"WOI BOCAH PINKY, BANGUN." suara gedoran pintu yang brutal membuat Yuuji mengerang kesal.
"BERISIK, ASTAGA NII-CHAN INI MASIH JAM ENAM!!" Teriak Yuuji dengan lantangnya, ia memeloti jam yang berada di dinding. Mengapa sang kakak sungguh menyebalkan, rasanya Sukuna kalau tidak menjahilinya akan ada yang kurang.
"Si paman tua sudah datang menjemputmu." Yuuji mengerutkan keningnya, siapa paman tua?
"Huh?"
"Nanami, BakaYuu."
"Ya maaf, mana aku tau" dengus Yuuji, kemudian ia merapihkan tempat tidurnya yang berantakan dan menuju ke kamar mandi.
'tumben Nanamin menjemputku' pikir Yuuji dalam hati. Namun Yuuji tidak berpikir ada niat terselubung mengapa Nanami menjemput khusus untuk dirinya.
Ketika ia berdiri di cermin, Yuuji memandang mukanya yang masih tersisa wajah menangis. Matanya sembab karena sehabis Makan malam, ia menangis di kamar sendirian. Memikirkan bagaimana nanti ia di sekolah, menghadapi sahabat baiknya dan gurunya.
Saat ini ia tidak ingin melihat wajah Megumi, lebih baik menyendiri dulu di atap. Tapi ia yakin Kusigaki akan menanyakan mengapa mereka menjauh.
Ia menghela nafas kemudian mengambil handuk dan mandi.
Setelah 20 menit berlalu, ia turun ke bawah rumah. Ia bisa melihat Nanami sedang duduk di ruang tengah sambil membaca koran sedangkan Sukuna, ia meminum kopinya sembari melihat berita saham.
"Nii-chan, dimana kakek?"
"Sedang menyiram tanaman." Sukuna mendengus kemudian melanjutkan kegiatannya.
Yuuji menghela nafas kemudian menuju dapur, ia akan membuat sarapan dan bekal untuknya. Apa dia harus membuat bekal untuk Nanami atau kakaknya yah? Buat saja deh. Harus irit uang.
Yuuji kemudian memasak dengan senandung nyanyian random. Ia hari ini memasak nasi goreng Jam, untuk bekalnya ia akan membuat yang simple yaitu telur dadar gulung, sosis, Ayam bumbu yang ia buat dua hari yang lalu dan Jangan lupakan untuk nasi. Biasanya ia menghias bekal, namun karena waktu yang tidak cukup, ia tidak akan melakukannya.
Setelah selesai membuat sarapan dan bekal, ia menyuruh kakaknya untuk membantunya menaruh piring namun Sukuna tidak menanggapinya. Nanami yang melihap Yuuji kesusahan ditambah ingin marah, lantas membantunya.
"Ish Nii-chan, jadi orang kok melihara malasnya." Yuuji menyindir sambil mempoutkan bibirnya yang merah delima dan kissable.
"Bodo amat" gumam Sukuna yang mendengar ocehan Yuuji yang ngambek.
"Oho, ternyata sarapan sudah siap." Ujar Wasuke ketika memasuki ruang makan.
"Ayo kakek, makan dulu sebelum beraktivitas."
"Aww cucuku sangat perhatian, engga kek cucu yang pertama, tingkahnya sebelas dua belas seperti dedemit."
"Sialan, diam kau kakek tua." Sukuna protes mendengar ejekan kakeknya. Ia peduli kok dengan kakek, buktinya ia memimpin perusahaan keluarga Itadori menjadi lebih baik.
Yah tapi kan sifat Sukuna seperti iblis dan sering melawan kakeknya. Jadi pantas saja Wasuke sering membandingkan dengan Yuuji walau buat bahan bercandaan.
Kemudian mereka mulai makan dengan lahap. Masakan Yuuji tiada duanya, rasanya mirip masakan ibu mereka yang sudah meninggal 4 tahun yang lalu. Ada untungnya Yuuji sering membantu sang ibu ketika memasak, hingga segala urusan memasak, selalu ditangani oleh Yuuji.
Setelah sarapan, Yuuji memberikan bekal yang ia buat kepada Sukuna dan Nanami sebelum berangkat kerja.
"Ini buat Nii-chan, dan ini buat Nanamin." Yuuji memberikan bekal dengan bungkusan biru kepada Nanami dan bungkusan pink kepada Sukuna.

KAMU SEDANG MEMBACA
Move on
FanfictionItadori yuuji, omega lelaki bersurai merah muda menyukai Goju Satoru yang merupakan seorang guru di Jujutsu high school. Namun ketika ia menyatakan cinta, sang guru menolaknya. Padahal mereka sangat dekat dan saling menyayangi namun sepertinya ia s...