"Ceritain malam pertama elu, Ed. Pasti panas, nih," tantang Agus sambil menuangkan cairan bening ke gelas kristal Edi.
Terdengar tawa dari ketiga temannya yang lain, yang sepertinya mendukung tantangan Agus.
"Enggak ada yang istimewa, Gus. Lu tahu sendiri, 'kan, gue sama istri gue udah pacaran dari lama. S*x bagi kami udah kayak makanan sehari-hari sejak sebelum nikah. Kalau ditanya malam pertama ngapain, ya, kaki istri gue mentang lebar-lebar, gue tusuk anunya sampe sama-sama puas, lalu tidur."
"Hah? Gitu doang? Ah, kagak asik lu, Ed," gerutu Randy yang kini menyesap cairan bening dari gelas kristalnya.
Lampu temaram dan hentakan nada musik membuat kaki Agus bergoyang-goyang mengikuti irama. "Serius gitu doang?" tanya Agus masih penasaran.
Edi tersenyum miring. "Sebenernya, enggak cuma gitu doang. Tapi janji, ya, elu pade kudu kunci mulut rapat-rapat. Ini rahasia."
Mereka serentak mencondongkan tubuh, merapat ke tengah meja.
"Selesai muasin istri gue, dia kelelahan, lalu ketiduran. Sedangkan gue mendadak horny lagi. Lu bayangin aja, masa malam pertama cuma dapet sekali? Apa bedanya sama malem-malem sebelumnya, coba?"
Mereka mengangguk-angguk, tapi masih tetap diam menunggu kelanjutan cerita Edi.
"Gue keluar kamer, nyari pelampiasan. Kebetulan, kamer kakak ipar gue sebelahan sama kamer pengantin kami, dan gue lihat kakak ipar cowok ketiduran di luar bareng sama mertua dan kerabat lainnya. Jadi, gue ngendap-endap masuk ke kamar kakak ipar, dan jackpot! Kakak ipar gue udah ready, cuy! Dia lagi mainin anunya sendirian! Kamernya agak gelap, gue langsung sosor aja, dia. Mungkin, awalnya dia ngira gue suaminya, makanya dia mau aja gue sosor. Eh, pas gue masuk lubang dia, dia diem, kayaknya sih baru nyadar. Dia bisik-bisik nanya, gue siapa? Gue jawab aja jujur, udah kepalang tanggung, lagi enak-enaknya baru nyelup. Mana punya dia sempit dan rapet banget, lagi. Berasa diremes-remes gue di dalemnya. Gue jawab sambil genjot dia. Awalnya, dia rada nolak gitu, tapi lama-lama dia keenakan juga. Goyangannya, beuh!"
"Duh, jadi ikutan horny gue," ucap Agus sambil mengelus-elus miliknya yang mulai bangun.
"Malem pertama gue emang enggak terlupakan, tapi bukan sama istri gue, sama kakak ipar gue. Yahahaha ...."
"Eh, kata lu, tadi lubang kakak ipar lu rapet banget, kan?" tanya Randy penasaran. "Pas balik lagi ngerasain punya bini lu, beda enggak?"
"Maksud dia, kakak ipar lu, bikin nagih enggak?" timpal Gary.
"Gini, lu pade pada makan nasi, 'kan?"
Mereka semua mengangguk, tapi tidak mengerti apa hubungan pertanyaan dengan jawaban Edi.
"Istri gue ibarat nasi, nah, kakak ipar gue itu ibarat bakso. Enak, tapi sesekali aja. Menu utama tetep istri gue, lah."
"Btw, lu nanya ke kakak ipar lu enggak, kenapa dia bisa sadar kalau lu bukan suami dia?" tanya Agus dengan cengiran lebar.
"Dia hapal ukuran suami dia, yang katanya cuma setengah dari punya gue."
"Pantesan masih rapet!" seru Burhan. "Gue jadi horny beneran, gue mau cari cewek dulu, ya. Siapa mau nitip?"
"Bawa aja lima, Han, kita semua kayaknya butuh," jawab Agus. Burhan mengangguk.
"Terus, berapa lama? Berapa kali lu main sama kakak ipar lu?"
"Gue ceritain selengkapnya aja, ya. Dengerin lu pade."
Mereka semua serentak mengangguk.
"Gini, jadi awalnya gue keluar kamer ke kulkas buat ambil minum, sambil niat cari sabun gitu buat nuntasin hasrat gue di kamar mandi. Eh, gue malah lihat kakak ipar cowok, mertua, dan kerabat lainnya pada ketiduran di sofa depan. Kebetulan, kakak ipar cewek dan bumer gue kagak ada. Dibanding bumer, gue mending milih kakak ipar, lah, yang masih fresh. Nah, selesai ambil minum, gue pelan-pelan masuk ke kamer kakak ipar, dan jackpot! Gue denger suara desahan dia. Posisi dia lagi nungging gitu, sambil tangannya gerak-gerak di belahan paha. Gila, sih. Meski agak gelap, tapi shape-nya masih kelihatan. Jantung gue dag-dig-der, gila! Tapi gue butuh pelampiasan. Nekat, gue deketin tu kakak ipar yang cantik dan bahenol. Gue peluk dia dari belakang, sambil gue remes-remes bukit kenyalnya yang ngegantung. Dia berbalik, langsung ngelucutin pakaian gue, ngelumat bibir gue. Dalam hati, gila ni cewek ganas juga. Dia langsung posisi nungging lagi, ya, gue masukin aja dia dari belakang, sempit, susah meski udah becek banget, kayak perawan aja.
Pas gue masuk, dia diem, lama dia diem. Gue juga diem. Dalam hati, mati! Gue ketahuan. Gue pikir dia bakalan teriak histeris, tapi kagak. Dia bisik-bisik nanyain siapa gue? Yaudah gue jawab sambil genjot pelan-pelan. Dia bisik-bisik lagi, kalau dia enggak mau s*x sama selain suaminya, tapi anehnya dia cuma omdo, badannya enggak nolak. Gue ladenin aja sambil genjot dia makin mantep. Enak banget rasanya kayak dijepit dan diremes-remes gitu di dalemnya.
Dia mulai ngos-ngosan, tuh. Tapi, dia masih berusaha nolak, dia bilang, dia enggak mau nyakitin hati suami dan adeknya. Tapi, bokongnya malah ikut goyang Nerima genjotan gue yang makin cepet. Uh, nikmat banget. Gue sengaja lepasin dia pas dia mau klimaks, eh, tangan gue malah ditariknya. Udah terlanjur, katanya. Kita selesaikan dulu yang ini sampe tuntas, tapi besok-besok jangan diulangi lagi.
Dikasih kesempatan gitu, gue bantai, cuk! Gue coblos tu lubang ampe melar. Gue ganti posisi dari atas, dari samping, dari bawah, dari depan, dari belakang, beuh, pas dia yang di atas, goyangannya kagak nahan ...."
"Njir! Mana si Burhan? Nyari cewek kagak dateng-dateng! Gue udah enggak tahan, nih," ucap Agus sambil mengocok miliknya sendiri dari balik celana bahan yang dipakainya.
"Gue juga," timpal yang lain, "udah tegang banget, nih."
"Entah gue maen berapa lama sama kakak ipar, tapi malem pertama gue, puas banget. Mantap!"
"Ladies, sila puaskan para tamu kita malam ini!" Burhan membawa lima gadis cantik ke ruangan VIP itu. Agus langsung menyambar salah satunya, merobek pakaian yang dikenakan gadis itu, lalu menidurkannya di atas sofa dan menindihnya. Erangan nikmat terdengar saling bersahut-sahutan. Bau alkohol bercampur dengan cairan mani dan keringat memenuhi ruangan erotis itu. Dari gerakan pelan hingga gerakan brutal yang membuat gadis-gadis menjerit nikmat.
"Ah! Aaah! Ah! Oooh! Uh! Uuhmh!"
Gary membalik gadisnya hingga terlentang, lalu menghunjamkan senjatanya ke dalam. Dia menggenjot dengan sangat pelan sambil menyesap bibir si gadis, menghayati rasa, merasakan nikmatnya jeruk jajanan luar.
Sedangkan Agus menusuk gadisnya dengan tusukan keras dan tajam hingga jeritan gadis itu terdengar paling keras. "AHHH! LAGI! YEAH! OHH!"
Dengan kecepatan tinggi, dia membenturkan miliknya, hingga berbunyi, "Plok! Plok! Plok!"
Sedangkan gadis di kursi Edi, hanya diam mengamati gadis lain dengan tatapan iri. Karena hanya Edi yang tak mau melepas pakaiannya, jadi gadis itu hanya mengelus-elus naga super besar yang tersembunyi di balik celana hitam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gosip Para Pria
AdventureWARNING! 21+ Lima pria yang dulunya merupakan teman SMP, kini berkumpul di sebuah meja bar. Setelah puluhan tahun tak pernah saling sapa, kini takdir mempertemukan mereka dalam acara reuni Akbar sekolah. Setelah puas bercengkrama saling melempar ca...