Waktu itu entah tepatnya kapan sebab aku sendiri tidak tahu jelasnya ia tumbuh, telah aku bukakan pintu hatiku lebar-lebar sebagaimana lebarnya perasaanku terhadapmu
Telah kubuka seikhlas-ikhlasnya pengharapanku atasmu yang aku sendiri pula tahu, bilamana pengharapan itu tak akan pernah dapat balasan, terlihat dari sorot matamu yang eloknya lebih elok ketimbang semesta dan seisinya itu, tak memandang daku sama seperti daku memandang dirimu
Bibirku selalu berkata tak akan meminta balasan itu, tapi hati yang lemah dan tiada daya ini berontak, sebab cinta yang menguar-nguar di dalamnya begitu dahsyat dari segala apa yang ada di dunia
Tak ada kekuatan yang dapat menenangkannya,
sekalipun diriku sendiri.Perempuan tidak tahu diri ini telah sadar atas apa yang dialaminya, tapi ia terus berusaha sekuat yang ia mampu
Ia terlalu yakin bahwa takdir akan balik merayunya nanti, mengasihaninya, menyambut keinginannya
Padahal dari sana pula patah yang ia terima besarnya melebihi dari yang ia sangka-sangkaJika memang dirimu tangguh akan keputusanmu, maka ku terima keputusan itu dalam kelapangan yang dipaksa-paksa
Sebab untuk apa pula pintu ini terus dibuka sedang seseorang yang telah kupersilahkan dengan segenap harap tak pula masuk jua
Oleh karenanya dari situ kututup pelan-pelan pintu yang sumpah demi Tuhan akan sulit lagi terbukaBiar aku sendiri dalam ratapku, dalam sedihku, dalam sengsaraku
Doa-doa yang selama ini memanjat akan kebaikan hatimu menyambut daku, esok akan berganti menjadi doa-doa yang insya allah memuliakanmu dalam bahagia19 maret, 1;46 AM,
ketika sedang gabut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bab-bab Perihal Kamu
Poetry[kumpulan] pu-i-si ialah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.