rusuh||A

30 15 10
                                    

Stop overthinking! Stop insecure! Lo sempurna, lo menakjubkan, lo berarti buat dunia, ibarat satu kata terpenting dari pelangi lo itu "keindahan"
______________________________________


Kata orang-orang jangan menatap langit disiang hari jika mata kalian tidak mampu menahan sinarnya.
Jika hujan? Iya tentu gak kesilauan tapi yakin bisa nahan air hujan dimata gitu? Bisa pakat tuh mata.

Lain hal dengan azura dan anandika, mereka malah bermain permainan tidak menyehatkan jantung keduanya. kalian bisa tebak dari langit diatas kalau mereka sedang bertatap-tatapan sekarang, entah permainan macam apa yang mereka buat, jika salah satu mengedipkan mata berarti kalah dan harus nurut ke yang menang dalam 24 jam. Aneh bukan? Tapi spertinya ini akan seru
 
Sepertinya disini anandika lah yang akan memenangkan permainan aneh tersebut, bagaimana tidak! Posisi mereka saja sangat dekat dengan keduanya duduk bersila dan saling berhadapan, tangan anandika yang melindungi kedua kaki azura. Bahkan bibir perempuan ini sudah kedutan ingin tertawa melihat wajah anan seperti ini bukankah pria itu sengaja menggodanya?

Anandika semakin mendekatkan wajahnya, hingga beberapa senti lagi hidung mancung keduanya akan bersentuhan

"Anan--" Ucapan itu terputus dengan jari anandika sebagai perekat bibir azura

"Sssst diam" Kata anan lalu menunjukan senyum manis yang hanya ditunjukan oleh azura dan ibunya.

"GUE MENANG!!!JUJU NGEDIP HAHAHA" pekik anandika lalu bersorak kemenangan itu membuat azura melongo jadi tadi dia dijebak? Demi kecoa gada pantat anandika sialan!

"Hahaha juju, lo aja gatau kalo lo udah ngedip 2× tapi gue biarin hahaha" Masih dengan cengegesannya itu, bahkan tidak melihat jika perempuan didepannya sedang cemberut karena kalah.

"Udah dong jangan cemberut, emang kodratnya cewek tuh selalu salting ditatap orang ganteng kek gue" Ucap anandika bangga

"Nyenyenye pede banget jadi orang lu" Kata azura dengan nada malasnya. Sedangkan anandika hanya terkekeh melihat perempuan ini masih dengan wajah cemberutnya yang menggemaskan

"Berhubung gue menang nih, lu harus nurut kan 24 jam sekarang ikut gue" Kata anandika lalu membantu azura yang masih duduk untuk berdiri dan ikut denganya

"Kita mau kemana? Jangan aneh-aneh anan, gue musuhin lo sampe akhir puasa! Karena kalo udah lebaran galucu yang lain pada maaf-maafan gue malah judesin lo yang ada bukanya dapat pahala dari sholat gue malah keluar dapat dosa" Celetuk azura

"Cerewet" Ucap anandika tak peduli

"Ihs" Azura mengernyit heran ketika langkah mereka terhenti didapur "Lah nan, ko dapur?"tanya azura

"Emang lo liat ini apa? Mall?"

"Ih bukan gitu, maksudnya ngapain lo bawa gue kedapur?"

"Masak nasi goreng tanpa liat buku resep bunda" Suruh anandika menantang

"Anjir lo yang bener aja, lo kan tau gue baru belajar kemarin mana bisa hafal" Celetuk azura

"Ingat perjanjiannya kan?" Anan mengangkat satu alisnya dan menatap azura

"Nyebelin banget lo! Yauda tunggu gue mikir-mikir dulu"

"Gak gak masak sekarang" Kata anan sambil mengiring azura ke depan alat dan bahan yang sudah lengkap

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANANDIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang