The Book (2015)

14.

Sesosok menjulang tinggi dengan tubuh kurus yang perlahan membungkuk. Salah satu tangan panjangnya meraih ke depan, tangan panjang itu membantu sang mahluk untuk merangkak keluar dari dapur. Rambut hitam panjang yang berjuntaian jatuh tampak basah, helaian kain tipis berwarna putih kusam terlihat meneteskan air. Sosok itu mengangkat satu tangan panjangnya, menggerakkan setiap engsel sendinya dengan gerakkan patah-patah untuk menekuk.

Chimon mematung memandang sang mahluk, mahluk mengerikan. Bahkan lebih menyeramkan dari wanita penuh darah yang pernah menghancurkan dapurnya.
"Ini masih jam 7 malem anjing!" Teriakkan itu tampak kencang, kepala yang merunduk dengan juntaian rambut basah itu bergerak saat mendengar chimon. Kepala mahluk itu terangkat cepat seolah menatap chimon yang merasakan sekujur tubuhnya lemas. Tidak Ada satu orang pun yang keluar dari kamar mereka, tidak ada satupun suara di bangunan itu kecuali bunyi engsel tulang yang tampak kaku.

Krakkkk

Krakkkk

Itu bunyi tulang kedua tangan sosok tadi, bunyi mengilukan bagi siapa saja yang mendengarnya. Tubuh itu perlahan mendekat. Tetesan air terlihat membasahi setiap lantai dan jalan yang di laluinya. Jangan ditanya bagaimana keadaan wajah chimon, pemilik buku kutukkan yang sudah memucat seperti melihat ajal.

Semakin dekat

Dekat

GREP

Tangan itu mencekiknya. Tangan yang terasa seperti cengkraman besi, dingin juga kuat. Mencekiknya. Telapak tangan chimon yang menyentuh tangan panjang sang sosok tadi merasakan kekuatan dari tulang itu, dingin, dan basah. Air-air itu semakin membasahinya, aneh.

Aneh

Air itu semakin tinggi

"Mon?"

Panggilan yang dia dengar namun tidak cukup untuk menyentak tubuhnya bergerak, terlalu kaku untuk menoleh, terlalu kaku untuk bergerak sedikitpun. Hembusan nafasnya saja sudah tidak teratur-

Shit

"Woy babi! Bangun anjing! Lu asma? Chimon bangsat!"