pelan, dia sedikit cemberut. Imut.
"Iya.. Kamu juga ya.. " Heeseung mengelus surai Jiya lembut. Matanya menangkap manik Jiya yang berkaca-kaca. Ya Tuhan heeseung mana tega kalau seperti ini.
"Nanti kabari aku! Telfon aku kalau sudah sampai, kirimkan pesan juga! " Pinta Jiya. Memaksa.
"Haha.. Iya-iyaㅡ aku akan memberi mu kabar tiap detik! "
Jiya mengangguk lesu. "Harus tiga hari ya? "
"hm. Kau tidak apa-apa kan? "
"Tidak.. Nanti cepat pulang ya"
"Iya" Heeseung menarik Jiya di peluk. "Dirumah saja!, jangan keluar-keluar" Pesan Heeseung.
"Iya"
" Jangan membukakan pintu untuk orang yang tidak di kenal! ㅡ"
"Iya"
" Jangan begadang terus, jam sembilan harus sudah tidur! "
"Iya"
"Kalau ada apa-apa telfon aku!"
" Oppa akan pulang? "
"Hm.. Fifty-fifty"
Jiya mempererat pelukan, begitu pun Heeseung. Hanya tiga hari oh my god.
" Hanya tiga hari Jiya, tidak apa-apa' kan? "
"Hm.. Nanti kalau aku kangen gimana? "
"Virtual hug hahaㅡ nanti aku telfon tiap malam! "
Heeseung melepas pelukanya, menangkup pipi Jiya.
" Kau akan baik-baik saja kan? Tidak takut kan? " Heeseung memastikan.
Jiya menggeleng "tidak, aku akan baik-baik saja"
"good girl..aku berangkat ya"
"Iya.. Hati-hati"
Cup
Heeseung mengecup dahi Jiya. Menahan nya beberapa detik disana.
Yang menjadi penonton spontan menutup mulut. Heeseung benar-benar.
"Andai aku punya istri" Monolog Sunghoon saat melihat Heeseung mengecup Jiya.
"Sebelum punya istri harus punya pacar dulu! " Tambah Jake.
"Makanya cari! " Damprat Jay yang lelah dengan kedua lajang itu.
Merepotkan.
"Geoul sudah cukup untuk ku"
:)
****