(Y/n) melihat ke arah Jisung, tepat di mata Jisung yang indah, Jisung menangkup kedua pipi (y/n) dengan tangannya dan mengusapkan ibu jarinya hendak menghapus air mata (y/n). Akhirnya (y/n) berhenti menangis.
"Udah nangisnya? Gua ga tega liat lu nangis gini, mana (y/n) yang selalu kesel kalo gua ledekin? Mana (y/n) yang ceria?" tanya Jisung
Jisung melepas tangkupannya dan memeluk (y/n).
"Gua percaya sama lu, gua yakin bukan lu yang nyuri uang Chaewon" ucap Jisung "Lagian ngapain lu nyuri uang kan udah kaya masa nyuri" lanjutnya
"Gua ga kaya" ucap (y/n)
"Kaya tau" balas Jisung
"Masa iya?" "Iya, kaya monyet" "Jisung ih!" "Bercanda sayang" "Gombal mulu" "Biarin, abisnya lucu ngeliat pipi lu merah"
(Y/n) melotot mendengar perkataan Jisung, ia langsung menutup kedua pipinya dengan tangan.
"G-gak merah juga!" "Merah itu kayak tomat"
Cup!
"Jisungg!!" "Gemes"
Jisung tertawa melihat (y/n) yang kesal karena Jisung mencium pipi (y/n).
Jisung kurang ajar, jantung gua makin disko ini - (y/n)
"(Y/n)" "Apa"
(Y/n) menunjukkan mata sinisnya saat Jisung memanggil namanya.
"Jangan sinis gitu cantik, senyum aja senyum" ucap Jisung sembari menarik kedua sudut bibir (y/n) agar terbentuk wajah senyum
"Nah gini kan cantik, makin cantik maksudnya" "Gombal lagi gua pukul ya?" "Iya-iya nggak" "Sung gua lupa sekarang kan jam pelajaran" "Yang bilang lagi istirahat siapa?" "Ih Jisung serius" "Ya terus kenapa? Belum selesai rapatnya" "Lagi pada rapat? Kok gua ga tau" "Makanya jangan mikirin gua mulu"
