part 3

23 4 0
                                    

Surat itu berisi bahwa lukisan yang ia kirim ke Ubud telah terjual, dan di situ pak Wayan juga menyisipkan uang hasil penjualan itu. Semenjak hari itu ia langsung pergi ke Ubud bersama buku dongeng dari ana.

Di Ubud Irfan  mulai berkarya lagi. Setiap hari ia melukiskan kelanjutan kisah-kisah “Jenderal Pilik dan Pasukan Alit” dari buku Irfan .

“Lukisan pertamanya tentang dongeng tersebut laku seharga Rp6.000.000,00. Kali ini dua lukisannya laku Rp51.000.000,00 dan ia bertemu langsung dengan pembelinya. Selain Pak Wayan dan pembeli lukisan itu, Irfan  dapat satu teman lagi untuk menemaninya melukis setiap hari, dia adalah farel, keponakan Pak Wayan....

Hubungan Irfan  dan Farel  semakin erat. Sampai pada ulang tahun Farel, ia meminta pahatan karya Irfan yang sebenarnya spesial untuk Ana.



“Merasa putus asa pada Ana irfan  pun memberikan pahatan itu sebagai hadiah ulang tahun untuk Lundihe. Kedekatan itu tidak berhenti di situ. Sempat ana menyerah untuk melukis karena ia sudah tidak punya inspirasi, membuat buku  dongeng Ya  sudah habis. Walaupun demikian Lundihe tetap sabar dan memberi semangat kepada Irfan . ......
Melihat ketulusan Lundihe, hati Irfan terenyuh dan puncaknya ia menyatakan cintanya kepada lundihe. Mereka pun berpacaran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

impianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang