Gadis itu mendongakan kepalanya keatas, menatap sendu langit-langit yang sudah berubah gelap sejak 5 jam lalu.
ㅡkling!
Ada sebuah pesan masuk, memunculkan nama yang tak asing pada layar 6,5 inch di genggamanya. Gadis itu tersenyum tipis, ada rasa senang karena tahu bahwa masih ada orang yang peduli padanya.
Tapi bukan nama itu yang diharapkan oleh Taehyung.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Taehyung mematikan ponselnya lalu memasukanya kedalam tas.
“Hㅡhah!” Desahnya, lalu tersenyum kecut.
“Bodoh, sangat bodoh! untuk apa aku cemburu pada gadis sepertinya.”
Taehyung mengusak wajahnya kasar.
•••
ㅡceklek!
Taehyung berjalan masuk kedalam apartementnya, elempar tasnya kesembarang arah lalu mulai duduk di sofa berbulu miliknya.
“Darimana saja kau? Seokjin noona terus menanyakan kabarmu padaku, pabbo!” Ucap Jimin dengan nada datar, pemuda bantet itu berjalan mendekat kearah Taehyung dengan semangkuk sup daging dan segelas susu strawberry kesukaanya.
“Gumawo, Jim!” Ucapnya lalu menerima nampan yang diberikan oleh Jimin, “Wah, sup dagingnya enak juga. Beli dimana?”
Jimin merotasikan matanya malas.
“Kau belum menjawab pertanyaanku, Tae. Darimana saja kau sampai pulang larut begini hah?”
Taehyung yang sedang menikmati supnya pun lalu mendesah pelan.
“Biarkan aku menikmati makananku dulu Jiminie, perutku sangat lapar,” Gerutu gadis itu.
“Ck! habiskan makananmu lalu kita bicara setelah ini, Kim Taehyung.”
Jimin pun bangkit lalu pergi meninggalkan Taehyung sendiri di ruangtamu.
“Maafkan aku sudah membuatmu khawatir, Jiminie,” Ucap Taehyung, yeoja itu meraih tasnya, mengeluarkan ponsel pipih dari dalam sana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
