Chapter 3

10 4 0
                                    

Menunggu dan mengharapkan kepolisian bergerak cepat hanya akan semakin membuang-buang waktu. Juno mulai mencari-cari nama di kontak ponselnya, semoga saja masih menyimpannya. Ia memiliki teman yang bekerja di badan intelijen negara, mungkin saja bisa membantu menemukan Youngeun. Ada, ia menghela napas lega lalu menghubungi nomor tersebut. Setelah nada sambung terhubung pada lelaki di seberang, ia sedikit canggung. Sudah lama mereka tidak pernah bertemu dan berkomunikasi.

"Kau Kang Ju No?" tanya lelaki di seberang telepon.

"Kau masih menyimpan nomorku?"

"Tentu saja, astaga lama sekali kita tidak bertemu." Terakhir mereka bertemu pada acara reoni SMA tiga tahun silam.

Juno merapatkan bibir lalu menghela napas sebelum mengutarakan niatnya. Jujur ia merasa tidak enak, sekalinya menghubungi Taegyu malah meminta bantuan yang terbilang cukup berisiko. Ia tahu sejak remaja Taegyu memang sangat tertarik dengan dunia cyber, lelaki itu menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari hal-hal rumit dalam pengkodingan. Bahkan Taegyu pernah menunjukkan pada Juno bahwa ia berhasil meretas salah satu akun milih orang yang disukainya.

"Eum ... begini Taegyu." Berat sekali rasanya berucap, seperti terganjal di tenggorakan. Namun, pada akhirnya ia mengatakan juga pada lelaki di seberang telepon. "Calon istriku menghilang, kepolisian tidak banyak membantu, bolehkan aku meminta bantuanmu?"

"Aah ... ini terlalu berisiko, Juno." Taegyu mengetahui banyak hal tentang negara, identitasnya sendiri juga dilindungi. Jika ia melibatkan diri dengan kasus penculikan itu maka negara akan dalam bahaya, terlebih lagi ia tahu bahwa ada beberapa campur tangan negara mengenai keberadaan Organisasi Yakuza.

"Jadi, kau tidak bisa membantuku?"

"Maaf, aku tidak bisa." Taegyu lantas mematikan ponsel, hal ini membuat Juno benar-benar tidak tahu harus berbuat apalagi. Ia sangat buta, dan hanya bisa mengandalkan internet yang mana sama sekali tidak bisa membantu dalam pencarian.

Hari berlalu begitu cepat, Juno tetap harus mengajar meski hatinya tengah berkecamuk dan diselimuti perasaan tak tenang. Kabar bahwa mereka yang tertangkap tidak pernah ditemukan memang benar, ia dibuat kewalahan dan kebingungan ditambah lagi pihak kepolisian yang sepertinya lepas tanggung jawab.

"Pak Juno," panggil salah satu murid yang mendapatinya tengah melamun setelah memberikan tugas kelas.

"Iya," jawabnya.

Murid gadis itu menyerahkan tugas dan juga memandang prihatin, kabar menghilangnya calon istri dari salah satu guru sudah menyebar di seluruh sekolah, tak terkecuali dirinya. Juno terkenal sebagai guru yang baik dan ceria meski terkadang irit bicara, tetapi lihaltah lingkaran hitam di bawah lelaki itu, sangat menunjukkan betapa jam tidurnya berkurang. Seluruh murid ingin membantunya, hanya saja mereka tahu bahwa tidak ada yang bisa mereka lakukan.

Seusai jam pelajaran seperti biasa, Juno mulai mengemudikan mobilnya tanpa arah tujuan yang jelas dan berakhir di rumah Youngeun. Mungkin ia akan pindah ke rumah ini, siapa tahu nantinya bisa menemukan petunjuk. Ia tertawa, kepolisian sudah menyelidiki beberapa kali, tetapi tidak menemukan apa pun. Ia ingin marah, hanya tidak tahu harus marah pada siapa, pada pihak berwajib yang terlalu lelet, atau pada mereka yang berani menculik Youngeun?

Juno mengecek ponsel Youngeun, dan mulai membuka-buka galeri, ia tertawa mendapati banyak gambar dirinya di sana. Cinta wanita itu padanya memang tidak perlu diragukan lagi. Keduanya hampir tidak pernah bertengkar karena Youngeun selalu mengalah dan menuruti perkataannya. Sungguh, ia sangat merindukan Youngeun, ke mana harus mencari wanita itu. Ia beralih dengan membuka-buka hal lain dalam ponsel, ia mengerutkan dahi setelah mendapati saldu folder aman yang terkunci dengan pola yang berbeda. Youngeun tidak pernah menyembunyikan apa pun darinya dan ini baru pertama kali ia melihat ada folder aman yang tersembunyi.

Di saat ia mencoba beberapa pola dan selalu gagal, tiba-tiba ia dikejutkan oleh ketukan pintu. Juno menoleh, siapa yang datang ke rumah calon istrinya pada pukul enam sore ini? Ia beranikan diri membukanya lalu satu lelaki mengenakan pakaian serba hitam dan bermasker menerobos masuk.

"Aku sudah mengikutimu dari tadi," ucap lelaki itu sembari membuka masker.

Juno terkejut sekaligus lega, lelaki berpakaian serba hitam itu adalah Im Tae Gyu. "Kenapa kau mengikutiku?"

"Aku tidak bisa mengatakan bersedia membantu melalui ponsel, karena aku sedang diawasi negara. Ponselku disadap, aku tidak bisa bebas menggunakan ponselku."

"Bekerja sebagai intelijen tidaklah mudah." Taegyu mengangguk sembari tersenyum, lalu menduduki sofa.

"Yeah ... lebih enak menjadi seorang guru sepertimu. Sekarang, jelaskan bagaimana calon istrimu bisa menghilang?"

"Di sini, di rumah ini dia menghilang." Taegyu mulai mengeluarkan perlengkapan perangnya, maksudnya perangkat yang memungkinkan dirinya untuk menjelejahi beberapa situs. Berawal dari CCTV di sekitar rumah Youngeun, tetapi Juno terlebih dulu mengatakan bahwa ada yang membuat error CCTV tepat di saat kejadian.

"Kau benar, penculikan ini telah direncakan dan sepertinya dilakukan oleh seseorang yang paham dalam dunia cyber." Berbagai koding rumit yang sudah di luar kepala mulai Taegyu mainkan, tetapi ia tidak dapat menembus pemilik VPN. "Akan sulit melacaknya, siapa nama calon istrimu?"

"Park Young Eun," jawab Juno membuat Taegyu refleks menoleh dan memasang wajah serius.

"Park Young Eun katamu?" Taegyu telah lama mencoba mencaritahu siapa sebenarnya Park Young Eun, semoga saja bukan Park Young Eun yang sama, lagian tidak sedikit yang memiliki nama Youngeun di Korea Selatan.

"Kenapa?"

"Apa dia berasal dari panti asuhan?"

"Dari mana kau tahu?" Taegyu mulai tersenyum, akhirnya ia bisa menemukan orang membingungkan yang selama ini berusaha ia cari tahu.

"Kau tahu siapa keluarganya?" Juno menggeleng, ia tidak pernah membahas apa pun mengenai masa lalu Youngeun. Ia hanya tahu bahwa Youngeun berasal dari salah satu panti asuhan di Ilsan dan pindah ke Gurye beberapa tahun lalu. Ia mengenal Youngeun dua tahun lalu, saat ada acara festifal. Youngeun kedapatan musibah, wanita itu dicopet dan ditolong oleh Juno. Akhirnya mereka mulai dekat, setahun kemudian menjalin hubungan dan akan menikah beberapa bulan lagi.

~~~~

Lelaki bertubuh kekar, tekenal memiliki kebengisan itu baru saja memasuki ruangan diikuti oleh beberapa anak buahnya. "Apa wanita keras kepala itu sudah membuka mulutnya?" tanyanya.

"Belum, Tuan."

"Berapa gadis yang kalian bawa malam ini?"

"Tidak banyak, hanya dua saja." Lelaki itu menghela napas sembari mengangguk, meminta pada bawahannya agar segera pergi. Ia lantas menaiki tangga menuju salah satu kamar di lantai atas. Sebelum membukanya ia sempatkan untuk menyeringai sembari membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Youngeun mengenakan pakaian terusan panjang berwarna putih, ia menatap tajam pada lelaki yang baru saja memasuki kamar.

"Kau sudah makan?" tanya lelaki itu sembari berjalan mendekat.

"Kau menyediakan makanan yang luar biasa, bagaimana bisa aku melewatkannya?" Youngeun menyelundupkan tangan di rambutnya untuk menyangga kepala, lalu tersenyum.

"Kau tidak pernah berubah."

"Kau pikir aku power ranger yang bisa berubah costum?" Keduanya lantas tertawa, Youngeun mulai beranjak dari atas ranjang lalu memeluk lelaki itu dengan erat seolah melepas rindu. "Setelah membuatku pingsan, masih punya nyali kau menemuiku, Lee Sang Woo?" Ia mendorong tubuh lelaki itu, kemudian melipat kedua tangan di depan dada. Mulai menatap tajam yang memtikan, siapa pun yang melihatnya pasti akan bergidik ngeri.

~Tbc~

FlummoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang