Ketika aku telah memutuskan untuk menulis ini, aku sedang ada di persimpangan jalan yang kalau boleh kuberi nama: menetap untuk yang kiri dan memulai untuk yang kanan
Aku tidak tahu harus memilah simpang yang mana
Ada banyak bingung yang tidak bisa aku hitung kalau kamu minta
Tuan,
Aku mencintaimu
Besarnya lebih besar dari apapun yang ada di semesta iniDan kamu tahu itu
Aku tidak pernah memaksa kamu untuk perasaan yang sama
Tapi, bukankah cinta tak akan pernah mengenal kata cukup sebelum kita berhasil mendapatkannya?Dan aku bukan orang yang mendapatkan itu...
Aku mau sekali melangkah ke kanan, tapi semua tentangmu menyuruh aku untuk pergi ke kiri
Sedang di simpang kiri itu cuma terlihat plakat bertajuk luka
Tak ada yang namanya bahagia di sana
Tak ada
Oh ayolah, mencintaimu haruskah sesedih dan senelangsa ini, Tuan?
Mungkin, memang sudah seharusnya aku memilih yang kanan, ya?
Dan memang benar, kanan lah jawaban yang paling tepat
Aku tersenyum, berusaha mengikhlaskan jalan kiri dengan menengoknya lagi
Bukan untuk kembali, tapi mengilas balik apa saja yang pernah aku alami di jalan itu
Jalan yang telah membuatku belajar bagaimana arti sabar perihal sesuatu yang memang bukan jadi kepunyaanku; meski aku telah berupaya sekuat mungkin untuk mendapatkannya...2 Maret 2021,
karya pertamaku di tahun ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bab-bab Perihal Kamu
Poetry[kumpulan] pu-i-si ialah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.