15. Winner

17 20 1
                                    

Kini para murid berpindah ke lapangan upacara yang cukup luas di SMA Sentosa Jaya untuk nenyaksikan acara archery. Para peserta sudah siap dengan alat-alat panahnya. Melati berdoa semoga ia bisa melakukan yang terbaik kali ini, meskipun ia baru latihan dua kali.

Kali ini acara archery di mulai oleh SMA Sentosa Jaya yang mana artinya Arsen dan Melati akan melesatkan panahnya terlebih dahulu ke papan panah. Arsen menarik napasnya panjang, kemudian menarik tali busurnya. Matanya membidik ke papan panah agar melesat tepat di tengah papan.

Tak disangka ternyata busur panah melesat di tengah papan tepat di angka 10. Seluruh murid SMA SenJa bersorak senang. Sekarang gantian Melati yang maju, Melati tampaknya gugup karena semua murid memperlihatkannya. Apalagi waktu latihan Melati sangat singkat.

Melati mencoba tenang agar busur panahnya melesat ke arah yang tepat. Melati menghitung mundur dalam hati, lalu melepas busur panahnya. Semua bersorak keras ketika melihat busur panah Melati menancap di tengah papan, di angka 10.

Melati sangat senang, sampai ia loncat-loncat. Hal tersebut tak luput dari pandangan Richo, bibir Richo terangkat ke atas melihat senyum bahagia Melati. Sederhananya saja, bahagia Richo terdapat dalam bahagia Melati.

Sekarang adalah babak final, dimana pemenang akan ditentukan. SMA SenJA sudah meraup score 40, 20 dari Melati dan 20 lagi dari Arsen. Sementara itu SMA Raja Sakti meraup score 39, 20 dari Melvin dan 19 dari Difa.

Melati menarik tali busurnya, matanya hanya fokus pada angka 10 di papan. Ia berdoa semoga bidikannya tepat sasaran dan tidak meleset. Dan ternyata doa Melati terkabulkan, busir panahnya menancap tepat di angka 10 lagi.

Sekarang giliran Arsen, di babak final ini Arsen tampak lebih santai dari sebelumnya. Saat ia membidik busur panahnya angin berhembus lambat. Tapi Arsen tetap fokus pada satu titik. Arsen melepas busur panahnya, seluruh murid SMA SenJa sudah tegang. Ketegangan mereka berhasil menjadi sorakan ketika busur panah Arsen menancap di angka 10. Richo dan yang lain bersorak sangat keras di barisan paling depan.

Perhitungan poin sudah dilakukan setelah dua peserta dari SMA Raja Sakti melesatkan busur panahnya ke papan. Poin terbanyak di raih oleh SMA Sentosa Jaya dengan perolehan score 60 sementara itu SMA Raja Sakti memperoleh score 57.

Sekarang ke-empat peserta dialihkan ke ruang aula dimana acara debat akan segera dimulai. Para juri sudah duduk dan bersiap memberi pertanyaan pada peserta.

Setiap peserta mendapat pertanyaan berbeda-beda dari para juri. Dan hanya bisa menjawab satu kali. Juri yang duduk di bangku paling kanan mengawali. "Baik kita akan mulai acara ini, pertanyaan yang akan diberikan bisa mengenai keluarga, sekolah, maupun lingkungan lain."

Pertanyaan di mulai dari peserta SMA Raja Sakti, yaitu Difa. "Apa visi dan misi kamu jika kamu menjadi ketua osis di sekolahmu?"

Difa menyalakan tombol mic-nya. "Jika saya menjadi ketua osis di sekolah saya, Visi saya adalah menjadi pelajar yang peduli terhadap pengembangan kualitas sumber daya manusia di bidang kerohanian, pengambdian masyarakat, pelajaran dan perkembangan teknologi terkini."

Juri mulai menilai tentang jawaban yang diberikan oleh Difa. "Lalu misi-nya?" Tanya juri yang duduk di tengah. Difa mengatur napasnya, meredam kegugupan yang tiba-tiba muncul. "Saya punya tiga misi, yang pertama adalah menyelenggarakan perlombaan yang mendidik. Kedua, menyelenggarakan kegiatan masa orientasi siswa yang jauh dari kesan bodoh. Ketiga, aktif belajar di media sosial seperti brainly, edmodo, dan quipper."

Melati mengangkat tangannya ke atas. "Sebentar judge, menurut saya poin nomor 3 agak kurang tepat. Seharusnya kita menanamkan nilai kerja sama pada diri para murid, jika belajar melalui media sosial nilai kerja sama mungkin perlahan-lahan akan luntur." Para juri tertegun dengan pendapat Melati. Bukan hanya para juri para penonton pun sama halnya.

Sweet FakboiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang