[ BL - QT ] Target Selalu Berpikir Aku Menyukainya!

Chapter 3.02

Ini Menyelesaikan Dendam Pribadi! (1)

Zhao Ze melihat ekspresi ketakutan dan air mata Kaisar Kecil, dan merasa terhina, berpikir bahwa orang ini terlalu tidak beradab.

Setelah memahami situasinya saat ini, Xiang Han menekankan dengan sungguh-sungguh, “K-kamu tidak dapat menemukan masalah bagi saudara kekaisaran. Z-Zhen yang membuat orang menemukan bukti-bukti itu, dan dekrit itu juga diperintahkan oleh Zhen. Kamu pemberontak, apapun itu, datang saja ke Zhen…”

Tatapan Zhao Ze menjadi gelap ketika dia diam-diam berpikir, mungkinkah bukti itu benar-benar terkait dengan Pangeran Liang?

Salah satunya adalah pangeran yang telah digulingkan enam tahun lalu karena ayahnya sementara yang lainnya adalah Kaisar Kecil yang baru saja bergabung dengan istana, tanpa peduli di dunia. Siapa yang harus dia pilih untuk dipercaya, Zhao Ze sudah memiliki jawaban di dalam hatinya.

Meskipun Pangeran Liang telah menyelamatkannya, dia tidak percaya alasan orang lain untuk "tidak tahan melihat kematian bawahan yang setia", dan sebaliknya, merasa bahwa dia memiliki motif tersembunyi.

Dalam plot aslinya, Zhao Ze tidak berhasil bertemu Kaisar Kecil dan sembilan generasi keluarganya dieksekusi. Oleh karena itu, meskipun dia tahu Pangeran Liang memiliki motifnya sendiri, dia tetap memilih untuk berjalan di jalan ini. Tetapi sekarang, karena keluarga Zhao masih memiliki kesempatan untuk pulih, dia secara alami memilih opsi yang berbeda.

Dia ingat ayahnya telah mengkritik Kaisar Kecil karena lemah dan tidak cocok untuk mengambil tanggung jawab yang besar. Pada akhirnya, Zhao Ze akhirnya memilih untuk mempertaruhkan orang ini. Setidaknya ... Kaisar Kecil tidak akan berani menipunya dan jauh lebih bisa dipercaya daripada Pangeran Liang.

Melihat Kaisar Kecil menatapnya dengan mata besar berair yang dipenuhi rasa takut, dia terdiam sesaat sebelum tiba-tiba berbicara, "Yang Mulia, apakah Anda ingin tahu siapa orang yang menyelamatkan saya?"

"Siapa?" Xiang Han langsung bertanya dengan waspada.

"Itu Pangeran Liang." Zhao Ze menatapnya, perlahan melontarkan setiap kata.

"Mustahil." Xiang Han menggelengkan kepalanya, “Kakak kaisar baru saja menyuruhku untuk segera menyingkirkan seluruh keluargamu kemarin. Mengapa dia diam-diam membantu Anda? ”

"Yang Mulia mungkin telah dibodohi olehnya," tatapan Zhao Ze menjadi gelap saat dia berkata. Melihat reaksi Kaisar Kecil yang tulus, dia melanjutkan, "Ketika Pangeran Liang menyelamatkanku, dia berkata dia tidak tahan melihat bawahan setianya dijebak sampai mati 'dan meyakinkanku untuk pergi ke barat laut ..."

"Mustahil. Jangan mencoba menimbulkan perselisihan antara Zhen dan perasaan persaudaraan saudara laki-laki Kekaisaran. Keluarga Zhao Anda sedang merencanakan pengkhianatan, buktinya meyakinkan. Jangan bilang kamu ingin Zhen meragukan saudara kekaisaran dan percaya kata-kata pengkhianat saja? " Xiang Han menggelengkan kepalanya, tidak mempercayai kata-katanya.

Zhao Ze merasa Kaisar Kecil memang bodoh. Tinggal di istana, dia masih percaya pada cinta persaudaraan. Bahkan jika dia akan dijual oleh Pangeran Liang, dia mungkin masih akan membantu orang lain menghitung uangnya.

Dia dengan muram melanjutkan, “Yang Mulia, Pangeran Liang selalu menyimpan dendam terhadap ayah saya terkait pengunduran dirinya. Kata-katanya tidak dapat dipercaya dan apa yang disebut bukti tidak dapat digunakan. Selama Yang Mulia mengirim orang-orang Anda untuk menyelidiki, Anda pasti dapat menemukan banyak hal yang tidak sesuai. ”

Ketika dia mengatakan ini, dia langsung berlutut dan menawarkan belatinya. Dia menundukkan kepalanya dan melanjutkan, “Ayahku sudah berumur lebih dari 50 tahun, tubuhnya sudah tidak sekuat dulu. Sebelumnya, dia sudah berencana untuk pensiun dari pengadilan, mengapa dia berpikir untuk memberontak? Penjahat ini bersedia menawarkan nyawanya untuk membuktikan kesetiaan saya. Di sisi lain, Pangeran Liang justru berani mengajukan bukti palsu di pengadilan. Dia sengaja berbohong dan menyesatkan Yang Mulia. Saat dia mengungkapkan ambisinya, saya khawatir Yang Mulia berada dalam bahaya. "