2. Malam Pertama Agus

30.2K 177 1
                                    

Gadis-gadis itu sudah keluar, menyisakan mereka berlima yang kembali duduk melingkari meja.

"Barusan, gue udah cerita. Sekarang, giliran kalian!" ucap Edi sebelum menyesap cairan bening dari gelas kristalnya.

Mereka saling tatap satu sama lain, dan akhirnya Agus berdehem, membuat seluruh tatapan menyorot ke arahnya.

"Bini gue itu ... masih perawan, guys, dan gue juga masih perjaka pas awal nikah." Agus menggaruk bagian belakang kepala saat teman-teman di sekelilingnya menertawakan.

"Seriusan, lu masih perjaka?" tanya Burhan dan Gary hampir berbarengan.

"Eh, kagak percaya lu pada!" Agus melirik Edi dan Randy, berharap mereka percaya, tapi mereka hanya menggeleng. "Sialan, lu!" umpatnya.

Tawa menggema memenuhi meja itu.

"Enggak papa, ceritain aja," pinta Randy disertai anggukan yang lain.

"Karena gue belum punya pengalaman, bini gue juga sama nolnya, pas malem pertama, gue sama bini nyari referensi di internet. Kami baca artikel kesehatan hubungan suami istri, sampe nonton video bok*p buat lihat langsung gimana cara-caranya. Eh, ternyata mudah dan enak banget. Gue kira susah." Agus tertawa, sedangkan teman-temannya sudah terpingkal-pingkal, bahkan Gary sampai memukul-mukul meja.

"Lanjut, Gus," tantang Edi.

"Ya, pas lihat video bok*p itu, gue langsung horny, kayaknya bini gue juga. Kita enggak matiin tuh video, dan kita langsung praktek saat itu juga. Gila, nikmatnya tiada tara, men!"

"Bener, kenikmatan paling hakiki," timpal Randy.

"Awalnya gue antara tega dan enggak tega lihat bini kesakitan pas gue jebol keperawanannya. Eh, lama-lama desahannya jadi desahan nikmat juga.  Apalagi pas pantatnya udah mulai ikutan goyang nyambut tusukan senjata gue, gue jadi makin semangat nyoblos dia. Malem pertama, kita cuma satu gaya, sih. Misionaris doang. Gue takut bini gue kenapa-napa kalau dia kebanyakan gue genjot. Besok-besoknya, baru deh, kita nyobain gaya-gaya lain."

"Normal banget hidup lu, Gus." Edi kembali menyesap cairan bening dari gelas kristalnya, sedangkan di dalam pikirannya, kini tergambar jelas siluet adegan kakak ipar perempuan di atas kasur temaram, tanpa sehelai benang pun. Dia tengah terlentang dengan kedua kaki membuka lebar, jari tengahnya bergerak keluar masuk di celah pangkal paha, suara desahan tertahan sang kakak ipar terngiang-ngiang di telinganya.

"Hidup gue emang normal." Agus tersenyum sebelum menghisap puntung rokoknya.

"Setelah mahir pake gaya-gaya lain, sehari ganti gaya berapa kali, Gus?" tanya Randy penasaran.

"Tiga atau empat kali, ada." Agus terkekeh. "Gue sama bini sering mandi bareng, nah, pas mandi itu, gue sering banget nyuruh bini gue nungging pegangan di tembok, gue genjot dia dari belakang. Sekitaran lima menit, gue balik bini gue ngadep depan nyandar tembok, gue angkat kaki dia ke pinggang, gue genjot dari depan sampe kita berdua kedinginan. Baru pindah ke kasur, nyampe kasur kalau bini gue masih ada tenaga, dia yang bakalan genjot gue. Gue biarin dia di atas, manjain senjata gue sampe dia lemes, baru deh, gue balik posisi, hajar lagi dia sampe semua benih keluar."

"Kayaknya lama banget prosesnya," celetuk Gary.

"Emang lumayan lama. Kadang, bisa nyampe sejam baru kelar."

"Njir! Pasti bini lu puas banget." Semua pria itu terkekeh menyetujui umpatan Randy.

"Ya, cuma sama bini gue, gue bisa selama itu. Kalau sama cewek lain, gue biasa aja."

"Tapi, emang bini lu itu hot banget, Gus. Gue aja gemes lihat tonjolan-tonjolan bini lu, depan belakang bulet mantap." Gary memeragakan gerakan meremas-remas dengan kedua tangan.

"Bini gue emang aduhai. Nggak ada yang bisa ngalahin dia di servis ranjang," ucap Agus bangga.

"Boleh, lah, sekali-kali kita tuker-tukeran icip bini masing-masing, canda guys." Randy mengacungkan dua jari ke atas.

"Enggak canda, juga ayok aja, siapa takut?" sahut Gary. Burhan mengangguk-angguk sambil tersenyum.

"Tapi, kalau bini kita enggak mau gimana?" tanya Edi.

"Yaelah, Ed. Kita bisa pake metode elu," ucap Agus sambil menyesap cairan dari gelasnya.

"Metode yang mana?"

"Metode ngedeketin kakak ipar lu. Nih, misal gue mau nyicipin bini lu, lu kasih kunci rumah lu ke gue. Nanti, biar gue masuk ke kamer lu malem-nalem, pas bini lu udah tertidur. Dia pasti nyangka gue itu elu. Nah, pas dia nyadar, dia udah keenakan duluan, pasti bakalan ogah nolak gue kalau gue udah nyelupin barang gue ke dalam lubangnya."

Pria lainnya mengangguk-angguk mantap.

"Iya juga." Edi akhirnya setuju, mereka lalu membagi pasangan masing-masing dengan cara mengundinya dengan memutar botol.

"Kali ini, untuk istrinya Agus, siapa yang bisa nyicipin istrinya Agus?" Randy memutar botol, dan dia bersorak karena moncong botol tepat berhenti saat menunjuk dirinya sendiri. Pria lain hanya bisa melayangkan tatapan iri. Namun, mereka tetap semangat mencicipi istri teman lainnya.

Gosip Para PriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang