"Jangan lirik ke gue. Gue enggak punya cerita!" Garry mengibaskan sebelah tangannya sebelum menenggak sisa minuman dari gelasnya.
"Semua bakalan dapet giliran masing-masing, Gar. Cerita aja Napa?" oceh Burhan yang ditanggapi sorakan yang lain.
"Gue enggak ngalamin malem pertama, tapi siang pertama," ucap Garry sambil meringis.
"Gila! Langsung coblos setelah ucap sah?" tanggap Edi penasaran.
"Kagak! Jadi gini." Mereka semua menatap antusias menanti kelanjutan cerita Garry. "Malam pertama, gue sama bini masih belum saling jatuh cinta. Maklum, kita nikah karena dijodohin. Gue juga enggak napsu-napsu amat sama bini gue, dianya juga cuek, tomboy lagi. Malem pertama aja, dia tidur pake celana jeans, jaket hoodie, pokoknya pakaian lengkap yang susah dibuka." Garry terkekeh, teman-temannya menahan senyum.
"Terus, yang paling bikin gue shock, bini gue tidurnya ngorok, bro! Gila, udah mah, gue capek setengah mampus berdiri salam-salaman di pelaminan seharian, malemnya kagak bisa tidur karena suara ngoroknya kenceng banget. Gue sampe pake headset gede buat nyumpel telinga, bro! Baru bisa tidur."
Teman-temannya mulai terkekeh mendengar bagaimana kelakuan istri Garry yang tak ada jaim-jaimnya sama sekali.
"Lanjut, Gar." Agus melayangkan seringai lebar sambil menuangkan cairan dari botol ke dalam gelas Garry.
"Pagi harinya, bini gue masak. Dan, masakan dia asinnya na'uzubillah! Nyokap gue yang darting, langsung tereak pas pertama nyicipin masakan bini. Dia langsung minta gue beliin makanan dari luar. Pokoknya, semua yang ditunjukin sama bini gue itu, negatif semua. Kagak ada baik-baiknya sama sekali."
"Terus, bisanya lu ngerasain siang pertama, gimana ceritanya tuh, Ger?"
"Bentar dulu, gue entar juga cerita ke arah sana."
"Yang akhirnya jatuh cinta duluan siapa, Ger?" sambar Burhan dengan seringaian lebar.
"Nah! Itu poin pentingnya. Bini sama gue taruhan, siapa pun di antara kita yang jatuh cinta duluan, dia kalah. Dengan PD-nya gue terima. Gue enggak mungkin kalah, lah. Bini gue tuh, bukan tipe gue banget. Tapi, suatu hari, pas lagi makan gue enggak sengaja nelen biji asem. Gue kesel sampe hampir muntah. Gue lari ke kamar mandi, yang saat itu pintunya nutup tapi enggak kelinci. Pas gue buka, beuh! Bini gue lagi mandi, Bro! Bugil."
Teman-temannya menelan saliva.
"Payudaranya bulet, gede, kenceng, dan putih mulus. Perutnya rata, dan bokongnya ... beuh. Kenyal, empuk, dan enak buat dijadiin ganti guling." Garry terkekeh.
"Terus?"
"Bini gue kayaknya shock gitu lihat gue ngebuka pintu. Gue masuk aja ke kamar mandi, kunci pintu, lepas pakaian, ngaku kalah bentar, lalu sosor bibirnya yang dingin kenyal-kenyal itu."
"Ada perlawanan enggak?"
"Ya, awalnya dia rada ngedorong agak kayak nolak gitu, tapi tangan gue enggak diem, gue remas tu buletan depan belakang, dia langsung mendesah kenikmatan. Gue elus-elus pahanya, dia langsung belingsatan. Ya, gue buka kakinya, angkat bokongnya, lalu masukin milik gue ke dalamnya, genjot sambil berdiri."
"Uh, pasti enak banget. Bini lu masih perawan kagak?"
"Masih. Gue juga lakuin pelan-pelan, biar bini gue bisa menikmati siang pertamanya juga."
"Terusin kejadian di kamar mandinya."
"Ya, sejak saat itu tiap malem bini gue tidur enggak pake pakaian ribet lagi. Dia kadang cuma pake daster tipis tanpa daleman, kadang cuma pake handuk doang. Meski enggak pernah minta gituan, dia kayak sudah siap gitu nungguin gue pulang."
"Kalian ngelakuin tiap malem?"
"Yep! Kadang semalem dua sampe tiga kali." Garry meringis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gosip Para Pria
AdventureWARNING! 21+ Lima pria yang dulunya merupakan teman SMP, kini berkumpul di sebuah meja bar. Setelah puluhan tahun tak pernah saling sapa, kini takdir mempertemukan mereka dalam acara reuni Akbar sekolah. Setelah puas bercengkrama saling melempar ca...