Pagi ini Doyoung membawa banyak barang. Ibunya baru saja pulang dari Jeju dan membawakannya oleh-oleh obat herbal. Ibunya berkata untuk membagi obat herbal tersebut kepada anggota kesiswaan lainnya karena sang ibu tau bahwa Doyoung sedang sibuk mengurusi suatu project kesiswaan yang akan diselenggarakan pada pertengahan tahun.
Doyoung melihat tas yang sangat familiar untuknya lalu mengejar pemilik tas tersebut dan menyapanya.
“hai Jungwoo. Ni buat kamu” ucap Doyoung sambil mencoba mengeluarkan isi dari box besar yang dibawanya.
Jungwoo yang penasaran dengan isi dari box itu segera menanyakannya pada Doyoung “apa itu hyung?”
“obat herbal”
“nih” ucapnya sambil memberikan satu botol pada Jungwoo.
“aku ambil 2 ya” tatapan Jungwoo belum berpaling dari box besar yang Doyoung buka.
“eh ambil 3 deh”
Doyoung hanya melihat Jungwoo sambil masih membiarkan Jungwoo untuk memilih “Iya gapapa. Kalo buat kamu gapapa”
Jam istirahat pun berbunyi. Siswa dan siswi bergegas untuk datang ke kantin untuk mengisi perutnya sambil bergosip ria. Lain halnya dengan Doyoung, ia memilih untuk mengunjungi ruang kesiswaan terlebih dahulu lalu ke kantin. Tetapi ditengah jalan menuju kantin, ia melihat Jungwoo sedang bersama dengan orang yang kemarin ia lihat di video yang ia tonton sambil meminum minuman herbal yang tadi pagi ia berikan kepada Jungwoo.
“nih Mark ayo cheers bareng” itulah yang sedikit Doyoung dengar.
“let’s get let’s get it”
Doyoung menghampiri kedua orang itu dan mengajak Jungwoo untuk ke kantin bersamanya tetapi respon Jungwoo sangat membuatnya sedih “ih hyung sanaan. Kita lagi mau cheers tapi ga sama hyung”
“cepetan ntar keburu jatoh” ucap Mark tanpa mengalihkan tatapannya ke botol yang Jungwoo pegang.
Doyoung tersenyum miris melihat pemandangan didepannya. Ia juga menyadari bahwa saat ini Jungwoo sedang memegang ponselnya keatas menandakan dirinya dan Mark yang sedang menggambil foto. Segera ia kembali ke kelasnya karena tidak bernafsu lagi untuk makan.
“Hah Jungwoo cuma suka sama Mark” ucapnya dengan suara kecil sambil meletakan tangannya sebagai bantal pada meja yang ia tiduri sebelum menelengkupkan tangannya pada meja tersebut.