Two

124 27 0
                                    

Pada awal pagi lagi mereka sudah terpacak dekat depan pintu pejabat Park Jinyoung .

" MORNING PD-NIM ! " jerit Stray Kids masuk sahaja ke dalam ruangan pejabat Park Jinyoung


" Aigo Kamchagi— Yah. Kalau saya ada sakit jantung jangan tanya kenapa tak dapat gaji setiap bulan " Pd-nim memegang dadanya.


" Alah papa. Kitorang main-main je " Changbin ketawa kecil.


" Jadi, apa rancangan pd-nim sekarang? " Bangchan memandang Pd-nim dengan muka tanda tanyanya.


" Korang semua dah siapkan? Jom. Naik van yang saya tinggalkan dekat bawah tu " Park Jinyoung keluar dari bilik nya lalu masuk ke dalam lif



" Hyung. Kita nak pergi mana? " I.n memandang Woojin yang berada di sebelahnya.


" Hyung pun taktahu. Tengok je lah nanti " Woojin menggosok kepala I.n yang hanya membuat muka poutnya

Aww so cute


" Ni kira dapat gaji juga kan? " tanya Han bergurau.

" Mata duitan betul mamat ni " Seungmin menumbuk bahu Han dengan kuat sehinggakan satu lif dengar bunyi tulang Han.


" Auch " Minho yang melihat hanya membuat reaksi bosan.


" Ni kalau aku kentut dalam ni " Han menggosok punggung nya.


" Kau berani buat " Bangchan menepuk kepala Han perlahan.


" Sakit lah hyung " Han memuncungkan bibir

Pikir cute lah Hanif ?

Akhirnya sampai juga ke tingkat bawah dimana tempat park car berada.


" Ni ke van kitorang? " tanya Minho lalu memasuki van yang disediakan.

" Iya doang "

" Fuh maju Park Jinyoung kita " Changbin menggelakkan pd-nim yang baru sahaja menggunakan dialek indonesia


" Dah naik cepat. And then, kita gerak pergi destinasi kita " Stray Kids pun memasukkan barang-barang mereka ke dalam bonet van


Minho termenung ke luar tingkap . Seperti ada yang tidak kena. Sepucuk surat masih digenggam di tangannya .


Flashback

" Pakcik nak apa lagi ? " Minho mendesis apabila seorang pakcik 80-an asik mengekorinya dari tadi .



" Nak. Tolong terima surat ni nak " Pakcik tadi mengambil tangan Minho lalu menghulurkan sepucuk surat berwarna merah ke tangan Minho .



" Perlu ke saya terima surat ni ? " Minho menilik-nilik sampul yang berisi surat tersebut .




" Surat ni penting untuk keselamatan anak " pakcik tersebut memegang kaki Minho seperti merayu supaya Minho menerimanya.




" Pakcik bangun lah. Ye saya terima " Minho mengambil sampul tersebut lalu terus pergi ke arah keretanya.




" Haih benda apa lah ni " apabila kelibat Pakcik tadi hilang, Minho membuka surat tersebut di dalam keretanya.




Terserlah bahasa yang tidak diketahui olehnya .




" Buang masa " Minho terus membuang surat tersebut ke luar tingkap dan dibawa oleh angin.



Keesokan harinya....



Minho mengemas barangnya untuk di masukkan ke dalam bonet kereta. Tiba-tiba sepucuk surat terjatuh dari salah satu begnya dan ternyata surat tersebut ialah surat semalam yang baru sahaja dia buang.



Minho terus menyimpan ke dalam poketnya.




" Surat apa tu ? " Changbin yang ternampak terus mengambil surat yang terkeluar dari poket Minho .




" Taktahu " jawabnya tidak ambil peduli.



" Aik peliknya tulisan ni . Satu pun Bin tak faham . Nah lah " Changbin memberi semula surat tersebut kepada Minho.




" Simpan lah. Malas aku nak simpan " Minho terus masuk ke dalam perut kereta meninggalkan Changbin yang tercengang sambil memegang surat tersebut.


Semasa perjalanan ke gedung JYP, Minho terjumpa semula surat tersebut di dalam poketnya.




" Aik. Bukan Changbin pegang ke surat ni " desisinya pelik.


Minho masih menghiraukannya lalu disimpan ke dalam poketnya.



End Flashback

Dalam 30 minit kemudian, mereka sampai ke destinasi mereka.


" Wuaaa. Cantiknya tempat ni "

Sebuah villa yang sangat cantik permandangannya . Terletak di atas bukit hijau dan dikelilingi oleh hutan tebal .

❝ THE VILLA ❞ Where stories live. Discover now