part 2

31 4 0
                                    

Irfan  diminta Ical, teman mengajar ana  untuk mengajar anak-anak menggambar. Anak-anak sangat senang dengan guru gambar mereka, dan yang paling senang dari semuanya adalah ana . Di tempat itu Irfan  mengungkapkan rasa kehilangannya pada .

“ Hati Ana  sangat berbunga . Bahkan harta berharganya berupa buku dongeng “Jendral Pilik dan Pasukan Alit” ia berikan pada Keenan. Ironi sekali dengan yang diucapkan Irfan  di Sakola Alit, selang beberapa hari dari kejadian itu ana mendengar Irfan dan Wanda jadian. Benar- benar hancur hati ana. Terlebih ia juga harus putus dengan Ojos.

Jakarta, September 2001, hari itu ulang tahun Noni ke-20. Ia berencana memberi kalung medali emas yang bertuliskan “Sahabat Terbaik dan Terawet” untuk ana.




“Sayang sekali Ana yang tidak sanggup harus melihat Irfan  dan winda memutuskan untuk tidak hadir pada pesta itu. Berantakan sudah rencana Noni dan ulang tahunnya karena ketidak hadiran ana .........

Tidak hanya sampai itu saja kehancuran pesta itu. Di tempat lain winda  terlalu banyak minum alkohol hingga berdansa dengan lelaki lain. Irfan mengajak Winda ke kemar dan terjadi pertengkaran hebat.
“ Ia mengembalikan semua lukisan

Irfan ......
Irfan  merasa sakit hati yang luar biasa. Ia terlanjur membanggakan itu pada orang tuanya, bahkan ia terlanjur berhenti kuliah. Pemuda itu sangat putus asa, ia tidak mau lagi melukis dan lukisan yang dikembalikan oleh Winda ia kirim ke Ubud sebagai kenang- kenangan.


Irfan  menceritakan semua itu pada ana  di Sakolah Alit, namun semangat yang diberikan Ana  tidak ia hiraukan sedikit pun. Hingga suatu hari Bimo, teman kos lamanya mengantarkan surat untuknya.

impianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang