●Part 3●

552 59 25
                                    

Suara alam berbaur menjadi satu. Aroma laut dan kebebasan mengukir senyum di wajah ayu Luffy. Matanya terus menatap ke lautan luas yang kini tengah dijelajahinya.

Untuk orang yang pertama kali melakukan pelayaran, Luffy termasuk orang yang cukup kuat. Dikala beberapa awak menderita mabuk laut. Luffy terlihat sangat sehat, malah menikmati perjalanan dengan penuh suka cita.

"Bersenang-senang, Nona manis?!"

Luffy menoleh dan mandapati Ace, sang kakak tersenyum. Luffy membalas senyuman dengan anggukan. Dia lalu mengalihkan pandangannya kembali ke lautan lepas.

"Aku tidak menyangka berlayar begitu mengasyikkan, Niichan!"

"Aroma laut benar-benar membuat ketagihan!"

Ace terkekeh, kemudian mengusak lembut surai Luffy. Bukannya senang, Luffy malah mengerucutkan bibirnya--sebal.

"Apaan sih Niichan! Aku bukan anak kecil lagi tau!" protesnya kemudian menyilangkan kedua tangannya di dada.

Ace yang melihat Luffy mengerucutkan bibirnya dengan ekspresi sebal malah semakin mencubit kedua pipi gembul Luffy. Gemas sepertinya. Ketika keduanya tengah sibuk, dehaman kemudian terdengar menginterupsi keduanya.

"Jangan menggodanya seperti itu Ace! Bisa-bisa dia ngambek lalu menghabiskan seluruh persediaan makanan si kapal!"

Luffy semakin menggerutu sedang Ace semakin tertawa terbahak. Sabo datang lalu bergabung dengan keduanya.

"Sabo-nii bukannya membelaku malah mengejekku! Aku benci kalian!"

Ucapan Luffy dengan pipi yang semakin menggembung karena kesal malah makin membuat kedua kakaknya ingin menggodanya lebih. Tapi mereka kemudian saling menoleh dan mulai menahan tawa.

"Baiklah, baiklah! Kami akan berhenti mengejekmu!" Ucap Sabo kemudian mengelus pelan pucuk kepala Luffy.

"Aku akan memberikanmu daging panggang terlezat untuk makan malam nanti asal Luffy-chan berhenti marah!" Tawarnya lagi membuat senyum lima jari Luffy terbit.

"Baiklah, aku memaafkan kalian!" Ucapnya kemudian berloncat senang karena telah membayangkan daging panggang yang akan dimakannya.

Kedua kakaknya saling menolah lalu menggelengkan kepala--geli. Luffy memang gampang sekali merajuk tapi membujuknya juga sangat mudah. Apalagi kalau dia mendengar makanan terutama daging.

Ah, dasar Luffy!

♕ Catch Me If You Wanna ♕

"Kenapa harus Wano?"

"Supaya aku tidak perlu melihat Doflamingo lagi!"

Pria yang lebih tinggi dengan sebelah mata yang dihiasi gambar setengah matahari berwarna biru dengan bibir dihiasi lipstik merah memanjang menghela nafas berat. Dia menatap pria yang lebih muda darinya. Mata tajamnya memperlihatkan kesungguhan tanpa keraguan.

"Tapi akan susah mengurus kepindahannu kesana, terutama sekolah Law!"

"Aku sudah mengurusnya sendiri. Semua dokumen telah siap. Aku hanya tinggal berangkat kesana, Cora-san!"

Pria yang dipanggil Cora terkejut mendengar pengakuan Law. "Kapan kamu mengurusnya? Mengapa tidak bicara padaku terlebih dahulu?"

"Jika aku memberi tahu dirimu, bisa-bisa kau mengulur kepindahanku!" Ucap Law acuh tak acuh.

Cora kembali menghela nafas panjang dan berat. "Jadi tidak ada pilihan lain ya?"

Law mengangguk mantap. Cora mendengus kesal. Pada akhirnya dia tidak bisa menahan Law untuk lebih lama di Dressrosa.

"Kapan kamu akan berangkat?"

"Besok pagi!"

"Nani????"

"Secepat itu???? Kamu pasti bercanda!" tanya Cora terlonjak kaget.

"Tidak!"

"Aku bersungguh-sungguh!" ucap Law dengan wajah serius.

"Aku akan berangkat dengan teman-temanku!" ucapnya lagi membuat Cora panik.

"Aku belum menyiapkan apapun untukmu!" ucap Corazon kemudian menarik koper besar dan mulai berlari kesana kemari mengambil kotak p3k, beberapa helai baju serta kebutuhan lainnya.

Law hanya menghela nafas melihat kelakuan seseorang yang sudah dia anggap sebagai keluarga paling berarti baginya. Tapi sejujurnya dia sangat senang karena Corazon sangat peduli kepadanya, tidak seperti Doflamingo.

"Kapal!"

"Ya, kita belum menyiapkan kapal untukmu!"

"Tidak perlu Cora-san!"

Corazon menghentikan langkahnya yang hendak mengambil den den mushi untuk menghubungi salah satu rekannya. Dia kemudian menoleh kepada Law.

"Kapalnya telah siap! Aku hanya tinggal berangkat besok!"

Corazon kemudian memeluk Law. Dia tidak menyangka dia merasa tidak berguna karena Law telah mempersiapkan segalanya sendiri.

Ah, dia sungguh telah dewasa! Batin Corazon yang malah sesunggukan karena tidak rela ditinggal oleh seseorang yang sudah dia anggap sebagai adiknya.

"Jangan beritahu Doflamingo jika aku pergi, Cora-san." Ucap Law kemudian.

Corazon hanya menggangguk. Namun dalam hati merasa resah, alasan apa yang harus dia utarakan kepada Doffy?

"Berhati-hatilah disana! Jangan berbuat sesuatu yang dapat menimbulkan masalah." tutur Corazon diikuti anggukan Law.

"Aku pasti akan merindukanmu Law!" Imbuhnya lagi.

Law hanya tersenyum tipis. Sesungguhnya dia merasakan hal yang sama, namun sungguh dia tidak menuangkannya dengan kalimat sederhana. Dia tidak bisa berekspresi untuk menunjukkan perasaannya. Bagaimanapun usahanya dia hanya memasang wajah datar.

Tapi Corazon telah terbiasa. Dia sudah hapal bagaimana Law sesungguhnya. Dia memaklumi, dia memahami.

"Lebih baik kau istirahat sekarang. Aku akan membawakan makanan malam sebentar lagi."

Lawa hanya menurut. Corazon kemudian meninggalkan dirinya sendiri. Law kemudian menatap langit melalui jendela kamarnya. Dia tidak tahu petualangan apa yang akan dihadapinya. Tapi satu hal yang pasti, entah mengapa dia ingin sekali segera pergi ke tempat yang belum dia datangi itu. Ada perasaan jika dia akan menemukan sesuatu yang berharga ketika menginjakkan kakinya di tanah itu.

♕ TBC ♕

Hola! Akhirnya update lagi. Ada yang masih nunggu?
Semoga aja update kali ini tidak mengecewakan ya. Bye

Catch Me If You WannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang