Chapter 10 (End)

8 2 0
                                    

Sangwoo mengemudikan mobil sembari sesekali melihat ke arah belakang, Juno masih saja mengejarnya. Ia mendesis merasa sangat kesal, lalu melihat pada jarum jam di tangan. Sebentar lagi ia akan bertemu dengan Saebyeol. Kalau saja lelaki yang saat ini berada di belakang mobilnya bukan kekasih Youngeun yang paling dicintai, pasti sudah ia layangkan peluru berkali-kali ke tubuh lelaki itu. Dari pantulan spion sorotnya menunjukkan kesedihan yang luar biasa, bagaimanapun Youngeun pernah dan sepertinya masih berada dalam hatinya. Tidak peduli wanita itu telah memilih dan akan menikah dengan lelaki lain, ia tetap mencintainya. Namun, ia sadar bahwa hubungan mereka di masa lalu adalah suatu kesalahan. Sangwoo harus memposisikan diri, hanya karena ia menjadi orang kepercayaan ibu Youngeun bukan berarti ia bisa melampaui batas. Memang benar sekali, bawahan dan atasan tidak pernah bisa bersama.

Hal ini terjadi di masa lalu, Park Jin Hee merupakan keluarga konglomerat yang memiliki banyak perusahaan anak cabang di mana-mana. Ia hidup bahagia bersama keluarga kecilnya dengan bergelimang harta. Suatu malam, tepat saat putrinya menginjak umur satu tahun, bawahannya Han Sae Il beserta beberapa yang lain berniat merebut hartanya. Lelaki yang mana sangat dipercaya oleh Jinhee ini ternyata berkhianat, ia memalsukan kematian Jinhee dan menyekap lelaki itu. Namun, ada satu asset besar dan beberapa berkas perusahaan dalam satu bangker luas. Saeil tidak bisa membukanya karena ternyata Jinhee telah menghubungkan bangker itu dengan putrinya Park Young Eun. Sayangnya sejak kecil Youngeun telah disembunyikan dengan aman oleh ibunya, orang-orang Saeil tidak pernah tahu. Bahkan sampai lelaki itu meninggal dan kini dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Saebyeol. Lelaki lebih kejam dari ayanya dan yang telah memasukkan Organisasi Yakuza ke Korea Selatan. Lelaki itu semakin terobsesi menemukan keberadaan Youngeun. Selama ini ia berlindung dibawah Yakuza dan mendapat hacker-hacker hebat dari Jepang, bukan hanya itu saja. Demi melancarkan misinya ia bermain kotor dengan para pejabat seperti Wali Kota Jeju.

Youngeun tumbuh dan besar di penjara, sedangkan ibunya adalah pengasuh panti asuhan yang kini bernama Jung So Young. Youngeun tidak pernah tahu siapa kedua orang tuanya, ia hanya menjalani hari-harinya seperti putri yang terkurung dalam sel tahanan. Meski ia mendapat fasilitas langkap di sana tak sekalipun diizinkan keluar oleh Sangwoo. Satu-satunya teman yang Youngeun miliki selain lelaki itu adalah ponsel yang mana akan dipergunakan untuk memotret semua hal di dalam tahanan saat ia terbebas dari pelatihan.

Tahanan tempat tinggal Youngeun itu terdapat ruangan khusus untuk berlatih. Baiklah akan lebih dijelaskan lagi, Youngeun yang kala itu masih remaja harus berjalan bersama orang kepercayaan Sangwoo yang mana mereka juga sudah terlatih. Mereka ditugaskan untuk melatih Youngeun, mulai dari memanah, memegang belati, ilmu pedang, bela diri, serta berbagai senapan. Youngeun juga dilatih mengatur ekspresi dengan berlatih akting. Selama masa-masa di tahanan ia bagai kerja Romusha, meski dihormati selalu diperintah ini dan itu. Semula ia tidak pernah tahu, kenapa harus tinggal di sana, melakukan pelatihan keras ini, serta berbagai pelajaran lainnya. Ia tidak diizinkan menampakkan diri pada tahanan lain, jika kebetulan ada yang melihat maka mereka akan mati. Melihat tahanan lain mati karenanya sudah sering ia lihat, maka saat memotret ia akan berhati-hati agar tidak terlihat.

Menginjak dewasa, ia mulai menyukai sosok Sangwoo yang memiliki selisih umur sembilan tahun. Sangwoo merupakan anak yang pernah ditolong oleh ibu Youngeun saat berusia sepuluh tahun, wanita itu memiliki nama asli Lee Young Ae yang sekarang menjadi Jung So Young. Sangwoo dibawa ke orang-orang kepercayaan Jinhee dan mulai diajari banyak hal serta diminta untuk melindungi Youngeun di penjara. Mereka menjalin hubungan, tepat di ulang tahun tahun Youngeun yang ke tujuh belas dan berakhir tak lama setelah ibunya tahu.

“Kau sudah kuanggap sebagai putraku sendiri, jadilah kakak untuk Youngeun. Aku tidak ingin putriku yang masih labil itu mempermainkanmu karena hanya merasa bosan di dalam sana. Aku tidak ingin hubungan ini menghancurkan kekeluargaan yang ada. Jika nanti suamiku sudah ditemukan, kau boleh secara pribadi datang untuk melamar kalau memang kalian berjodoh.” Sangwoo tidak punya pilihan, ia harus memutuskan hubungan dengan Youngeun dan membuat gadis itu menangis berminggu-minggu sampai tidak mau bertemu.

Menginjak umur sembilan belas tahun, Saebyeol berhasil menemukan di mana Youngeun berada. Ia bersama anak buahnya membantai penjaga tanpa ampun. Namun, Youngeun dan Sangwoo berhasil kabur melalui pintu rahasia yang memang sengaja dibuat kalau hal seperti ini terjadi. Saeil dan Saebyeol telah membunuh banyak orang demi menemukan Youngeun, termasuk orang-orang yang memiliki identitas Youngeun.

Youngeun bebas menjadi diri sendiri saat pertengahan kuliah, tinggal di panti asuhan bersama ibunya. Namun, ia tidak tahu jika Soyoung adalah ibunya. Ia beranggapan satu-satunya keluarga hanyalah Sangwoo, ia memaksa pada lelaki itu agar diizinkan kuliah di Seoul. Tak lama setelah lulus ia pindah ke Gurye dan bertemu dengan Juno. Ia melamar menjadi salah satu karyawan di Crown lelya, sempat dilarang yang ia sendiri tidak tahu apa alasannya.

~~~~

Youngeun memagangi bawahannya yang tertembak karena melindungi dirinya. “Nona, cepatlah pergi!” Hanya itu yang dikatakan sang bawahan, lalu bersama bawahan lain ia kabur melalui jalan rahasia.

Selama ini Sangwoo telah melindungi para wanita dari tangan-tangan Yakuza, ia memiliki daftar nama yang akan ditargetkan. Youngeun juga salah satunya, sebenarnya ia tidak perlu khawatir mengenai wanita itu. Walau Youngeun terlihat polos dan penurut, sebenarnya ia sangat mematikan dan nekat. Inilah kenapa Youngeun tidak pernah diberitahu alasan kenapa ia harus tinggal di penjara, sibuk bersembunyi, dan tidak tahu siapa kedua orang tuanya. Bahkan Youngae pun tidak bisa mengungkap diri di hadapannya. Semua data mengenai kehidupan Youngeun di masa lalu telah dihapus, agar wanita sembrono sepertinya tidak berusaha mencari tahu.

Youngeun terus berlari, sembari sesekali membidikkan peluru ke  arah pengejar. Beberapa ada yang terkena, tetapi sayang pelurunya sudah habis sedangkan mereka masih banyak. Para wanita yang berada di rumah sebelah tempat tinggal Youngeun sudah tertangkap dan akan segera dibawa ke markas Yakuza.

“Kau larilah, dan beritahu Sangwoo bahwa aku dibawa mereka.”

“Tidak, Nona ini perintah dari Nyonya bahwa Anda harus tetap aman.”

“Nyonya?”

“Ibu panti asuhan adalah ibu Anda, Nona.”

Luar biasa sekali, sebenarnya apa yang sedang terjadi? Siapa yang telah mengincar keluarga mereka? Youngeun tidak peduli, ia menghentikan langkah sembari mengangkat tangan. Ingin sekali melihat siapa dalang dari peristiwa ini, yang juga membuatnya terkurung dalam penjara dan tidak pernah bertemu kedua orang tuanya.

“Nona!” teriak lelaki itu.

“Pergilah!” perintah Youngeun.

Youngeun berpura-pura kehabisan napas, ia masih mengangkat tangan sembari memasang wajah ketakutan. Percayalah … wanita ini sangat mahir dalam mengubah ekspresi, andai saja ia memasuki agensi dan debut sebagai artis sudah pasti banyak mendapat penghargaan. ‘Hidupku jauh lebih dari pada para trainee.’

Youngeun dibawa ke entah di mana itu, ia belum pernah melihat tempat seperti ini sebelumnya. Tempatnya terdapat lorong memanjang, sebelum ia sampai pada satu ruangan yang luar biasa megah, khas menunjukkan tempat tinggal para mafia. Ia dapat mendengar desahan demi desahan setelah memasuki tempat itu. Youngeun mendengkus jijik tatkala dirinya harus menunggu di luar sembari berjongkok, sedangkan beberapa lelaki di sekitarnya pun ikut menunggu.

Di dalam ruangan minim dengan pencahayaan serta pintu dibiarkan terbuka sedikit itu, seorang lelaki dan wanita sedang menikmati setiap lekukan-lekukan tubuh. Kaena, entah bagaimana ceritanya telah dibuat tanpa kain dan kecanduan pada tubuh lelaki di bawahnya. Keseringan bersama, cinta tumbuh di antara keduanya. Tidak yakin, apakah Saebyeol memiliki rasa yang sama. Namun, satu hal yang pasti bahwa wanita yang kini bergerak-gerak dengan temperature lembut di atasnya telah menjadi satu-satunya wanita yang disentuh semenjak pertemuan pertama mereka di Jeju.

Gerakan disertai desahan kian menjadi-jadi tatkala Saebyeol memutar tubuh Kaena dan mengambil alih permainan. Sungguh, pesona lelaki itu begitu memikat dan mematikan, membuat Kaena jatuh semakin dalam pada buaian. Trauma yang ia dapat dari wali kota keparat perlahan mulai terhapuskan oleh lembutnya sentuhan demi sentuhan Saebyeol. Ketakutan pada lelaki itu juga berubah menjadi kenyamanan luar biasa, ia merasa tenang di samping Saebyeol.

Seusai permaianan yang membuat telinga Youngeun … eum, lumayan panas sekali. Saebyeol lantas mengenakan pakaian. Sungguh, kesabaran Youngeun hampir habis kalau saja lelaki itu masih melanjutkan ronde selanjutnya. Ia sudah bersiap-siap menunjukkan keahliannya dalam melucuti senjata lawan.

“Tuan, dia sudah ada di depan.”

Saebyeol tersenyum, ia mengecup lembut rambut Kaena yang masih terbalut selimut di atas ranjang. “Aku tidak akan lama, setelah aku berhasil membuka brangkas kau akan menjadi Nyonya JY Group, perusahaan pusat Crown Lelya.”

Youngeun mendengkus karena ia masih bisa mendengar ucapan Saebyeol pada, ‘Wanita simpanan?’ pikir Youngeun.

Betapa terkejutnya Youngeun, pun Saebyeol setelah mereka bertemu. “Jadi Kau Park Young Eun?” Saebyeol tertawa juga merasa kesal dan marah.

“Anda tahu nama saya sejak dulu, Tuan.” Saebyeol adalah atasan Youngeun, wanita itu bekerja di perusahaannya.

“Luar bisa sekali, kau dekat denganku tanpa aku sadari.” Youngeun mengerutkan dahi, apa maksud dari semua ini? “Aku telah membunuhmu berkali-kali, tapi kau tidak mati.”

“Jadi, Anda … tidak, maksudku kau orang yang selama ini membuatku bersembunyi? Kau membunuh mereka yang berpura-pura menjadi diriku?”

“Bawa dia pada si keparat Jinhee, akhirnya aku telah menemukan putrinya!”

“Youngeun!” panggil Kaena saat keluar ruangan, ia hanya mengenakan selimut di tubuhnya.

“Kaena!” Youngeun mendengkus, jadi orang yang dikiranya menjadi wanita simpanan adalah sahabat terbaiknya. “Aku menyerahkan diri demi kau Kaena, tidak tahunya kau adalah bagian.” Youngeun dibawa oleh dua lelaki memasuki lorong lain, ia tidak lagi menatap Kaena hanya memandang lurus pada jalan di depan.

~~~~

Sangwoo tiba-tiba menghentikan mobil setelah mendapati kabar bahwa Youngeun tertangkap, hal ini membuat Juno membanting setir dan buru-buru menginjak rem. Rencana Sangwoo berantakan, ia sudah akan bertemu dengan seseorang yang telah memasukkan Yakuza yang juga telah menyekap ayah Youngeun. Youngae berpesan jika sampai Youngeun tertangkap, maka baik Youngeun ataupun suaminya tidak akan selamat.

Sangwoo keluar dari mobil, ia berjalan mendekati mobil Juno kemudian memasukinya. Setelah duduk di samping lelaki itu, ia melemparkan pintol. “Kau bisa menggunakannya, kan?” Juno tercengang untuk sesaat, ia tidak mengerti apa maksudnya. “Jika kau ingin menyelamatkan Youngeun ikuti perintahku! Sekarang jalankan mobilnya!”

Sangwoo memerintahkan agar mengemudikan mobil ke suatu tempat, Juno pun menurut. Namun, sebelumnya ia menyimpan pistol pemberian Sangwoo di balik saku jeansnya.

Sangwoo membuka navigasi, Youngeun sedang berada di busan, tetapi daerahnya cukup tidak terjangkau. Ia tidak mengira bahwa orang yang ia cari bersembunyi di sana. Ia juga tidak pernah tahu bahwa ada bangker megah, tidak banyak yang berjaga karena ini bukan markas Yakuza.

“Kau tunggu saja di sini, jika ada yang mendekat kau bisa menembaknya. Aku akan masuk sendiri.”

“Apa Youngeun ada di dalam?”

“Jangan khawatirkan dia, kau harus mengawatirkan diri sendiri. Begitu kau melihat kami, cepat-cepat nyalakan mobilnya.”

Di sisi lain, Youngeun baru saja memasuki ruangan serba putih, di sana ada lelaki tua yang sama sekali tidak ia kenal. “Akhirnya aku bisa menemukan putrimu, Park Jin Hee!” Saebyeol tertawa sangat puas. “Kau ingin mengucapkan sesuatu sebelum mati?”

Jinhee sendiri tidak yakin apakah wanita yang sedang dipegangi oleh dua lelaki itu adalah putrinya. Sudah puluhan tahun ia tidak bertemu dengan Youngeun dan dibiarkan terkurung dalam ruangan gelap ini oleh Saeil dan sekarang oleh Saebyeol.

“Bawa mereka ke ruang brangkas! Kita akan tahu apakah yang ini asli, cukup dengan matanya saja brangkas berisi seluruh dunia akan terbuka.”

Youngeun mengikuti saja permainan yang dilakukan oleh Saebyeol, ia menunggu celah untuk menyerang balik. Lagian, Saebyeol salah jika membiarkan dirinya hanya dikhawal oleh dua lelaki saja dan membiarkan yang lain tetap di luar.

Sesampai mereka pada pintu terbuat dari baja dan beberapa alat canggih untuk membukanya. Youngeun dihadapkan ke arah monitor di depannya untuk mendeteksi matanya. Tak butuh proses lama program itu mengidentifikasi bahwa wanita itu adalah orang yang benar.

Jinhee hampir terjatuh lemas, otot-ototnya serasa tidak lagi berfungi, bahkan tulang-tulangnya tak mampu lagi menyangga tubuh. Ia melangkah mendekati Youngeun sembari menitihkan air mata. “Putriku!” Youngeun merasa aneh, ia tidak pernah bertemu sebelumnya.

“Akan kubiarkan dulu kalian bersama, sebelum bertemu dengan ajal.” Youngeun melirik, urat-urat dalam nadinya seolah mendidih, ia tidak bisa lagi menahan amarah.

Saebyeol memasuki ruangan, di sana tersusun rak-rak pembukuan bank dan serta asset milik Jinhee di berbagai negara. Jangan ragukan kekayaan Jinhee, pemilik perusahaan di berbagai bidang ini telah dinobatkan sebagai raja dari para raja pembisnis. Kala itu Saeil hanya berhasil merebut Crown Lelya, padahal asset yang dimiliki Jinhee tidak hanya itu saja. Badan intelijen negara pun bekerja sama dengan Youngae dan memanipulasi semua data-data keluarga serta menjaga sistem keamanan mereka termasuk Youngeun. Ketua di lembaga itu adalah salah satu kepercayaan Jinhee, pun merupakan sahabat terbaik Jinhee.

Di dalam brangkas raksasa yang sengaja dibuat untuk melindungi asset itu, Saebyeol tertawa puas. Sebentar lagi kekayaan di seluruh dunia ini akan menjadi miliknya.

Youngeun masih belum bisa berkata banyak, meski ia senang lantaran ayahnya masih hidup. Katanya juga, ibu panti asuhan adalah ibunya, tidak heran kenapa wanita itu begitu memperlakukannya dengan baik.

Youngeun melepas pelukan ayahnya, ia meregangkan otot leher dengan menggerakkan ke kanan dan ke kiri. Ia mendekat pada dua lelaki berpistol, lalu mulai mengamati meraka. Tangannya dibiarkan terangkat ke atas.

“Youngeun!” panggil Jinhee sembari menggeleng, Youngeun menoleh juga menunjukkan seutas senyuman.

Pergerakannya cepat sekali, Youngeun memegang kedua pistol dan mengeluarkan peluru dengan satu tangan. Ia tersenyum pada lelaki yang masih memegang pistol kemudian merebutnya.

Sempat terdengar satu tembakan, tetapi Youngeun berhasil mengarahkan pistol ke arah atas. “Kau butuh belajar lagi.” Wanita itu telah berhasil merebut pistol dan mengarahkan pada dua lelaki di depannya.

“Sejak kecil, bongkar pasang pistol adalah mainanku.” Youngeun tidak ingin membuang waktu, ia melepaskan dua peluru pada dua lekaki itu. Lalu menutup brangkas dan mengunci Saebyeol di dalam.

“Dunia yang akan kau kuasai, silakan nikmati.”

Di dalam brangkas besar itu Saebyeol berteriak-teriak, meminta agar dibukakan.

“Papa!” Untuk pertama kali Youngeun dapat memanggil seseorang dengan sebutan papa. Ia mengangguk lantas berlari diikuti ayahnya. Beberapa penjaga yang menyadari keanehan satu per satu berdatangan dan berhasil dilumpuhkan Youngeun.

Di sisi luar, Sangwoo berusaha menerobos masuk. Ia melumpuhkan musuh dengan sempurna tanpa cela. Sungguh, lelaki itu sangat terlatih.

Setelah ia berhasil memasuki tempat yang aneh itu, ia mulai menelusuri ruangan. Tak lama ia bertemu dengan Youngeun serta seorang lelaki.

Sangwoo melotot, membodohkan Youngeun yang bertingkah ngawur. “Jika tidak begini, tidak akan cepat selesai,” kata Youngeun terdengar enteng.

“Di mana?”

“Siapa? Si keparat Saebyeol? Sebenarnya kau sudah tahu, kan?” Sangwoo mengalihkan pandangan, ia memang sudah tahu. Namun, ia tidak bisa gegabah mengingat Jinhee masih berada di tangan lelaki itu. Jinhee berdeham seketika Sangwoo membungkukkan tubuh.

“Youngeun!” panggil Kaena sembari menodongkan sebuah pistol. “Kau membunuhnya?”

“Cha Kae Na!” Ia mendengkus, memang sudah lama Youngeun tahu jika Kaena tertarik pada boss di perusahaan tempat mereka bekerja. “Turunkan pistolmu!”

Kaena melepas pelatuk yang seketika membuat Sangwoo bergegas menarik ke pelukan untuk melindungi Youngeun. “Kakak!” kata Youngeun.

Kaena menjatuhkan pistol, ia tidak sengaja melepas pelatuknya. Segera Youngeun membawa Sangwoo pergi dengan bantuan ayahnya. “Di sana sudah ada yang menunggu,” ucap Sangwoo.

Tidak ada waktu, mereka langsung berjalan cepat menuju sebuah mobil dan setelah sampai betapa terkejutnya Youngeun saat mendapati Juno duduk di depan setir pengemudi.

“Juno!” ucap Youngeun.

~The End~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FlummoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang