21.00
"Cas, lo tau ga anak osis cantik yang tadi jaga depan?"
"Yuqi?"
"Yaelah bucin akut, bukan itu lho yang dikuncir kuda"
"Kuncir kuda? Emng ada?"
"Serius nih gua cas ck" jengkel Bian, lucas memang seperti itu, ia tidak akan pernah puas menjahili Bian.
"Ahaha iya iya, dia bukan?" Tunjuk Lucas pada perempuan yang tengah asik duduk sambil membaca buku.
Bian mengangguk semangat.
"Lo tuh antara bego, apa cuma gasadar sih? Bestie ade lo tuh"
"HAH?! Kok gua baru tau sih?" Teriak Bian membuat orang orang disekeliling, melihatnya dengan tatapan aneh.
"Maaf ya mba, orangnya emang suka gitu, tuman" ujar Lucas sambil menatap Bian datar. "Bisa biasa aja gasih?" Ujar Lucas ternyata tadi ikut terkamjagiyah.
Bukannya jawab, Bian malah beranjak menuju kantin meninggalkan Lucas yang terkacangi.
"gitu ajah terus, ikhlas gua" Ujar Lucas sambil mengelus dadanya dramatis.
"WOI TUNGGU" Lucas berlari menyusul temannya dikantin."Kantin?"
"yoi, kantin"
"bentar lag-"
belum selesai Lucas dengan ucapannya, lengannya sudah diseret Bian.
"Halo adenya abang" Sapa Bian kepada Sekar yang sekarang tengah menatapnya jijik.
"Tumben lo? Ada maunya nih pasti" Ujar Sekar seketika bergidik karna panggilan abangnya.
"Lo katanya mau beli sat-
Bian menyenggol lucas untuk menyuruhnya diam. Lucas yang baru saja ingin marah diurungkan karna melihat perempuan yang duduk didepannya.
"Cas beliin sate gocap, nih duitnya" Ujar Bian sambil menyodorkan uang lima puluh ribuan.
"banyak amat? Lo mau traktir gua?"
"Iyadah, sekalian buat Ade gua sama temennya"
Lucas yang sadar keadaan langsung beranjak untuk memesan sate.
"Lo mau ngapain kesini?" Ujar Sekar sambil menodongkan garpu kearah wajah sang kakak.
"ebuset taro dulu itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Process | Mark Lee [21.00]
Teen FictionEverything has a process Cover by : Maharani Start : February 21.00